1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: “Faktor-faktor manakah yang paling dominan
mempengaruhi kinerja dosen Polieknik Negeri Medan?”
1.3.Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan, senioritas dan komitmen kerjaterhadap kinerja dosen Politeknik Negeri Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai infomasi tambahan bagi pihak Politeknik Negeri Medan sehingga
dapat dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan pendidikan, menjalin kerja sama yang baik dengan para senioritas, memperkuat komitmen kerja, dan
meningkatkan kinerja dosen. 2. Sebagai menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti yang menaruh
minat terhadap permasalahan komitmen dan kinerja dosen. 3. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian
mengenai kinerja dosen dihubungkan dengan prestasi yang telah dicapai dosen.
4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Tentang Pendidikan 2.1.1. Arti dan Pentingnya Pendidikan
Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam proses memperoleh dan meningkatkan kualitas dan kemampuan profesional
individu. Melalui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal dan mengembangkan metode berfikir secara sistematik agar
dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan di kemudian hari. Hal tersebut nantinya akan nampak pada kinerjanya.
Pengertian pendidikan menurut Sedarmayanti 2007 bahwa “Pendidikan adalah suatu proses, teknik, dan metode belajar mengajar dengan maksud
mentransfer suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain melalui prosedur yang sistematis dan terorganisir yang berlangsung dalam jangka waktu yang
relatif lama.” Pengertian Pendidikan, menurut Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1974
“Pendidikanadalah segala
usaha untuk
membina kepribadian
dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rohani, yang
berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah, dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.” Sedangkan pengertian Pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Republik
IndonesiaNo. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
Universitas Sumatera Utara
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.”
Memperhatikan Pengertian Pendidikan seperti yang diutarakan tersebut maka dapat dikatakan bahwa peran pendidikan adalah sebagai landasan untuk
membentuk, mempersiapkan, membina dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di masa
yang akan datang. Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk
mengoptimalisasi kemampuan dan potensi yang dimiliki manusia menjadi kekuatan riil dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas kehidupan. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Atmosoeprapto 2002. Menurut Nadler dalamMoekijat, 1995, pendidikan adalah proses
pembelajaran yang dipersiapkan individu untuk pekerjaan yang berbeda pada masa yang akan datang. Dengan pendidikan pegawai akan bertambah
kemampuannya. Ini berarti ia akan melengkapi tujuan organisasi Misalnya dengan mengikuti pelatihan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas pendidikan adalah aktivitas yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, nilai moral, dan
menjadi mengerti sehingga mempunyai nilai lebih dalam segala aspek kehidupan. Secara umum dapat dikatakan tingkat pendidikan seseorang dapat
mencerminkan kemampuan intelektual dan jenis keterampilan yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Memang sudah menjadi kebiasaan dan hal yang umum bahwa
pendidikan seseorang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Mungkin masih banyak yang mempengaruhi kemampuan seorang karyawan selain tingkat pendidikan. Artinya tidak mustahil seseorang yang sesungguhnya
memiliki tingkat intelektual yang cukup tinggi jika tidak mengecap pendidikan yang tinggi. Siagian 2001.
Melalui pendidikan seseorang akan memiliki pengetahuan yang luas, wawasan yang lebih maju dan kreatif, sehingga dapat menjadi motivasi untuk
bekerja dengan cara yang lebih baik. Semakin besar kesempatan untuk mendapatkan peluang kerja. Namun demikian, masih banyak organisasi belum
menyadari peran serta pegawai sebagai asset yang utama dalam menentukan keberhasilan organisasi. Banyak organisasi yang salah mengartikan peranan
karyawan hanya sebagai alat produksi belaka, dimana mereka dituntut untuk bekerja dan mencurahkan pikiran untuk mencapai tujuan organisasi tanpa
memperhatikan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Apabila dilihat dari pendekatan sistem, maka proses pendidikan terdiri dari
masukan sarana pendidikan dan keluaran perubahan perilaku, serta faktor yang mempengaruhi proses pendidikan yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
dua yaitu: 1.
Perangkat lunak software, yang mencakup antara lain: kurikulum organisasi pendidikan, peraturan, metode belajar, dll.
2. Perangkat keras hardware, yaitu fasilitas yang mencakup: gedung,
perpustakaan, alat bantu peraga, dll. Bank Dunia 1980: 32 dalam Sedarmayanti 2001 mengatakan bahwa
keluaran pendidikan adalah pencapaian prestasi belajar murid yang meliputi
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan, keterampilan, tingkah laku dan sikap yang diukur dengan test, hasil ujian dan sejenisnya.
Beeby 1996:32 dalam Sedarmayanti 2001mengatakan bahwa pendidikan mempunyai kualitas tinggi bilamana keluaran pendidikan itu
mempunyai nilai bagi masyarakat yang memerlukan pendidikan itu. Kualitas di sini adalah keluaran pendidikan yang dikaitkan dengan kegunaan bagi
masyarakat. Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 TentangSistem Pendidikan Nasional Pasal1dan ayat 2: Ayat 1 ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.”
Ayat 2 “Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
dari nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.”
2.1.2. Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 Pasal 3:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
Universitas Sumatera Utara
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Fungsi lain pendidikan adalah untuk bekal kita agar senantiasa beriman
dan berbuat baik. Dalam hal ini adalah pendidikan agama, maka diharapkan semua orang bisa mengenyam pendidikan dengan baik
Tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen utama pada sistem pendidikan. “Dengan tujuan pendidikan diharapkan proses pendidikan dapat
mencapai hasil secara efektif dan efisien” Soetjipto 2002:5. Apalagi kehidupan manusia dewasa ini telah mengglobal sehingga tidak bisa mengelak perubahan-
perubahan yang selalu berubah. Baik buruknya kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini tidak mutlak ditentukan oleh pendidikan yang diraihnya, apakah
pendidikan menengah, akademik maupun sarjana atau bahkan magister dan doktor, tetapi dilihat seberapa besar keahlian dan pengalaman kerja yang
dimilikinya. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang penting mereka mau bekerja giat dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. “Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan tidak ada artinya
bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya” Malayu 2003:92.
Dalam hal penerimaan karyawan, pihak perusahaan harus benar-benar jeli dalam melaksanakan seleksi kepada para calon karyawan yang diterima dan
dipekerjakan di perusahaannya. “Dalam organisasi perusahaan, manusia merupakan faktor penentu keberhasilan organisasi.”
Universitas Sumatera Utara
Suprihanto 2000:73. Sebuah perusahaan yang menjadikan sedemikian sebagaimana tenaga yang
potensial, dibutuhkan syarat-syarat tertentu yang harus dimiliki oleh para karyawannya bahkan dalam hal penerimaan karyawan penerimaan diperlukan
ketelitian dalam hal penyeleksian karyawan barunya. Setiap perusahaan dalam melakukan aktivitasnya pasti memiliki tujuan-
tujuan yang hendak dicapai. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, setiap perusahaan harus pandai dalam memilih strategi yang utamanya adalah
melakukan perencanaan sumber daya manusia, pada intinya terfokus pada langkah–langkah yang diambil oleh manager atas tersedianya tenaga kerja yang
tepat untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan. Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan
mengembangkan kemampuan manusia, jasmaniah dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun diluar sekolah. Pendidikan bertujuan
meningkatkan kualitas manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang diperoleh
seseorang, semakin banyak perubahan yang bersifat positif dari orang tersebut yang diharapkan berguna bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya.
Menurut Glimmer dalam As’ad 2003:122 bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Iklim belajar dan
mengajar menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat harus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif dan keinginan untuk maju.
Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan kerja karyawan. Pendidikan dan pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk
melihat kemampuan seseorang Husein 2003. Menurut Hasibuan 2000, pendidikan merupakan indikator yang mencerminkan
kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan latar belakang pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki jabatan
tertentu.
2.1.3. Peran Pendidikan Tinggi dalam Pembangunan
Peran pendidikan adalah memberikan bimbingan, pengajaran dan latihan. Disatu pihak, organisasi yang mempekerjakan tenaga kerja yang menjalankan
roda organisasi mulai dari kelompok manajerial sampai dengan petugas yang melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, mengharap dan bahkan
menuntut kinerja dan produktivitas kerja yang tinggi. Sedangkan di lain pihak, pendidikan formal yang telah ditempuh merupakan modal yang penting, karena
dapat menguasai suatu disiplin ilmu. Walaupun ilmu termaksud masih perlu diadaptasikan kepada persyaratan dan tuntutan khusus yang ditentukan oleh
organisasi tertentu. Pengalaman merupakan modal yang besar artinya dalam menjalankan roda
organisasi agar dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna, akan tetapi karena salah satu ciri kehidupan modern adalah selalu terjadinya perubahan secara cepat,
maka diperlukan dinamika yang tinggi dalam bentuk kemampuan untuk mengikuti perubahan dari perkembangan yang terjadi. Dengan demikian dapat
Universitas Sumatera Utara
diartikan bahwa pengalaman yang telah dimiliki belum tentu selalu dapat digunakan sebagai alat yang ampuh untuk melaksanakan tugas yang selalu
dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan yang mungkin terjadi. Hal tersebut berarti pula bahwa orang yang paling berpengalaman sekalipun tetap
memerlukan tambahan pendidikan dan pengetahuan. Dengan demikian majunya peradaban dan aspirasi manusia, maka semakin
diperlukan orang yang mempunyai pengetahuan dalam jumlah dan mutu yang semakin tinggi. Pengetahuan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat
berharga dan produktif sebab kinerja masa kini adalah kinerja yang didasarkan pada pikiranakal, bukan lagi tenaga. Karena itu pembentukan manusia yang
terdidik dalam jumlah, mutu dan pemanfaatannya merupakan indikasi yang penting dalam kaitannya dengan potensi suatu organisasi.
Salah satu upaya untuk mencerdaskan dan meningkatkan keterampilan termasuk pencapaiannya adalah melalui pendidikan.
E.F. Scumacher dalam Sedarmayanti 2001 mengatakan bahwa: “Pendidikan adalahyang terpenting serta dilihat dari peranannya, maka pendidikan
adalah kunci segalanya.” Hasil suatu pendidikan disebut bermutu dari segi produk, jika mempunyai
ciri antara lain peserta didik menunjukkan penguasaan yang tinggi terhadap materi yang harus dikuasai sesuai dengan tujuan dan sasaran pendidikan. Diantaranya
adalah hasil belajar akademis yang dinyatakan dalam prestasi belajar. Ciri lainnya, hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam
kehidupannya, sehingga dengan belajar, peserta didik bukan hanya mengetahui
Universitas Sumatera Utara
sesuatu, melainkan dapat melakukan sesuatu yang fungsional untuk kehidupannya.
Suatu pendidikan disebut bermutu dari segi proses jika proses belajar mengajar berlangsung secara efektif, dan para peserta didik mengalami proses
pembelajaran yang bermakna, ditunjang oleh sumber daya yang wajar. Proses pendidikan yang bermutu tersebut, akan menghasilkan produk yang bermutu pula.
Selain itu, hasil pendidikan juga akan sesuai dengan tuntutan lingkungan, khususnya dunia kerja. Dari segi itulah relevansi merupakan salah satu aspek atau
indikator dari kualitas. Suatu pendidikan dapat disebut relevan jika hasil pendidikan tersebut dapat memenuhi kebutuhan.
Pendidikan tinggi merupakan salah satu sub sistem pendidikan formal. Dikaitkan dengan pembangunan bangsa, pendidikan tinggi mempunyai peran
tersendiri. Peran termaksud nampak dari fungsinya yaitu sebagai lembaga untuk mendidik ilmuwan yang berwawasan luas dan tenaga kerja profesional yang
mampu dan terampil untuk melaksanakan tugas pembangunan bangsa. Peran pendidikan tinggi terdapat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Melalui dharma pendidikan, pendidikan tinggi diharapkan dapat menempa dan menghasilkan sumber daya
manusia terampil yang mempunyai pengetahuan, dimana pikirannya kelak akan disumbangkan kepada masyarakat, bangsa dan negara. Melalui Dharma
Penelitian, Pendidikan Tinggi diharapkan mampu mengadakan inovasi yang berguna bagi pembangunan bangsa.
Melalui pengabdian masyarakat, pendidikan tinggi dengan civitas akademinya dapat mengamalkan dan mengabdikan ilmu pengetahuan dan
Universitas Sumatera Utara
teknologi yang telah dimiliki untuk pembangunan bangsa. Disamping adanya tuntutan berperannya pendidikan atau perguruan tinggi negeri dan swasta, dituntut
pula peran pendidikan yang bersifat kedinasan. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan yang berusaha meningkatkan
kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk pegawai atau calon pegawai suatu departemen atau untuk calon pegawai suatu Lembaga Pemerintah
Non Departemen. Upaya mencapai kemajuan dengan melalui pembangunan di segala bidang,
terutama dalam bidang pendidikan. Pada kenyataannya, praktis bahwa pendidikan semakin mendapat tempat yang penting, bahkan dapat disebut tempat yang sangat
strategis dalam proses pembangunan dan pembinaan ketahanan negara. Peran strategis dari pendidikan termaksud terjadi karena pendidikan tidak
hanya berfungsi untuk mencerdaskan manusia, tetapi yang utama adalah memasok tenaga yang diperlukan dalam proses pembangunan, baik dalam arti jumlah
maupun mutu. Khususnya di Indonesia, peran strategis dari pendidikan telah diakui sejak dulu. Pengakuan itu nampak dalam pembukaan UUD 1945 yang
mengatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam GBHN, TAP MPR No. IIMPR1983 menjabarkan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut:
Pendidikan Nasional Berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
Universitas Sumatera Utara
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Perguruan Tinggi sebagai jenjang
terakhir sistem pendidikan formal mempunyai peran tersendiri yang mengakibatkan perlunya penanganan dan perhatian secara khusus. Perguruan
tinggi selain bertujuan memanusiakan manusia, juga berperan sebagai penentu bagi pengembangan dan pembangunan bangsa di kemudian hari.
Peran perguruan tinggi menurut T.K Oommen dalam Sedarmayanti 2001 adalah:
1. Promoting traditional and modernity 2. Promoting nasionalism and humanism
3. Supporting and opposing the state 4. Promoting stability and change
Memajukanmengembangkan tradisi dan modernitas berpangkal dari asumsi bahwa sebagian dari tradisi dan modernitas merupakan asset dan modal, sehingga
peran perguruan tinggi adalah untuk mempertahankan tradisi dan modernitas tertentu secara efektif.
Mengembangkan Nasionalisme dan Humanisme berkaitan dengan pentingnya kedua hal tersebut bagi kehidupan suatu negara. Nasionalisme
diartikan sebagai ideologi, sedang humanisme diartikan sebagai nilai kemanusiaan yang sifatnya jangka panjang. Karena kedua hal tersebut sangat penting, maka
dapat membuat perguruan tinggi menjadi wajib untuk mengembangkannya. Perguruan tinggi harus mampu melatih manusia pilihan yang mempunyai nilai
untuk memungkinkan perkembangan sosial. Mengembangkan stabilitas dan perubahan berkaitan dengan pandangan bahwa perguruan tinggi merupakan
Universitas Sumatera Utara
institusi atau alat untuk stabilitas dan sebagai agen pembaharuan. Maksudnya, perguruan tinggi harus melawan kecenderungan fundamentalisme ketidakjelasan
dan irrasionalitas. Dari keterangan tersebut nampak betapa besar peran perguruan tinggi dalam
pembangunan suatu bangsa. Perguruan tinggi selain merupakan agen pembaharu yaitu sebagai wahana untuk menemukan dan mendesiminasikan penemuan baru,
juga berfungsi mencetak kader guna menghasilkan calon pemimpin bangsa. Kesadaran tentang pentingnya peran perguruan tinggi membawa masalah
dan tantangan tersendiri bagi pengelola. Harapan agar dapat menghasilkan sarjana yang mempunyai kualifikasi sesuai dengan harapan masyarakat, menuntut
perguruan tinggi untuk mengadakan upaya pembaharuan. Pembaharuan itu selain menyangkut titik orientasi juga menyangkut proses belajar mengajar. Perlunya
perubahan titik orientasi dikaitkan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat akibat adanya pembangunan dan meningkatnya aspirasi masyarakat.
Pembangunan menimbulkan perubahan dan perubahan itu menimbulkan aspirasi baru serta membutuhkan tenaga dalam jumlah dan mutu yang semakin meningkat.
Tantangan termaksud
diperbuat dengan
meningkatnya kesadaran
masyarakat bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang memerlukan biaya besar. Masyarakat menuntut agar pengelola pendidikan dapat mempertanggung
jawabkan program dan proses pendidikan termaksud. Perguruan tinggi dituntut untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan.Perguruan tinggi sebagai
wahana pencipta kader pemimpin bangsa, membawa masalah tersendiri. Kepada mahasiswa yang didiknya, perguruan tinggi perlu membekali sikap atau nilai
Universitas Sumatera Utara
sebagai calon pemimpin selain membekali ilmu dan keterampilan. Sikap termaksud adalah sikap berani atau keberanian.
Agar perguruan tinggi dapat menghasilkan manusia pembangunan yang mampu bekerja secara efektif dan efisien serta mampu menghasilkan calon
pemimpin yang mempunyai keberanian dengan segala dimensinya, maka hal tersebut menuntut perguruan tinggi untuk dapat mengadakan perubahan yang
bersifat movatif konstruktif. Perubahan itu menyangkut segala aspek atau sistem pendidikannya, baik kurikulum, proses belajar mengajar, tata cara penilaian dan
lainnya. Perubahan itu tidak hanya berarti perubahan sewaktu-waktu, darurat atau mencoba-coba, melainkan perlu didesain untuk tujuan nasional yang
memungkinkan perguruan tinggi berperan sebagai bagian yang bersatu dan bersenyawa dengan proses pembangunan.
Di pihak lain, aspirasi dan kebutuhan masyarakat selalu berubah. Supaya lulusan perguruan tinggi dapat siap bekerja, hal ini mengisyaratkan agar
perguruan tinggi hendaknya dapat mengantisipasi aspirasi dan kebutuhan tersebut.
2.2. Teori Tentang Senioritas 2.2.1. Pengertian Senioritas
Pengertian Senioritasmenurut
Wilkipedia http:en.wikipedia.orgwikiSeniority
Seniority is the concept of a person or group of people being in charge or in command of another person or group. This
control is often granted to the senior persons due to experience or length of service in a given position, but it is not uncommon for a senior persons to have
Universitas Sumatera Utara
less experience or length of service than their subordinates; the knowledge or skill that one obtains after a certain amount of experience.
Senioritas adalah konsep seseorang atau kelompok menjadi berwenang atau berkuasa atas seseorang atau kelompok. Pengawasan sering dijaminkan
kepada seseorang yang senior menurut pengalaman dan lamanya bekerja di posisi yang diberikan, namun tidaklah umum bagi seorang yang senior yang
memiliki pengalaman yang kurang masa kerjanya dari bawahannya sendiri, pengetahuan atau keterampilannya hanya satu saja diperoleh setelah sekian lama
pengalaman kerjanya. Menurut Robbins 2003, masa kerja dosen berpengaruh terhadap kinerja
dosen. Masa kerja yang dimaksud di sini adalah senioritas dalam menguasai suatu pekerjaan tertentu. Sebagai contoh seorang dosen yang memiliki masa kerja
lebih lama akan lebih berpengalaman dibandingkan dengan seorang dosen baru sehingga dari sisi pengalaman kerja dosen senior akan lebih produktif. Masa kerja
juga cenderung berkaitan dengan kesetiaan terhadap perusahaan. Dosen dengan pengalaman kerja lebih lama lebih sedikit yang berkeinginan untuk keluar dari
pekerjaan. Kaitan dengan kinerja kerja tentu saja dengan semakin setia dan tetap bertahan, maka kinerja secara keseluruhan akan dapat meningkat, karena dosen
dapat lebih berkonsentrasi untuk pekerjaan dan tugas-tugasnya. Dari pengertian yang umum yang dapat dikemukakan oleh peneliti
berdasarkan pengamatan dokumentaris, Senioritas adalah dosen yang memiliki masa kerja yang lebih lama dari lainnya. Walaupun seseorang dosen belum
pernah menduduki jabatan struktural, dapat dikatakan Senior. Seorang dosen yang mulai berfungsi mengajar lebih awal dari dosen yang lain, maka dapat
Universitas Sumatera Utara
dikatakan dosen tersebut adalah Dosen Senior. Jadi Dosen Senior ditekankan pada masa kerja dosen tersebut mengajar di Politeknik Negeri Medan.
2.3. Teori Tentang Komitmen Kerja 2.3.1. Pengertian Komitmen Kerja