oleh konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk dengan persepsi memiliki kualitas yang tinggi akan mempunyai reputasi yang baik.
4. Domain: yaitu menyangkut seberapa lebar scope dari suatu produk yang
mau menggunakan merek yang bersangkutan. Menurut Maulana 1999,hal.5 merek merupakan salah satu yang terpenting
dalam strategi pemasaran, oleh karena itu, merek harus dipilih secara hati-hati karena merek yang tepat dapat menambah peluang kesuksesan produk. Pada saat ini,
pelanggan tidak hanya melihat sesuatu produk dari kualitas dan harga tetapi juga melihat brand image citra merek yang melekat pada produk yang dikonsumsi.
Assael 1992, hal:153, mengatakan, “Image is total perception of the obyect that is formed by processing information from farios sources over time. Maksudnya,
image adalah keseluruhan persepsi atas objek yang diformulasi oleh pengolahan informasi dari berbagai sumber dalam waktu yang lama.
II.4.2. Pengertian image
Di dunia usaha dewasa ini, citra brand suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena secara tidak langsung citra turut mempengaruhi besar
kecilnya minat masyarakat dalam menggunakan produkjasa yang dihasilkan perusahaan. Beberapa pengertian citra image , diantaranya :
1. Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya yang di
pengaruhi oleh banyak faktor diluar faktor perusahaan Philip Kotler 2002 : 338.
Universitas Sumatera Utara
2. Citra adalah keseluruhan pesan yang di pikirkan dan yang di ketahui oleh
seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu hal Acker 2000 : 60 . 3.
Citra adalah total persepsi terhadap suatu obyek, yang di bentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu Sutisna 2001 : 83 .
4. Citra brand menurut American Marketing Association adalah: “The costumer
perception of a product with reality or actifity. Yang artinya: “persepsi konsumen mengenai produk perusahaan, merek, bisnis maupun perorangan dengan melihat
ada tidaknya kesesuaian dengan realitas maupun dengan kenyataan yang ada.
II.4.3. Pengertian brand image
Brand image dapat diartikan “the set of beliefs consumers hold about a particular brand” Kotler at al, 1999. hal.770. Maksudnya, “Brand image adalah sejumlah
kepercayaan yang dipegang oleh konsumen yang berkaitan dengan merek. Kepercayaan merek membangun citra merek atau brand image”. Setiap pelanggan
memiliki kesan tertentu terhadap suatu merek. Kesan dapat timbul setelah calon pelanggan melihat, mendengar, membaca atau merasakan sendiri merek produk baik
melalui televisi, radio, maupun media cetak. Brand image adalah persepsi pelanggan terhadap suatu merek yang
digambarkan melalui asosiasi merek yang ada dalam ingatan pelanggan sebagaimana yang dikatakan Keller, 1993.hal:3 “Brand image is perceptions about brand as
reflected by the brand association held in comsumen memory”. Menurut Kotler,
Universitas Sumatera Utara
Armstrong 2001:225, brand image adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu.
Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson yang dialihbahasakan oleh Husain
Umar 2000, 44 , mendefinisikan citra merek terdiri dari pengetahuan dan kepercayaan terhadap ciri merek, konsekwensi penggunaan merek, dan pemanfaatan
yang tepat, disamping evaluasi, perasaan dan emosi sehubungan dengan suatu merek. Berdasarkan konsep-konsep di atas dapat dirumuskan bahwa citra merek
merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu dan bagaimana konsumen memandang atau
mempunyai persepsi tertentu pada suatu merek. Citra adalah gambaran atau konsep tentang sesuatu. Dengan demikian citra itu ada, tapi tidak nyata atau tidak bisa
digambarkan secara fisik, karena citra hanya ada dalam pikiran. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi
dan pengolahan masa lalu terhadap merek itu. Konsumen akan melakukan pembelian terhadap suatu produk apabila
memiliki citra atau persepsi yang positif terhadap merek tersebut. Oleh karena itu, kegunaan utama dari iklan diantaranya adalah membangun citra yang positif terhadap
merek. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard yang dialihbahaskan oleh Budiyanto 2001, 373 Brand Image citra merek memilki tiga komponen yaitu
1. Karateristik produk suatu merek yang dikenali oleh konsumen. 2. Manfaat yang diterima oleh konsumen dan suatu merek.
Universitas Sumatera Utara
3. Keyakinan konsumen mengenai kualitas produk dan suatu merek. Dari konsep-konsep di atas dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan
pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tertentu, dan bagaimana konsumen memandang suatu merek.
Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang bersangkutan dikemudian hari, sedangkan bagi produsen brand image
yang baik akan menghambat kegiatan pemasaran pemasaran pesaing. Ahli-ahli juga menyatakan citra merek adalah bagaimana masyarakat
mangartikan tanda-tanda yang disampaikan oleh merek melalui produk-produk dan pelaksanaan komunikasinya, atau dengan kata lain citra adalah reputasi, sedangkan
identitas merek adalah aspirasional; bagaimana merek tersebut akan diterima dalam benak konsumen, yang akan dilakukan melalui produk-produknya dan pelaksanaan
komunkasinya tadi. bahwa brand image ada pada konsumen sebagai penerimanya terhadap suatu merek disebabkan oleh produk-produk atau proses komunikasi yaitu
identitas merek yang dilakukan perusahaan sebagai pihak pengirim pesan. Agar brand image dapat terbentuk sesuai atau mendekati brand identity yang
diharapakan perusahaan, maka perusahaan sebagai produsen harus mampu memahami dan mengeksploitasi unsur-unsur yang membentuk suatu merek menjadi
merek yang memiliki citra yang baik. Brand image ini diharapkan dapat menghasilkan suatu kualitas yang penting
menurut persepsi konsumen. Inilah yang disebut dengan received quality. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
harus didukung oleh kenyataan yang bukan sekedar hal yang di komunikasikan tanpa adanya bukti.
Bila pada mulanya sebuah merek hanyalah sebuah nama, logo, atau symbol, tetapi dengan persaingan yang tajam, sebuah merek harus memperjuangkan
awarenesnya yang memiliki empat tingkatan, yaitu top of mind, brand recall, brand recognation dan unrecognation brand. Selanjutnya merek harus diusahakan agar
memiliki citra yang positif dan dipersepsikan sebagai merek ynag memiliki kualitas keseluruhan menurut criteria konsumen. Pada akhirnya sebuah merek baru dikatakan
mempunyai ekuitas yang kuat bila dapat merebut loyalitas dari pelanggannya. Adapun yang dimaksud dengan ”brand assosiation adalah anythink linked in
memory to a brand”. Maksudnya, asosiasi merek adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ingatan seseorang mengenai merek Anker. 1991. p.199.
asosiasi yang terjalin dalam sebuah merek dapat membantu proses mengingat kembali informasi yang berkaitan dengan produk. Maksudnya, khususnya selama
proses pembuatan keputusan untuk membeli sehingga adanya asosiasi tersebut akan menimbulkan perasaan yang berbeda dibenak pelanggan dibanding produk pesaing.
Antara asosiasi merek dengan brand image terdapat hubungan yang saling terkait. Asosiasi yang terjalin pada suatu merek dapat membentuk brand image
www.repository usu.ac.id. Brand image diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu atributtes, benefit,
dan brand attitudes, yang dapat dijelaskan sebagai berikut Keller, 1993.hal: 3:
Universitas Sumatera Utara
1. Atributtes Atributtes merupakan suatu bentuk deskriptif yang memberikan karakteristik pada
produk dan layanan. Berdasarkan hubungannya dengan produk dapat dibedakan menjadi atribut yang berkaitan dengan produk dan atribut yang tidak berkaitan
dengan produk. Atribut yang berkaitan dengan produk membentuk fungsi produk atau layanan. Sedangkan atribut yang tidak berkaitan dengan produk berhubungan
dengan pembelian dan konsumsi. Seperti harga, kemasan, informasi, penampilan produk, tipe orang yang menggunakan dan situasi penggunaan.
Tidak semua komponen atribut dijadikan sebagai andalan selling point, karena tidak semua atribut diingat oleh konsumen, jadi atribut yang di tonjolakan oleh
produsen cukup satu atau beberapa saja yang di jadikan salient atribut dari suatu produk Bilson Simamora:32.
2. Benefit Benefit merupakan suatu penilaian pribadi konsumen terhadap atribut produk atau
layanan. Manfaat ini dibedakan menjadi tiga yaitu: a. Manfaat fungsional, manfaat fungsional merupakan keuntungan intrinsik dari
pemakaian produk dan jasa, biasanya berkaitan dengan atribut akan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
b. Manfaat yang dialami, manfaat yang dialami berkaitan dengan apa yang dirasakan pada saat menggunakan produk atau jasa.
Universitas Sumatera Utara
c. Manfaat simbolis, manfaat simbolis berhubungan dengan atribut yang tidak berkaitan dengan produk serta berhubungan dengan kebutuhan mendasar untuk
masyarakat. 3. Brand Attitudes
Brand Attitudes berkaitan dengan evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh terhadap suatu merek dan membentuk dasar yang digunakan konsumen dalam
keputusan dan prilakunya. Objek yang dievaluasi oleh konsumen adalah pada persepsi konsumen akan kemampuan merek untuk memenuhi kebutuhan
konsumen Rossiter Percy, 1998. Evaluasi yang menyeluruh akan menghasilkan pemikiran dan perasaan yang
berbeda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya. Evaluasi terhadap merek diaktivasi oleh kesesuaian antara merek dengan konsep. Brand image
yang positif dapat diukur melalui tanggapan konsumen tentang asosiasi merek. Perkembangan suatu citra melalui iklan terkait dengan pemberian identitas
khusus atau personalitas bagi suatu merek. Hal ini penting bagi merek-merek yang berkompetisi dalam kategori produk dimana secara relatif terdapat sedikit
differensiasi fisik dan seluruh merek relatif homogen. Iklan citra merek brand image bisa juga digambarkan sebagai
transformational. Periklanan transformational transformational advertising berhubungan dengan pengalaman atas penggunaan suatu merek yang diiklankan
dengan serangkaian karakteristik psikologis yang unik, yang tidak akan diasosiasikan secara khas dengan pengalaman merek untuk derajat yang sama tanpa terpaan iklan.
Universitas Sumatera Utara
Iklan-iklan transformasional mengandung dua karakteristik yaitu: 1. Iklan-iklan tersebut membuat pengalaman pemanfaatan merek menjadi lebih kaya,
lebih hangat, lebih menyenagkan atau lebih bisa dinikmati dibandingkan kasus yang semata-mata berdasar pada uraian tujuan dari merek.
2. Iklan-iklan tersebut menghubungkan pengalaman pemanfaatan merek begitu ketat dengan pengalaman iklan sehingga konsumen tidak akan dapat mengingat merek
tanpa mengingat kembali pengalaman iklan Terence A shimp:459.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel
berhubungan dengan variasi-variasi pada variabel lain Rakhmat, 2008:27 Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan linier yaitu
hubungan timbal balik antara kedua variabel tersebut. Selain itu, metode korelasional juga digunakan untuk mengukur hubungan diantara berbagai variabel, untuk
meramalkan variabel tak bebas, dan untuk meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental Rakhmat, 2008:31..
III.2. Waktu dan Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2011. lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Jalan
Dr. A Sofyan No.1, kampus USU, Medan, Sumatera Utara.
III.3. Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, peristiwa-
Universitas Sumatera Utara
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian Nawawi, 2003:141.
Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa jurusan Komunikasi angkatan 2009-2010 baik reguler maupun ekstensi di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Jumlah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009 dan 2010 di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara mencapai 372 mahasiswa Kasubag FISIP USU, 2009- 2010, yang terbagi di dalam dua program studi yaitu ekstensi dan reguler.
Tabel No: 2
Tabel Jumlah Populasi
NO Program Studi
Angkatan Jumlah
1 Reguler
2009 125
2 Reguler
2010 141
3 Ekstensi
2009 69
4
Ekstensi 2010
37
Jumlah Total
372
Sumber: bagian pendidikan FISIP USU
III.3.2. Sampel
Secara sederhana sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian, atau juga bisa diartikan
Universitas Sumatera Utara
sebagai sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Menurut Nawawi 1995: 44 sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan
cara-cara tertentu. Menurut Arikunto 1993:107 bahwa apabila jumlah populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mengamati seluruh yang ada pada populasi tersebut, maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi tersebut dan pengambilan sampel
dari populasi harus benar-benar mewakili. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan cara multistage
sampling. Maksud dari pengambilan sampel secara multistage sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dalam dua atau lebih tahap.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto menyatakan: “Apabila subyeknya
kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika jumlah subyek besar maka diambil 10-15, atau 20-25 atau lebih”.51. Dalam
penelitian ini penulis mengambil 10 dari 372 jumlah mahasiswa, yaitu 79 orang. Adapun teknik pengambilan sampel sejumlah 79 orang tersebut menggunakan teknik
sratified proporsional random sampling dengan memperhatikan proporsi jumlah populasi pada masing-masing angkatan. Setelah itu digunakan setelah itu untuk
mencari 76 mahasiswa yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sistematikal random, tujuan utamanya adalah agar semua
populasi terwakili. Maka dari hasil perhitungan menurut teknik yang telah dijelaskan
Universitas Sumatera Utara
diatas, maka dapat diketahui jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebesar 79 mahasiswa.
III.3.3. Teknik Penarikan Sampel
Selanjutnya, untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel agar sampel dianggap representative maka dalam penarikan sampel digunakan rumus
teknik Stratified Proporsional Randon Sampling. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap
dipilih sebagai sampel dengan rumus:
N xn
n n
1
=
Keterangan: n = sampel
n
1
= Jumlah populasi n = Total populasi
Universitas Sumatera Utara
Tabel No: 3
Stratified Proporsional Random Sampling
Program studi Angkatan
Populasi Penarikan sampel
Jumlah
Reguler 2009
125 125 x 79
372 26
Reguler 2010
141 141 x 79
372
30
Ekstensi 2009
69 69 x 79
372 15
Ekstensi 2010
37 37 x 79
372 8
Jumlah 372
79
Untuk penarikan sampel, dilakukan secara sistematikal random yaitu melalui kerangka sampling atau daftar nama dan nomor urut mahasiswa, dan untuk
sampel pertama yaitu untuk reguler angkatan 2009 terpilih mahasiswa dengan nomor urut 4, untuk selanjutnya di ambil setiap kelipatan empat diambil satu sampel. Dalam
hal ini akan diambil nomor 4, 8, 12,... dan seterusnya sampai didapatkan sebanyak 26 mahasiswa yang akan diberikan kuesioner. Dan begitu juga seterusnya untuk
mengambi sampel pada angkatan lainya, dimana dalam hal ini di peroleh untuk reguler angkatan 2010 terpilih mahasiswa dengan nomor urut 3, untuk selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
diambil setiap kelipatan tiga satu sampel. Dalam hal ini akan diambil nomor 3, 6, 9,... dan seterusnya sampai didapatkan sebanyak 30 mahasiswa.
Mahasiswa program ekstensi angkatan 2009 terpilih mahasiswa dengan nomor urut 5, untuk selanjutnya diambil setiap kelipatan lima diambil satu sampel.
Dalam hal ini akan diambil nomor 5, 10, 15,... dan seterusnya sampai didapatkan 15 mahasiswa, dan untuk program ekstensi 2010 terpilih mahasiswa dengan nomor urut
7, untuk selanjutnya diambil setiap kelipatan tujuh diambil satu sampel. Dalam hal ini akan diambil nomor 7, 14, 21,... dan seterusnya sampai didapatkan 8 mahasiswa.
Jumlah sampel yang diperoleh dari cara penarikan sampel secara acak sederhana yang berjumlah 79 mahasiswa tersebut yang nantinya akan diberikan kuesioner penelitian.
III.3.4. Teknik pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
a. Penelitian Lapangan Field Research
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data di lapangan meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui
kuesioner, yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden Nawawi,
1995:117. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa FISIP USU Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009-2010 yang
terpilih menjadi sampel.
Universitas Sumatera Utara
b. Penelitian Kepustakaan Library Research Dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur
dan sumber bacaan yang relevan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, internet dan sebagainya.
III.3.5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995:263. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa, yaitu: 1.
Analisa Tabel tunggal Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel
penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri
dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:226.
2. Analisis tabel Silang Merupakan analisa yang digunakan untuk mengetahui variabel yang satu
memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 1995:273.
3. Uji Hipotesis Adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan
dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara kedua
Universitas Sumatera Utara
variabel yang dikorelasikan dalam penelitian digunakan Koefisien Korelasi Tata Jenjang Rank Order Correlatio Coeficient oleh Spearman.
Spearman Rho Coeficient menunjukkan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui sebaran datanya. Koefisien korelasi non parameteril ini
digunakan untuk menghitung dua variabel dimana data dibuat dalam ranking, dari ranking terkecil sampai ranking terbesar. Rumus untuk koefisien korelasinya adalah:
1 6
1
2 2
− −
− =
∑
N N
d Rho
Krisyantono, 2006:174 Keterangan:
RS Rho = Koefisien korelasi rank-order Angka 1 = Bilangan konstan
6 = bilangan konstan
D = Perbedaan antara pasangan jenjang
Σ = Sigma atau jumlah
N = Jumlah individu dalam sampel
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika
probabilitas sig 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas sig 0,05 maka Ho ditolak
Jika nilai r
s
0 mendekati 1 maka hubungan antara dua variabel positif.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, jika n 0, digunakan rumus t
test
pada tingkat signifikasi 0,05 sebagai berikut:
2
1 2
r n
t −
− =
Kristanto, 2006:175 Keterangan :
t = nilai t
hitung
Rs rho = nilai koefisien korelasi n
= jumlah sampel jika t
hitung
t
tabel
, maka Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
, maka Ho diterima Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala
Gilford Rakhmat, 2008:29. 0, 20
: Hubungannya rendah sekali, lemah sekali 0,20 - 0,40
: Hubungannya rendah tapi pasti 0,41- 0,70
: hubungan yang cukup berarti 0,71- 0,90
: Hubungan yang tinggi dan kuat 90
: Hubungan sangat tinggi
Universitas Sumatera Utara
III.4. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik FISIP Universitas Sumatera Utara USU, Jalan Dr. A Sofyan No.1 Medan, Sumatera Utara.
III.4.1. Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.
Fakultas ilmu Sosial dan Politik merupakan salah satu dari fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara, dan merupakan fakultas ke sembilan di lingkungan
Universitas Sumatera Utara. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik berada pada jalan Dr. A Sofyan No.1. pada awal pendiriannya 1980, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat yang dicangkokkan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa sebanyak 75 orang dan kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus
1980 yang pembukanya diresmikan oleh Rektor USU Prof.Dr.A.P. Parlindungan, SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU pada sore hari. Walaupun Ilmu
Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di fakultas Hukum, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak pernah dilaksanankan di
fakultas Hukum. Kegiatan perkuliahan dilaksanakan disalah satu ruangan BAAK USU di samping gedung perpustakaan USU yang saat ini merupakan tempat kegiatan
Administrasi Fakultas Sastra USU. Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-ilmu Sosial IIS. Baru pada tahun 1982
jurusan Ilmu-ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan gedung perkuliahan Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0535083 tahun 1893 tentang jenis dan
jumlah jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara.
III.4.2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU dan Perkembangannya.
Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan
Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535083 tentang jenis dan jumlah fakultad di lingkungan USU, disebutksn bahwa
fisip USU terdiri dari lima jurusan yaitu: 1.
Jurusan Ilmu Administrasi 2.
Jurusan Ilmu komunikasi 3.
Jurusan Ilmu Kesejahteraaan sosial 4.
Jurusan Sosiologi 5.
Jurusan Antropologi Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara
bertahap. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah pengajar dosen yang ada, dan
terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama kali dibuka adalah Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu
Komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Pemilihan jurusan oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dilakukan pada semester VII. Keadaan ini berlangsung
sampai pada tahun ajaran 19861987, baru pada tahun ajaran 19871988 pemilihan jurusan dilakukan langsung pada saat calon mahasiswa mendaftarkan diri pada
SIPENMARU.
Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983, Drs. M. Adham Nasution yang sebelumnya adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang pertama berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 77121C.I83 dengan masa periode 1983-1986. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para
pembantunya yaitu sebagai berikut: 1. Pembantu Dekan I
: Dra Arnita Zainuddin 2. Pembantu Dekan II
: Dr. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III
: Drs. Arifin siregar Pada tahun 1983 berdasaarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 4K. Tahun 1983 Drs. Adham Nasution diangkat sebagai Guru Besar pertama pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi P3T di USU, maka pada Tahun 1984 gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara telah selesai dibangun di Jalan Dr. A. Sofyan No 1 Kampus USU. Dengan selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu
Universitas Sumatera Utara
kegiatan perkuliahan maupun kegiatan administrasi yang menunjang pendidikan dan pengajaran dipindahkan ke gedung baru tersebut.
Kemudian pada Tahun Akademik 19861987, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara menambah dua lagi jurusan yaitu Jurusan
Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan Antropologi yang diterima adalah mahasiswa pindahan dari Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor 163PT05SKQ.86 tanggal 14 Mei 1986.
Dalam perpindahan ini, semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan yang terdaftar di Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
dipindahkan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, kecuali mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti kegiatan
perkuliahan pada semester VIII, mereka tetap mengikuti perkuliahan di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sampai selesai masa pendidikannya.
Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 20012002 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara menambah jurusan yang baru yaitu
Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 2809DT2001 dibukalah jurusan tersebut.
Melalui rapat Senat tanggal 25 April 2001 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara membuka program baru yaitu program Ekstension
pada Jurusan Ilmu Komunikasi dan Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Jurusan Antropologi. Dari ketiga jurusan diusulkan ternyata program yang disetujui oleh
Universitas Sumatera Utara
Rektor Universitas Sumatera Utara adalah Program Ekstension pada Jurusan Ilmu Komunikasi dan Ilmu Administrasi Negara.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa baru tersebut yaitu telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang Program Diploma III dan
memiliki angka kredit 110 SKS. Pada tahun pertama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara menerima mahasiswa Program Ekstension sebanyak 96 orang terdiri dari 68 orang Jurusan Ilmu Komunikasi dan 28 orang Jurusan Ilmu Administrasi
Negara. Kemudian pada Tahun 2009 dibuka Program Studi Ilmu Administrasi Niaga
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan jumlah mahasiswa angkatan pertama sebanyak 159 orangm St. Dengan demikian terdapat 7
Program Studi S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yaitu:
1. Program Studi Ilmu Komunikasi
2. Program Studi Ilmu Administrasi negara
3. Program Studi Sosiologi
4. Program Studi Antropologi
5. Program Studi Ilmu kesejahteraan Masyarakat
6. Program Studi Ilmu Politik
7. Program Studi Ilmu Administrasi Negara.
Universitas Sumatera Utara
III.4.3.Visi, Misi dan Tujuan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik