Peran Pendidikan Tinggi dalam Pembangunan

masyarakat harus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif dan keinginan untuk maju. Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan kerja karyawan. Pendidikan dan pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk melihat kemampuan seseorang Husein 2003. Menurut Hasibuan 2000, pendidikan merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan latar belakang pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki jabatan tertentu.

2.1.3. Peran Pendidikan Tinggi dalam Pembangunan

Peran pendidikan adalah memberikan bimbingan, pengajaran dan latihan. Disatu pihak, organisasi yang mempekerjakan tenaga kerja yang menjalankan roda organisasi mulai dari kelompok manajerial sampai dengan petugas yang melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, mengharap dan bahkan menuntut kinerja dan produktivitas kerja yang tinggi. Sedangkan di lain pihak, pendidikan formal yang telah ditempuh merupakan modal yang penting, karena dapat menguasai suatu disiplin ilmu. Walaupun ilmu termaksud masih perlu diadaptasikan kepada persyaratan dan tuntutan khusus yang ditentukan oleh organisasi tertentu. Pengalaman merupakan modal yang besar artinya dalam menjalankan roda organisasi agar dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna, akan tetapi karena salah satu ciri kehidupan modern adalah selalu terjadinya perubahan secara cepat, maka diperlukan dinamika yang tinggi dalam bentuk kemampuan untuk mengikuti perubahan dari perkembangan yang terjadi. Dengan demikian dapat Universitas Sumatera Utara diartikan bahwa pengalaman yang telah dimiliki belum tentu selalu dapat digunakan sebagai alat yang ampuh untuk melaksanakan tugas yang selalu dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan yang mungkin terjadi. Hal tersebut berarti pula bahwa orang yang paling berpengalaman sekalipun tetap memerlukan tambahan pendidikan dan pengetahuan. Dengan demikian majunya peradaban dan aspirasi manusia, maka semakin diperlukan orang yang mempunyai pengetahuan dalam jumlah dan mutu yang semakin tinggi. Pengetahuan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga dan produktif sebab kinerja masa kini adalah kinerja yang didasarkan pada pikiranakal, bukan lagi tenaga. Karena itu pembentukan manusia yang terdidik dalam jumlah, mutu dan pemanfaatannya merupakan indikasi yang penting dalam kaitannya dengan potensi suatu organisasi. Salah satu upaya untuk mencerdaskan dan meningkatkan keterampilan termasuk pencapaiannya adalah melalui pendidikan. E.F. Scumacher dalam Sedarmayanti 2001 mengatakan bahwa: “Pendidikan adalahyang terpenting serta dilihat dari peranannya, maka pendidikan adalah kunci segalanya.” Hasil suatu pendidikan disebut bermutu dari segi produk, jika mempunyai ciri antara lain peserta didik menunjukkan penguasaan yang tinggi terhadap materi yang harus dikuasai sesuai dengan tujuan dan sasaran pendidikan. Diantaranya adalah hasil belajar akademis yang dinyatakan dalam prestasi belajar. Ciri lainnya, hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kehidupannya, sehingga dengan belajar, peserta didik bukan hanya mengetahui Universitas Sumatera Utara sesuatu, melainkan dapat melakukan sesuatu yang fungsional untuk kehidupannya. Suatu pendidikan disebut bermutu dari segi proses jika proses belajar mengajar berlangsung secara efektif, dan para peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna, ditunjang oleh sumber daya yang wajar. Proses pendidikan yang bermutu tersebut, akan menghasilkan produk yang bermutu pula. Selain itu, hasil pendidikan juga akan sesuai dengan tuntutan lingkungan, khususnya dunia kerja. Dari segi itulah relevansi merupakan salah satu aspek atau indikator dari kualitas. Suatu pendidikan dapat disebut relevan jika hasil pendidikan tersebut dapat memenuhi kebutuhan. Pendidikan tinggi merupakan salah satu sub sistem pendidikan formal. Dikaitkan dengan pembangunan bangsa, pendidikan tinggi mempunyai peran tersendiri. Peran termaksud nampak dari fungsinya yaitu sebagai lembaga untuk mendidik ilmuwan yang berwawasan luas dan tenaga kerja profesional yang mampu dan terampil untuk melaksanakan tugas pembangunan bangsa. Peran pendidikan tinggi terdapat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Melalui dharma pendidikan, pendidikan tinggi diharapkan dapat menempa dan menghasilkan sumber daya manusia terampil yang mempunyai pengetahuan, dimana pikirannya kelak akan disumbangkan kepada masyarakat, bangsa dan negara. Melalui Dharma Penelitian, Pendidikan Tinggi diharapkan mampu mengadakan inovasi yang berguna bagi pembangunan bangsa. Melalui pengabdian masyarakat, pendidikan tinggi dengan civitas akademinya dapat mengamalkan dan mengabdikan ilmu pengetahuan dan Universitas Sumatera Utara teknologi yang telah dimiliki untuk pembangunan bangsa. Disamping adanya tuntutan berperannya pendidikan atau perguruan tinggi negeri dan swasta, dituntut pula peran pendidikan yang bersifat kedinasan. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan yang berusaha meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk pegawai atau calon pegawai suatu departemen atau untuk calon pegawai suatu Lembaga Pemerintah Non Departemen. Upaya mencapai kemajuan dengan melalui pembangunan di segala bidang, terutama dalam bidang pendidikan. Pada kenyataannya, praktis bahwa pendidikan semakin mendapat tempat yang penting, bahkan dapat disebut tempat yang sangat strategis dalam proses pembangunan dan pembinaan ketahanan negara. Peran strategis dari pendidikan termaksud terjadi karena pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mencerdaskan manusia, tetapi yang utama adalah memasok tenaga yang diperlukan dalam proses pembangunan, baik dalam arti jumlah maupun mutu. Khususnya di Indonesia, peran strategis dari pendidikan telah diakui sejak dulu. Pengakuan itu nampak dalam pembukaan UUD 1945 yang mengatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam GBHN, TAP MPR No. IIMPR1983 menjabarkan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut: Pendidikan Nasional Berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia Universitas Sumatera Utara pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Perguruan Tinggi sebagai jenjang terakhir sistem pendidikan formal mempunyai peran tersendiri yang mengakibatkan perlunya penanganan dan perhatian secara khusus. Perguruan tinggi selain bertujuan memanusiakan manusia, juga berperan sebagai penentu bagi pengembangan dan pembangunan bangsa di kemudian hari. Peran perguruan tinggi menurut T.K Oommen dalam Sedarmayanti 2001 adalah: 1. Promoting traditional and modernity 2. Promoting nasionalism and humanism 3. Supporting and opposing the state 4. Promoting stability and change Memajukanmengembangkan tradisi dan modernitas berpangkal dari asumsi bahwa sebagian dari tradisi dan modernitas merupakan asset dan modal, sehingga peran perguruan tinggi adalah untuk mempertahankan tradisi dan modernitas tertentu secara efektif. Mengembangkan Nasionalisme dan Humanisme berkaitan dengan pentingnya kedua hal tersebut bagi kehidupan suatu negara. Nasionalisme diartikan sebagai ideologi, sedang humanisme diartikan sebagai nilai kemanusiaan yang sifatnya jangka panjang. Karena kedua hal tersebut sangat penting, maka dapat membuat perguruan tinggi menjadi wajib untuk mengembangkannya. Perguruan tinggi harus mampu melatih manusia pilihan yang mempunyai nilai untuk memungkinkan perkembangan sosial. Mengembangkan stabilitas dan perubahan berkaitan dengan pandangan bahwa perguruan tinggi merupakan Universitas Sumatera Utara institusi atau alat untuk stabilitas dan sebagai agen pembaharuan. Maksudnya, perguruan tinggi harus melawan kecenderungan fundamentalisme ketidakjelasan dan irrasionalitas. Dari keterangan tersebut nampak betapa besar peran perguruan tinggi dalam pembangunan suatu bangsa. Perguruan tinggi selain merupakan agen pembaharu yaitu sebagai wahana untuk menemukan dan mendesiminasikan penemuan baru, juga berfungsi mencetak kader guna menghasilkan calon pemimpin bangsa. Kesadaran tentang pentingnya peran perguruan tinggi membawa masalah dan tantangan tersendiri bagi pengelola. Harapan agar dapat menghasilkan sarjana yang mempunyai kualifikasi sesuai dengan harapan masyarakat, menuntut perguruan tinggi untuk mengadakan upaya pembaharuan. Pembaharuan itu selain menyangkut titik orientasi juga menyangkut proses belajar mengajar. Perlunya perubahan titik orientasi dikaitkan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat akibat adanya pembangunan dan meningkatnya aspirasi masyarakat. Pembangunan menimbulkan perubahan dan perubahan itu menimbulkan aspirasi baru serta membutuhkan tenaga dalam jumlah dan mutu yang semakin meningkat. Tantangan termaksud diperbuat dengan meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang memerlukan biaya besar. Masyarakat menuntut agar pengelola pendidikan dapat mempertanggung jawabkan program dan proses pendidikan termaksud. Perguruan tinggi dituntut untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan.Perguruan tinggi sebagai wahana pencipta kader pemimpin bangsa, membawa masalah tersendiri. Kepada mahasiswa yang didiknya, perguruan tinggi perlu membekali sikap atau nilai Universitas Sumatera Utara sebagai calon pemimpin selain membekali ilmu dan keterampilan. Sikap termaksud adalah sikap berani atau keberanian. Agar perguruan tinggi dapat menghasilkan manusia pembangunan yang mampu bekerja secara efektif dan efisien serta mampu menghasilkan calon pemimpin yang mempunyai keberanian dengan segala dimensinya, maka hal tersebut menuntut perguruan tinggi untuk dapat mengadakan perubahan yang bersifat movatif konstruktif. Perubahan itu menyangkut segala aspek atau sistem pendidikannya, baik kurikulum, proses belajar mengajar, tata cara penilaian dan lainnya. Perubahan itu tidak hanya berarti perubahan sewaktu-waktu, darurat atau mencoba-coba, melainkan perlu didesain untuk tujuan nasional yang memungkinkan perguruan tinggi berperan sebagai bagian yang bersatu dan bersenyawa dengan proses pembangunan. Di pihak lain, aspirasi dan kebutuhan masyarakat selalu berubah. Supaya lulusan perguruan tinggi dapat siap bekerja, hal ini mengisyaratkan agar perguruan tinggi hendaknya dapat mengantisipasi aspirasi dan kebutuhan tersebut. 2.2. Teori Tentang Senioritas 2.2.1. Pengertian Senioritas