Hak – hak Konsumen. Kewajiban Konsumen

34 Pengadilan atau BPSK yang kompeten adalah yang mewilayahi tempat tinggal konsumen, sehingga tidak memberatkan konsumen. 27 Seperti yang dijelaskan di atas, dalam penulisan skripsi ini, yang dimaksud dengan pelaku usaha yaitu penjual dalam proses jual beli. Terhadap kewajiban penjual , pengaturannya dimulai dari Pasal 1472 KUH Perdata. Pelaku usaha wajib menegaskan dengan jelas untuk apa ia mengikatkan diri dalam persetujuan jual beli. Lebih lanjut Pasal tersebut memberikan suatu “interpretasi”: segala sesuatu yang kurang jelas dalam persetujuan jual beli atau mengandung pengertian kembar harus diartikan sebagai maksud yang “merugikan” bagi pihak penjual. 28 Pada dasarnya, kewajiban penjual menurut Pasal 1473 dan Pasal 1474 KUH Perdata yaitu 29 : a. Kewajiban pelaku usaha untuk menyerahkan barang yang dijual kepada konsumen b. Kewajiban pelaku usaha untuk memberi pertanggungan atau jaminan vrijwaring ; bahwa barang yang dijual tidak mempunyai sangkutan apapun baik yang berupa tuntutan maupun pembebanan.

C. Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha

1. Hak – hak Konsumen.

UU No. 8 Tahun 1999 merumuskan sejumlah hak penting konsumen. Menurut Pasal 4, ada 9 hak dari konsumen yaitu : 27 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Raja Grafindo: 2004, hal.11. 28 Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm.44. 29 Ibid. Universitas Sumatera Utara 35 a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danatau jasa b. hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang danatau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa; d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan; e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian, apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; i. hak – hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya. Hak – hak dalam UU No. 8 Tahun 1999 di atas merupakan penjabaran dari Pasal – Pasal yang bercirikan negara kesejahteraan, yaitu Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 33 UUD Negara Republik Indonesia. 30 Sebelumnya pada tahun 1962, hak – hak konsumen pertama kalinya dikemukakan oleh Presiden Amerika Serikat J.F.Kennedy di depan kongres 15 Maret 1962, yaitu terdiri atas 31 : a. Hak untuk memperoleh keamanan b. Hak untuk memilih c. Hak untuk mendapatkan informasi d. Hak untuk didengar.

2. Kewajiban Konsumen

30 Ibid.,hal 24. 31 Abdul Halim Bakatullah. Op.Cit., hal 21. Universitas Sumatera Utara 36 Selain hak – hak diatas, sebagai balance, konsumen juga mempunyai beberapa kewajiban. Sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 5 UU No. 8 Tahun 1999 yaitu : a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa, demi keamanan dan keselamatan; b. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa; c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. Adapun pentingnya kewajiban pada poin a di atas adalah karena sering pelaku usaha telah menyampaikan peringatan secara jelas pada label suatu produk, namum konsumen tidak membaca peringatan yang telah disampaikan kepadanya. Dengan pengaturan kewajiban ini, memberikan konsekuensi pelaku usaha tidak bertanggung jawab, jika konsumen yang bersangkutan menderita kerugian akibat mengabaikan kewajiban tersebut. 32 Masalah pemenuhan kewajiban konsumen dapat terlihat jika peringatan yang disampaikan pelaku usaha tidak jelas atau tidak mengundang perhatian konsumen untuk membacanya, seperti kasus ER Squib Sons Inc V Cox, pengadilan berpendapat bahwa konsumen tidak dapat menuntut jika peringatannnya sudah diberikan secara jelas dan tegas. Namun jika pelaku usaha tidak menggunakan cara yang wajar dan efektif untuk mengkomunikasikan peringatan itu, yang menyebabkan konsumen 32 Ahmadi Miru dan Sutarman Yoda. Op.Cit., hal. 48. Universitas Sumatera Utara 37 tidak membacanya, maka hal itu tidak menghalangi pemberian ganti kerugian pada konsumen yang telah dirugikan. 33 Menyangkut kewajiban konsumen beritikad baik hanya tertuju pada transaksi pembelian barang danatau jasa. Hal ini tentu saja disebabkan karena bagi konsumen, kemungkinan untuk dapat merugikan pelaku usaha mulai pada saat melakukan transaksi dengan pelaku usaha. Kewajiban lain yaitu membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati dan juga kewajiban untuk mengikuti upaya penyelesaian hukum secara patut tetap menjadi bagian penting yang harus dilakukan konsumen. 34

3. Hak – Hak Pelaku Usaha