23 Jadi secara garis besar dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah role
playing meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Langkah terakhir
yaitu evaluasi bertujuan untuk mengoreksi kesalahan dan memeperbaiki kekurangan untuk perbaikan berikutnya. Langkah-langkah role playing dalam
penelitian ini merupakan kombinasi dari langkah-langkah tersebut di atas.
4. Kelebihan Role Playing
Zuhairini, dkk 1993:89 mengemukakan bahwa role playing ini dapat digunakan untuk semua jenis usia. Selain itu metode bermain peran ini juga
memiliki kelebihan dalam penggunaannya seperti : a.
Untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang b.
Untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan
c. Sebagai bekal pengalaman bagi siswa ketika akan terjun ke masyarakat
d. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri yang ada dalam diri siswa, yang
tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-angsur hilang, menjadi
terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
e. Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilki oleh siswa.
f. Metode ini akan menarik perhatian siswa, sehingga dengan begitu
suasana di dalam kelas akan menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Walaupun
metode ini
memilki banyak
kelebihan dalam
penggunaannya, namun metode ini juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
a. Memerlukan persiapan yang teliti dan matang.
b. Kadang-kadang siswa tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena
malu dan takut. c.
Kita tidak dapat mengambil kesimpulan jika pelaksanaan dramatisasi itu gagal
d. Metode ini memakan waktu yang cukup banyak.
C. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
Hal penting yang harus dilakukan seorang guru adalah mengetahui karakteristik siswa sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas.
24 Dengan demikian karena guru dapat mengetahui kemampuan anak dalam
menerima materi pelajaran yang akan disampaikan. Salah satu karakteristik siswa yang perlu diketahui adalah perkembangan siswa itu sendiri. Menurut
Utami Munandar 1985: 15 bahwa anak usia SD dibagi menjadi dua fase yaitu:
1 Masa kelas rendah SD 6-9 tahun dengan ciri-cirinya:
a Terdapat korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dengan
prestasi sekolah. b
Sikap tunduk pada peraturan permainan tradisional c
Ada kecenderungan memuji diri sendiri d
Suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain kalau hal itu menguntungkan
2 Masa kelas tinggi 10-1213 tahun dengan ciri-ciri:
a Minat pada kehidupan praktis konkret sehari-hari
b Amat realistis, ingin tahu dan ingin belajar
c Ada minat pada mata pelajaran khusus terutama pada akhir-akhir
masa ini d
Memandang nilai raport sebagai ukuran yang tepat terhadap prestasi sekolah
e Dalam permainan, tidak terikat oleh peraturan permainan
tradisional Berdasarkan uraian diatas, penelitian yang dilakukan terlihat bahwa
anak usia kelas V SD termasuk ke dalam masa kelas tinggi, yaitu dalam permainan.
D. Kerangka Berpikir
Pembelajaran di kelas V SD Negeri Sendangadi 1 terdapat beberapa masalah yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Hal tersebut
berdasarkan hasil observasi langsung di kelas, diantaranya kurangnya antusias siswa dalam pembelajaran sehingga aktivitas belajar siswa kurang berjalan
dengan baik.
Metode pembelajarannya
kurang bervariasi
seperti menggunakan ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Dampak dari keadaan
25 itu, saat dilakukan evaluasi ternyata hasil belajar IPS yang diperoleh siswa
banyak yang nilainya berada di bawah KKM. Konsep dalam pelajaran IPS bersifat abstrak, padahal tahap
perkembangan belajar siswa kelas V baru berada pada tahap operasional konkrit. Maka diperlukan metode pembelajaran yang membuat konsep IPS
menjadi konkrit di mata siswa dan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Karakter siswa kelas
tinggi diantaranya adalah rasa ingin tahu besar, siswa senang bekerja sama dengan teman sebayanya, dalam permainan tidak terikat oleh peraturan
permainan tradisional, dan menganggap nilai sangat penting sebagai ukuran prestasi di sekolah. Maka untuk dapat mewadahi karakter tersebut diperlukan
metode pembelajaran yang sesuai, yaitu metode role playing. Metode ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi pada siswa kelas V
SDN Sendangadi 1. Pelaksanaan metode role playing mengacu pada alur cerita sesuai
dengan skenario. Langkah awalnya adalah pemilihan tokoh-tokoh pemeran oleh guru sesuai dengan kemampuan masing-masing. Walaupun tidak semua
siswa ikut bermain, tetapi pembelajaran tetap menyenangkan dan bermakna karena materi IPS tidak abstrak lagi. Dengan demikian aktivitas belajar siswa
menjadi lebih baik dan siswa mengambil peran penting dalam pembelajaran. Pada akhirnya setelah diadakan tindakan diharapkan hasil belajar IPS
pada ranah kognitif dalam aspek pemahaman dan pengetahuan serta hasil belajar IPS ranah afektif dalam aspek menerima dan menanggapi dapat
26 mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat
menggambarkan skema kerangka berfikir sebagai berikut:
Gambar1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian
E. Hipotesis Tindakan