Product Liability di Indonesia

65 d. Bahwa terjadinya cacat produk tersebut akibat keharusan memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. e. Bahwa secara ilmiah dan teknis pada saat produk tersebut diedarkan tidak mungkin terjadi cacat.

2. Product Liability di Indonesia

Masalah product liability ini erat kaitannya dengan masalah persaingan dalam era perdagangan bebas maupun dengan makin meningkatkannya perhatian terhadap perlindungan konsumen. Inti masalahnya terletak pada kualitas dari barang yang dihasilkan. 80 UU No. 8 Tahun 1999 telah menggunakan prinsip semi-strict liability sebagaimana yang diatur dalam Pasal 19 Bab IV tentang tanggung jawab pelaku usaha, dijelaskan sebagai berikut 81 : a. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, danatau kerugian konsumen akibat mengonsumsi barang danatau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. b. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang danatau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau 80 Ibid.,hal. 106. 81 Ibid. Universitas Sumatera Utara 66 pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku. c. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari setelah tanggal transaksi. d. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak mengharuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih jelas mengenai adanya unsur kesalahan. e. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen. Demikian juga, Pasal 20 yang berbunyi bahwa pelaku usaha periklanan bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersebut. Disamping itu, tanggung gugat juga diberlakukan bagi importir barang atau jasa sebagai pembuat barang yang diimpor atau sebagai penyedia jasa asing jika importasi barang tersebut atau penyediaan jasa asing jika importasi barang tersebut atau penyediaan jasa asing tersebut tidak dilakukan oleh agen atau perwakilan produsen luar negeri atau perwakilan penyedia jasa asing. 82 Selain itu, dalam Pasal 28 dinyatakan bahwa pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha. Hal ini berarti berlaku sistem pembuktian terbalik, baik dalam perkara pidana maupun perkara perdata, 82 Ibid.,hal 107. Universitas Sumatera Utara 67 sesuatu yang menyimpang dari hukum acara yang biasa. Di dalam hukum acara pidana, beban pembuktian terletak pada Jaksa Penuntut Umum, sedangkan di dalam hukum acara perdata baik berdasarkan Pasal 163 Herziene inlands Reglement HIR, Pasal 383 Rechsreglement Buitengewesten RBg, maupun Pasal 1865, beban pembuktian diletakkan kepada penggugat. 83 Penerapan prinsip tanggung jawab mutlak di Indonesia meliputi tiga hal yaitu 84 : a. Faktor – faktor eksternal hukum yang akan mempengaruhi perkembangan dan pembaharuan hukum perlindungan konsumen termasuk penerapan prinsip tanggung jawab mutlak. b. Faktor internal sistem hukum, yaitu elemen struktur dan budaya hukum dalam rangka penerapan prinsip tanggung mutlak di Indonesia. c. Ruang lingkup materi atau substansi dari prinsip tanggung jawab mutlak yang perlu diatur dalam undang – undang. 83 Ibid. 84 Ibid. Universitas Sumatera Utara 68

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KERUGIAN KONSUMEN ATAS

PENGGUNAAN BARANG CACAT TERSEMBUNYI Kelahiran gerakan konsumen modern didasarkan pada kepercayaan bahwa masyarakat harus berbasis bersama dibawah satu bendera, bukan untuk membagi keterasingan mereka, tetapi untuk menegakkan jati diri mereka bersama. Para konsumen harus menggugat kembali sebutan “konsumen” untuk meluruskan dari pengertian sempit dalam sistem ekonomi pasar serta berjuang mengembalikan kepada rakyat awam. Gerakan konsumen di tahun 1980-an ini diingatkan pada akar sejarahnya. 85 Kesadaran untuk meletakkan kepentingan masyarakat sebagai pusat perhatiannya terus meningkat di negara miskin dan negara yang mulai berkembang. Sebagai contoh dalam obat – obatan, banyak obat yang dijual dengan tanpa petunjuk atau peringatan, padahal sangat penting untuk konsumen. Oleh karena itu, perlindungan konsumen dari product liability seorang pelaku usaha atas suatu barang yang dibuat yang menyebabkan kerugian kepada konsumen pemakai barang tersebut sangat perlu dilindungi. Pelaku usaha yang bersangkutan harus digugat karena barang tersebut menimbulkan kerugian kepada konsumen.

A. Perlindungan Hukum dan Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap

Kerugian Konsumen Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1999 dan KUH Perdata. 85 Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm.78 Universitas Sumatera Utara