40 i.
tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, beratisi bersih atau netto,
komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk
penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang dibuat;
j.
tidak mencantumkan informasi danatau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan
perundangundangan yang berlaku.
2 Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap
dan benar atas barang dimaksud. 3 Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan
yang rusak,cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar.
4 Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat 1 dan ayat 2 dilarang memperdagangkan barang danatau jasa tersebut serta wajib
menariknya dari peredaran.
Secara garis besar larangan yang dikenakan dalam Pasal 8 ini dapat dikategorikan menjadi 2 larangan pokok, yaitu
39
: 1 Larangan mengenai produk itu sendiri, yang tidak memenuhi standar
yang layak untuk dipergunakan atau dipakai atau dimanfaatkan oleh konsumen.
2 Larangan mengenai ketersediaan informasi yang tidak benar dan akurat, yang menyesatkan konsumen.
D. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen
1. Asas Perlindungan Konsumen
Sesuai dengan Pasal 2 UU No. 8 Tahun 1999, asas – asas perlindungan konsumen yaitu :
a. Asas Manfaat, ini dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus
memberikan manfaat sebesar – besarnya bagi kepentingan konsumen
39
Ibid.,hal 41.
Universitas Sumatera Utara
41
dan pelaku usaha secara keseluruhan. Asas ini menghendaki bahwa pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen tidak
dimaksudkan untuk menempatkan salah satu pihak di atas pihak lain atau sebaliknya, tetapi adalah untuk memberikan kepada masing –
masing pihak, produsen dan konsumen, apa yang menjadi haknya. Dengan demikian, diharapkan bahwa pengaturan dan penegakan
hukum perlindungan konsumen bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan pada gilirannya bermanfaat bagi kehidupan bangsa.
40
b. Asas keadilan, ini dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada
komsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksananakan kewajibannya secara adil. Asas ini menghendaki
bahwa melalui pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen ini, konsuimen dan pelaku usaha dapat berlaku adil melalui
perolehan hak dan penuaian kewajiban secara seimbang. Karena itu, undang – undang ini mengatur sejumlah hak dan kewajiban konsumen
dan pelaku usaha.
41
c. Asas keseimbangan, ini dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan
pemerintah dalam arti materil dan spiritual. Asas ini menghendaki agar konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah memperoleh manfaat yang
seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan
40
Janus Sidabalok, Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti: 2010,
hal.32.
41
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
42
konsumen. Kepentingan antara konsumen, pelaku usaha dan pemerintah diatur dan harus diwujudkan secara seimbang sesuai
dengan hak dan kewajibannya masing – masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada salah satu pihak yang mendapat
perlindungan atas kepentingannya yang lebih besar dari pihak lain sebagai komponen bangsa dan negara.
42
d. Asas keamanan dan keselamatan konsumen, ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada
konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang danatau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Asas ini menghendaki
adanya jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang dikonsumsidipakainya, dan sebaliknya bahwa
produk itu tidak akan mengancam ketentraman dan keselamatan jiwa dan harta bendanya. Karena itu, undang – undang ini membebankan
sejumlah kewajiban yang harus dipenuhi dan menetapkan sejumlah larangan yang harus dipatuhi oleh pelaku usaha dalam memproduksi
dan mengedarkan produknya.
43
e. Asas kepastian hukum, ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam
penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum. Artinya, undang – undang ini mengharapkan bahwa
aturan – aturan tentang hak dan kewajiban yang terkandung di dalam undang – undang ini harus diwujudkan dalam kehidupan sehari – hari
42
Ibid.
43
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
43
sehingga masing – masing pihak memperoleh keadilan. Oleh karena itu, negara bertugas dan menjamin terlaksananya undang – undang ini
sesuai dengan bunyinya.
44
2. Tujuan Perlindungan Konsumen