Pengujian Asumsi Klasik Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Politeknik Negeri Medan

IPTEK Polimedia dari jawaban responden sebesar 41,0. Penting sekali penelitian yang telah dilakukan dosen dipublikasikan di luar majalah Iptek Polimedia dari jawaban responden sebesar 39,7. Selanjutnya responden merasa kurang memuaskan atas penilaian yang dilakukan oleh tim penilai atas proposal penelitian yang diajukan oleh dosen dari jawaban responden sebesar 47,4. Selanjutnya kompetensi tim penilai proposal penelitian sudah kompeten dari jawaban responden sebesar 53,8. Selanjtnya kegiatan pengabdian masyarakat sebagai indikator dari kinerja dosen. Perencanaan pelaksanaan pengabdian masyarakat sudah terencana dari jawaban responden sebesar 37,2. Kesesuaian bidang pengabdian masyarakat dengan bidang studi yang digeluti sudah sesuai sekali dari jawaban responden sebesar 35,9. Selanjutnya pengaruh pengabdian masyarakat yang telah dilakukan terhadap masyarakat tempat melakukan pengabdian berpengaruh sekali dari jawaban responden sebesar 39,7. Manfaat pengabdian masyarakat yang dirasakan masyarakat atas penngabdian yang telah dilakukan bermanfaat dari jawaban responden sebesar 43,6. Selanjutnya tanggapan masyarakat atas pengabdian yang telah dilakukan selama ini adalah positif dari jawaban responden sebesar 57,7. Pentingnya mencari tambahan pengetahuan dan pengalaman melalui pengabdian masyarakat adalah penting dari jawaban responden sebesar 67,9. Selanjutnya pengabdian masyarakat yang telah dilakukan bermanfaat bagi diri sendiri dari jawaban responden sebesar 64,1. Dari uraian di atas terlihat bahwa kinerja dosen sudah baik dilihat dari pendidikan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

4.1.6. Pengujian Asumsi Klasik

Universitas Sumatera Utara Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda telah dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik ini telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda sudah dapat digunakan. 4.1.6.1.Uji Normalitas Pengujian normalitas data dengan analisis grafik dilakukan dengan melihat titik-titik sebaran data pada kurva uji normalitas pada penelitian ini dengan menggunakan analisis grafik dengan kurva Normal Probability Plot pada of Regresion Standardized Residual. Dalam hal analisis grafik tersebut, data akan dinyatakan normal jika titik sebaran data tersebar tidak terlalu jauh mengikuti arah garis diagonal dan dinyatakan tidak normal jika terjadi keadaan sebaliknya. Hasil analisis grafik diperlihatkan pada Gambar 4.2. berikut ini : Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas Universitas Sumatera Utara Secara statistik, uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan tabel Kolmogorov-SmirnovTest dapat dilihat pada Tabel 4.13 di bawah ini yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS adalah : Tabel 4.13 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 78 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 12.82684292 Most Extreme Differences Absolute .104 Positive .074 Negative -.104 Kolmogorov-Smirnov Z .919 Asymp. Sig. 2-tailed .367 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,919 yang tidak signifikan pa da α = 0,05 karena p = 0,367 0,05. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara normal.

4.1.6.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model linier berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolineritas. Untuk uji multikolineritas pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai Variance Inflation factor VIF. Menurut Ghozali 2005 nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 dapat dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini. Tabel 4.14. Hasil Multikolinearitas Universitas Sumatera Utara Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 67.937 11.230 6.049 .000 pendidikan 1.140 .275 .432 4.143 .000 .633 1.581 senioritas .494 .262 .158 1.885 .063 .974 1.027 komitmen .892 .307 .301 2.902 .005 .638 1.568 a. Dependent Variable: kinerja Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah Tabel 4.14. di atas menunjukkan bahwa nilai Tolerance tidak kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen pendidikan, senioritas dan komitmen kerja. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, dimana tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi pada pengujian hipotesis. model regresi yang dihasilkan dari analisis statistik termasuk dalam kategori regresi yang baik.

4.1.6.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Output SPSS pada gambar scatter plot menunjukkan penyebaran titik-titik tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas apabila: 1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. Universitas Sumatera Utara 3. Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Untuk melihat gejala heteroskedastisitas dapat dilihat pada Scatterplot yang dihasilkan oleh program SPSS yang terlihat pada Gambar 4.2. berikut ini. Sumber: Hasil Penelitian, 2012 data diolah Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Pada Gambar 4.3, terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta menyebar baik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model layak dipakai. Dapat juga dilihat pada Tabel 4.15 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -7.990 6.818 -1.172 .245 pendidikan .331 .167 .275 1.980 .051 senioritas .029 .159 .021 .184 .854 komitmen .063 .187 .047 .338 .737 a. Dependent Variable: Absut Dari hasil diatas jelas menunjukkan bahwa terdapat variabel independen pendidikan, senioritas dan komitmen mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Unstandarized AbsUT. Hal ini terlihat dari nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dari t tabel n=76 pada taraf 5 sebesar 1,667 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak satupun model regresi linier berganda terjadi heteroskedastisitas

4.1.7. Hasil Regresi Berganda