Pengertian Konsumen Pengertian Perlindungan Konsumen, Konsumen, dan Pelaku Usaha

28 Penyelesaian Sengketa Konsumen pada Pemerintah Kota Makassar, Kota Palembang, Kota surabaya, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta dan Kota Medan. 8. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 480MPPKep62002 Tanggal 13 Juni 2002 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 302MPPKep102001 tentang Pendaftaran Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat. 9. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 418MPPKep42002 Tanggal 30 April 2002 tentang Pembentukan Tim Penyeleksi Calon Anggota Badan Perlindungan Konsumen. 10. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 302MPPKep102001 tentang Pendaftaran Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat.

2. Pengertian Konsumen

Istilah konsumen berasal dari kata consumers dari Inggris – Amerika, atau consument Belanda. Pengertian dari consumers atau consument itu tertgantung dalam posisi dimana dia berada. Secara harafiah arti kata consumer adalah lawan dari produsen setiap orang yang menggunakan barang. Tujuan penggunaan barang atau jasa nanti menentukan termasuk konsumen kelompok mana pengguna tersebut. Begitu pula dalam Universitas Sumatera Utara 29 Kamus Bahasa Inggris – Indonesia memberi arti kata consumer sebagai konsumen atau pemakai. 19 Dalam naskah akademik danatau naskah pembahasan rancangan peraturan perundang – undangan, cukup banyak dibahas dan dibicarakan tentang berbagai peristilahan yang termasuk dalam lingkup perlindungan konsumen, yaitu 20 : a. Badan Pembinaan Hukum Nasional-Departemen Kehakiman BPHN, menyusun batasan tentang konsumen akhir yaitu pemakai terakhir dari barang, digunakan untuk keperluan diri sendiri atau orang lain, dan tidak untuk diperjualbelikan. b. Batasan konsumen dari YLKI yaitu pemakai barang atau jasa yang tersedia bagi masyarakat bagi kepentingan diri sendiri, keluarga atau orang lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali. c. Sedang dalam naskah akademis yang dipersiapkan oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia bekerja sama dengan Departemen Perdagangan RI yaitu setiap orang atau keluarga yang mendapatkan barang untuk dipakai dan tidak untuk diperdagangkan. Sementara A.Z. Nasution menegaskan beberapa batasan tentang konsumen, yaitu 21 : a. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu 19 Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit., hal.22 20 Ibid., hal.23 21 Ibid., hal.25 Universitas Sumatera Utara 30 b. Konsumen antara adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barangjasa lain atau untuk diperdagangkan tujuan komersial. c. Konsumen akhir, adalah setiap orang yang mendapat dan menggunakan barang danatau jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga dan atau rumah tangga dan tidak untuk diperdagangkan kembali nonkomersial. Dalam Pasal 1 angka 15 UU Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usahan Tidak Sehat, pengertian dari konsumen adalah : “setiap pemakai dan atau pengguna barang dan atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain. Dari berbagai pengertian konsumen diatas , menunjukkan bahwa sangat beragam pengertian tentang konsumen, untuk itu kita perlu melihat yang dirumuskan dalam UU No. 8 Tahun 1999, dimana dalam Pasal 1 angka 2 yaitu : “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.” Sedangkan dalam KUH Perdata, tidak dikenal istilah consumen atau consument . Dalam KUH Perdata kita menemukan istilah pembeli koper, pasal 1457 – 1540, penyewa hurder, Pasal 1548 – 1600 KUH Perdata, penitip barang bewarrgever, Pasal 1694 – 1739 KUH Perdata, peminjam verbruiklener, Pasal 1754 – 1769 KUH Perdata. Dan dalam KUH Dagang ditemukan istilah tertanggung verzekerde, Pasal 246 – 308 Universitas Sumatera Utara 31 dalam Buku I KUH Dagang, penumpang opvarende, pasal 341 – 394 Buku II KUH Dagang. 22 Jadi dalam penulisan skripsi ini, yang penulis maksud sebagai konsumen adalah pembeli koper sebagaimana yang diatur dalam pasal 1457 – 1540 KUH Perdata. Dengan demikian bahwa konsumen yang dirugikan yang penulis maksud dalam penulisan skripsi ini adalah konsumen yang mengalami kerugian akibat dari adanya cacat tersembunyi suatu barang dari hasil jual beli. Perjanjian jual beli adalah perjanjian yang mengikat antara pihak penjual selanjutnya disebut pelaku usaha berjanji menyerahkan suatu barangbenda dan pihak lain yang bertindak sebagai pembeli selanjutnya disebut konsumen mengikat diri berjanji untuk membayar harga ketentuan Pasal 1457 KUH Perdata. Dari pengertian yang diberikan oleh Pasal 1457 KUH Perdata ini, persetujuan jual beli sekaligus membebankan dua kewajiban, yaitu sebagai berikut 23 : a. Kewajiban pihak pelaku usaha untuk menyerahkan barang yang akan dijual kepada konsumen b. Kewajiban pihak konsumen untuk membayar harga barang yang akan dibeli kepada pelaku usaha

3. Pengertian Pelaku Usaha