89
dan memahami seluk beluk proses produksi dan mengetahui di mana kesalahan itu mungkin terjadi.
108
B. Peranan Pemerintah dan Lembaga Perlindungan Konsumen Dalam Mengawasi Peredaran Barang yang Mengandung Cacat
Tersembunyi
Sesuai dengan prinsip pembangunan yang kita ketahui, bahwa pembangunan dilaksanakan bersama oleh pemerintah dan masyarakat, dan
masing – masing pihak mempunyai tanggung jawab untuk mencapai pembangunan tersebut. Begitu juga dalam hal melindungi konsumen dari
peredaran barang – barang, maka Pemerintah, Lembaga Kosumen dan juga masyarakat harus bekerja sama supaya setiap barang yang beredar
luas di pasaran adalah barang yang sesuai dengan ketentuan standar nasional.
1. Peran Pemerintah
Untuk memenuhi tujuan dari UU No. 8 Tahun 1999, maka pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan dan diharapkan
mampu menjamin hak – hak konsumen dan kewajiban – kewajiban pelaku usaha dapat dipastikan. Pembinaan dan Pengawasan meliputi diri pelaku
usaha, sarana dan prasarana produksi, iklim usaha secara keseluruhan, serta konsumen.
109
a. Pembinaan
108
Janus Sidabalok, Op.Cit.,hal.111
109
Janus Sidabalok, Op.Cit., hal 177.
Universitas Sumatera Utara
90
Pembinaan mengandung makna pendampingan, bimbingan, dan bantuan bagi pelaku usha dan konsumen sehingga ia dapat
bertahan dan senatiasa tumbuh berkembang ke arah yang lebih baik melalui pencapaian yang baik. Dalam kondisi itulah pelaku usaha
dapat memenuhi kewajibannya. Dalam Pasal 29 ayat 4 UU No. 8 Tahun 1999 menyebutkan bahwa pembinaan penyelenggaraan
konsumen dimaksudkan untuk : 1 Terciptanya iklim usaha dan tumbuhnya hubungan yang
sehat antara pelaku usahadan konsumen; 2 Berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakat; 3 Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia serta
meningkatnya kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang perlindungan konsumen.
Dan sehubungan dengan penyelenggaraan perlindungan konsumen, maka menteri – menteri terkait yang bertugas untuk menyelenggarakan
pembinaan adalah
110
: 1 Menteri Perindustrian dan Perdagangan
2 Menteri Kesehatan 3 Menteri Lingkungan Hidup
4 Menteri – menteri lain yang mengurusi kesejahteraan rakyat. Pembinaan terhadap pelaku usaha mengandung makna mendorong
pelaku usaha supaya bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku, baik aturan yang diharuskan undang – undang, kebiasaaan, maupun kepatutan.
110
Janus Sidabalok., Op.Cit., hal 178
Universitas Sumatera Utara
91
Dengan demikian, pelaku usaha akan bertindak sepantasnya dalam meprosuksi dan mengedarkan produknya.
111
Pembinaan kepada konsumen diarahkan untuk meningkatkan sumber daya konsumen sehingga mempunyai kesadaran yang kuat atas
hak – haknya, mau berkonsumsi secara sehat dan rasional.
112
Terkait dengan peredaran barang yang mengandung cacat tersembunyi, pemerintah melalui menteri – menteri di atas berkoordinasi
alam melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan bidangnya masing – masing. Dan dalam rangka melakukan tugas pembinaan, maka menteri
terkait dapat mengeluarkan sejumlah peraturan yang sifatnya teknis sehingga tujuan dari pembinaan itu tercapai dengan baik.
Menurut penulis, dalam hal pengawasan ini dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah dan juga pelaku usaha guna meminimalkan
adanya hasil produksi atau barang – barang yang tidak sesuai dengan ketentuan standar nasional yang sudah ditetapkan. Karena tidak hanya
konsumen yang kurang memahami haknya, ada kemungkinan bahwa pelaku usaha kurang memahami tentang pentingnya mengikuti standar
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, khususnya pelaku usaha yang bergerak dalam kegiatan usaha yang masih kecil – kecilan.
b. Pengawasan Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah menjadi
sangat jelas dengan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58
111
Ibid., hal.176
112
Ibid.,hal.177
Universitas Sumatera Utara
92
Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen selanjutnya disebut PP No. 58 Tahun 2001.
Bentuk pengawasan tersebut diatur dalam Pasal 8 yaitu
113
:
1 Pengawasan oleh pemerintah dilakukan terhadap pelaku usaha dalam memenuhi standar mutu produksi barang danatau jasa,
pencantuman label dan klausula baku, serta pelayanan purna jual barang danatau jasa.
2 Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dalam proses produksi, penawaran, promosi, pengiklanan, dan
penjualan barang danatau jasa. 3 Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dapat
disebarluaskan kepada masyarakat. 4
Ketentuan mengenai tata cara pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan oleh menteri danatau
menteri teknis terkait bersama-sama atau sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Menurut penulis, dalam hal pengawasan, pemerintah harus mengedepankan keselamatan konsumen dalam penggunaan barang yang
diedarkan pelaku usaha. Dalam hal ini diperlukan kejujuran dari aparat pemerintah sendiri dan perlu dihindari keberpihakan dari pemerintah
supaya setiap pelaku usaha yang melanggar aturan produksi dikenakan sanksi yang tegas. Selain Pemerintah, maka masyarakat juga mempunyai
tugas dalam hal melakukan pengawasan. Menurut Pasal 9 PP Nomor 58 Tahun 2001, ditentukan bahwa :
114
1. Pengawasan oleh masyarakat dilakukan terhadap barang
danatau jasa yang beredar di pasar. 2.
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dengan cara penelitian, pengujian dan atau survei.
3. jika diharuskan, pemasangan label, pengiklanan, dan lain-lain
yang disyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan
113
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Perlindungan
Konsumen Pasal 8
114
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Perlindungan
Konsumen Pasal 9
Universitas Sumatera Utara
93
perundang-undangan dan kebiasaan dalam praktik dunia usaha.
4. Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2,
dapat disebarluaskan kepada masyarakat dan dapat disampaikan kepada menteri dan menteri teknis.
Penjelasan umum Peraturan Pemerintah tersebut diatas menentukan bahwa pengawasan perlindungan konsumen dilakukan bersama oleh
pemerintah, masyarakat dan LPKSM, mengingat banyak ragam dan jenis barang danatau jasa yang beredar di pasar serta luasnya wilayah
Indonesia.
115
2. Peran Lembaga Perlindungan Konsumen di Indonesia