BAB I PENDAHULLUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang menggunakan sistem demokrasi dimana rakyat memiliki peranan penting didalam urusan negara, atau demokrasi merupakan kekuasaan
rakyat berbentuk pemerintahan dengan semua tingkatan rakyat ikut mengambil bagian dalam pemerintahan. Oleh karena itu, kekuasaan para pemimpin dan pejabat formal itu bukan
muncul dari pribadinya, akan tetapi merupakan titipan rakyat atau merupakan kekuasaan yang dilimpahkan rakyat kepada pemimpin dan pribadi-pribadi penguasa. Rakyat membuat
kontrak social lewat perwakilannya untuk mendelegasikan kekuasaannya kepada pemerintah yang dipilih. Maka akan ada aturan main yang berupa Undang-Undang Dasar, Undang-
Undang, Peraturan Hukum dan sebagainya. Kemudian dibuat dan ditetapkan dengan maksud agar dengan sarana-sarana kekuasaan titipan yang dilaksanakan oleh pejabat atau penguasa
itu benar-benar mulus lurus, benar dan jujur, demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Dan tidak dimanipulasikan demi kepentingan pribadi para pemimpin dan pejabat untuk mengeruh
keuntungan dan memperkaya diri. Pembuatan kontrak sosial tersebut dilakukan melalui pemilu pemilihan umum yakni
sarana demokrasi yang dari padanya dapat ditentukan siapa yang berhak menduduki kursi di
Universitas Sumatera Utara
lembaga politik negara, legislatif dan eksekutif. Melalui pemilu rakyat memilih figur yang dapat dipercaya yang akan mengisi
Jabatan legislatif dan jabatan eksekutif. Dalam pemilu, rakyat yang telah memenuhi persyaratan untuk memilih, secara bebas dan rahasia, menjatuhkan pilihannya pada figur
yang dinilai sesuai dengan aspirasinya.
1
Dalam rangka pembagian kekuasaan negara secara vertikal dibentuk daerah-daerah yang bersifat otonom dengan bentuk dan susunan pemerintahannya yang diatur dalam
undang-undang. Sehingga pemerintah pusat menyelenggarakan pemerintahan nasional dan pemerintah daerah menyelenggarakan pemerintahan daerah, pembagian kekuasaan daerah itu
disebut dengan desentralisasi yang dipahami sebagai penyerahan wewenang politik dan perundang-undangan untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan manajemen pemerintah
pusat kepada unit-unit sub nasional daerahwilayah administrasi negara atau kepada kelompok-kelompok fungsional atau organisasi non-pemerintahan swasta.
2
Dan Otonomi daerah merupakan bagian sistem politik yang diharapkan memberikan peluang bagi warga
Negara untuk lebih mampu menyumbangkan daya kreativitasnya.
3
Gagasan otonomi daerah melekat pada pelaksanaan UU No.32 Tahun 2004 mengenai pemerintahan daerah yang sangat berkaitan dengan demokratisasi kehidupan politik dan
pemerintahan baik tingkat lokal maupun ditingkat nasional. Agar demokrasi bisa terwujud maka daerah harus memiliki kewenangan yang luas dalam mengurus dan mengatur rumah
tangganya sendiri.
4
1
Hendarmin Ranadireksa, Arsitektur Konstitusi Demokratik, Bandung: Fokusmedia, 2007, h.173-174
Sehingga muncul konsep pembaruan kabupaten yang dirumuskan sebagai transformasi kabupaten yang hendak menegaskan bahwa pembaruan bermakna
sebagai tidak lagi bekerja
2
Bambang Yudhoyono, Otonomi Daerah, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001, h. 20
3
M.Arif Nasution, Nasionalisme dan Isu-Isu Lokal, Medan:USU Press, 2005, h. 63
4
Dadang Juliantara, Pembaruan Kabupaten, Yogyakarta: Pembaruan, 2004, h. ix-x
Universitas Sumatera Utara
Dengan skema dan watak yang lama, melainkan telah bekerja dengan skema dan watak yang baru. Proses pembaruan haruslah dapat memberikan kepastian bahwa nasib
rakyat akan berubah menjadi lebih baik lagi. Pembaruan kabupaten juga berarti “perombakan” menyeluruh yang dimulai dari paradigma seluruh elemen yang ada atau
mengorganisir seluruh sumber daya yang ada agar mengabdi pada kepentingan masa rakyat.
5
Pemilihan Kepala Daerah merupakan rekrutmen politik yaitu penyeleksian rakyat terhadap tokoh-tokoh yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah baik Gubernurwakil
gubernur, bupatiwakil bupati atau walikotawakil walikota. Actor utama sistem pemilihan kepala daerah adalah rakyat, parpol dan calon kepala daerah. Ketiga aktor tersebut terlibat
langsung dalam kegiatan pemilihan kepala daerah. Kegiatan tersebut antara lain: pendaftaran pemilih, pendaftaran calon, penetapan calon, kampanye, pemungutan dan penghitungan
suara, dan penetapan calon terpilih. Dengan adanya pemilihan kepala daerah diharapkan dapat menunjang tumbuhnya
kekuatan-kekuatan baru yang pro demokrasi di daerah. Pemerintah di tingkat lokal akan semakin dekat dengan rakyat yang pada akhirnya akan menciptakan akuntabilitas yang tinggi
dari rakyat untuk pemerintah daerah dan juga akan terciptanya respon yang baik dari rakyat. Rakyat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam politik baik dalam memilih atau dipilih.
Setiap warga Negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan politik. Warga Negara berhak melakukan kegiatan secara bebas menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul
serta mempublikasikan informasi kepada publik. Dengan adanya pemilihan kepala daerah diharapkan dapat menunjang tumbuhnya
kekuatan-kekuatan baru yang pro demokrasi di daerah. Pemerintah di tingkat lokal akan semakin dekat dengan rakyat yang pada akhirnya akan menciptakan akuntabilitas yang tinggi
5
Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, Semarang: Pustaka Pelajar, 2005, h.203
Universitas Sumatera Utara
dari rakyat untuk pemerintah daerah dan juga akan terciptanya respon yang baik dari rakyat. Rakyat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam politik baik dalam memilih atau dipilih.
Setiap warga Negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan politik. Warga Negara berhak melakukan kegiatan secara bebas menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul
serta mempublikasikan informasi kepada publik. Kenyataan ini sejalan dengan pengertian bahwa desentralisasi adalah transfer
kekuasaan politik tidak hanya terbatas pada pendelegasian sebagai otoritas pusat kepada daerah secara administratif. Pilkadasung menjadi isu sentral dalam diskursus politik nasional
dan dipandang sebagai bagian dari proses perwujudan otonomi daerah. Pelaksanaannya menjadi momentum yang sangat penting bagi proses demokratisasi politik di tingkat lokal.
Rakyat dan lembaga daerah akan terlibat langsung dalam mengelola pilkada nantinya. Perubahan sistem pemilihan juga telah membawa perubahan hubungan tata pemerintahan
antar pusat dan daerah. Pendelegasian kekuasaan dari pusat ke daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah bergeser ke arah yang lebih maju yaitu
kewenangan politik. Pemimpin daerah tidak lagi menjadi pemimpin yang bersifat administratif perwakilan pemerintah pusat di daerah tapi juga pemimpin politik di daerah
karena dipilih dan mendapatkan legitimasi yang kuat dari rakyat. pemerintah pusat di daerah tapi juga pemimpin politik di daerah karena dipilih dan mendapatkan legitimasi yang kuat
dari rakyat.
6
Selain itu partai politik meyakini bahwa ada perbedaan karakteristik antara pemilihan kepala daerah langsung pilkadasung dengan pemilihan umum pemilu legislatif. Dalam
pemilu legislatif, pemilih memilih partai politik, sementara dalam Pilkada pemilih memilih orang kandidat. Dalam Pilkadasung, kandidat yang mempunyai ketokohan tinggi akan lebih
6
Phenie Chalid ed, Pilkada Langsung, Demokratisasi Daerah dan Mitos Good Governance, Jakarta : Partnership Kemitraan, 2006, hal.2
Universitas Sumatera Utara
dipilih, tidak peduli berasal dari partai mana. Hal inilah yang menyebabkan betapa pentingnya tahap rekrutmen yang dilakukan oleh partai politik
7
Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan dalam skala internasional yang diantaranya; penelitian yang dilakukan Stephan C. M. Henneberg 2004 adalah bahasan
marketing politik yang lebih mengupas tentang teori.
8
Kemudian Avraham Shama 1976 melakukan penelitian marketing politik yang lebih mengacu pada bahasan tentang pemasaran
kandidat politik.
9
Begitupun dengan penelitian yang dilakukan dalam skala nasional, Asto S. Subroto 2008 melakukan penelitian dengan poin bahasan tentang komunikasi efektif dalam
marketing politik, yang dilakukan oleh kandidat caleg pada saat melakukan kampanye dalam pemilu legislatif.
10
Semakin banyaknya pilihan media komunikasi juga mendorong kebutuhan aplikasi konsep marketing dalam berpolitik di Indonesia. Political Marketing sangat berpotensi untuk
dikembangkan sebagai suatu disiplin ilmu, karena aplikasinya di lapangan memerlukan metodologi yang kuat untuk dapat memberikan hasil yang efektif. Sekedar ikut-ikutan saja
tidak akan memberikan hasil selain membuang biaya percuma. Dalam hal ini institusi kampus harus mampu mengembangkan dan menawarkan ilmu ini sebagai suatu bidang studi.
Ahli-ahli pemasaran politik akan semakin dibutuhkan di Indonesia. Penerapan marketing yang paling nyata di Indonesia adalah positioning dalam
kampanye politik. Mengingat keberagaman masyarakat Indonesia, maka positioning seorang kandidat ataupun parpol harus dilakukan secara berbeda untuk setiap segmen masyarakat
yang berbeda. Pemahaman profil pemilih atau calon pemilih di suatu wilayah menjadi sebuah keharusan bagi parpol untuk bisa sukses. Pesan-pesan politik yang diangkat di satu wilayah
7
Eriyanto, Pilkada dan Penguasaan Partai Politik, Kajian Bulanan LSI Edisi 03-Juli 2007, www.lsi.co.id200707, diakses tanggal 30 November 2008
8
http:www.bath.ac.ukmanagementresearchpdf2004-01.pdf
9
http:www.springerlink.comcontentq68926523ww0888wfulltext.pdf
10
http:www.astosubroto.com?p=121
Universitas Sumatera Utara
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayah tersebut yang bisa jadi berbeda dengan pesan yang diangkat di wilayah yang lain. Banyak hal yang dapat mendukung kesuksesan
kampanye politik di Indonesia, diantaranya adalah popularitas dari seorang kandidat seperti artis yang terbukti cukup efektif sebagai pendongkrak suara.
Tapanuli Tengah adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara. Ibu kotanya adalah Pandan. Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai Daerah Otonom dipertegas oleh Pemerintah
dengan Undang-undang Nomor 7 Drt 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah tanggal 24 Agustus 1945. Kabupaten Tapanuli
Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di
pulau-pulau kecil dengan luas wilayah 6.194,98 km². Luas wilayah : 2.194,98 Km2 219.498 Ha atau sekitar 3,03 dari luas Provinsi Sumatera Utara 72.516,69 Km2, yang terletak
pada koordinat 1°11’00” - 2°22’0” lintang utara, serta 98°07’ - 98°12’ BT Bujur Timur. Kabupaten Tapanuli Tengah sangat potensial bagi pengembangan sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan pertambangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Tapanuli Tengah dapat diketahui bahwa jenis komoditi
unggulan bidang pertanian di kabupaten Tapanuli Tengah adalah padi sawah, dimana pada tahun 2009 jenis komoditi ini menyumbangkan 77,93 terhadap jumlah produksi
keseluruhan di bidang pertanian di Kabupaten Tapanuli Tengah disusul dengan komoditi ubi kayu sebesar 11,78. Sedangkan untuk dibidang Perkebunan komoditi terbesar adalah sawit
yang menyumbangkan sebesar 53,81, disusul dengan komoditi karet sebesar 33,00. Jumlah produksi yang disumbangkan oleh komoditi perkebunan tiap tahunnya mengalami
peningkatan, sehingga perlu dilakukan upaya pengembangan yang tepat dan lebih optimal
Universitas Sumatera Utara
sehingga produksi dan kualitas komoditi unggulan ini bisa tetap meningkat ditahun-tahun yang akan datang.Selain bidang pertanian dan perkebunan, maka sektor potensial di
Kabupaten Tapanuli Tengah yang belum dikembangkan secara maksimal adalah peternakan. Populasi ternak yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah ayam. Berdasarkan data
statistik dapat diketahui bahwa populasi ternak ayam kampung sangat mendominasi, yaitu sebesar 309.081 ekor atau 84,99 terhadap total populasi ternak yang ada di Kabupaten
Tapanuli Tengah pada tahun 2009, hanya saja presentasenya berfluktuasi dari tahun 2005-2009, dengan demikian
perlu dilakukan upaya pengembangan yang lebih optimal sehingga sektor peternakan ini meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Perikanan air laut dan tawar juga merupakan
sektor potensial yang cukup baik untuk dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Tengah terutama di kecamatan sepanjang pesisir Pantai Barat.
Pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Komisi Pemilihan Umum KPU Tapanuli Tengah Tapteng menetapkan tiga dari enam pasangan bakal calon balon
sebagai calon bupati dan wakil bupati periode 2011 – 2016 pada Pilkada 2011 mendatang, Senin 13 Desember 2010.
Ketiganya yakni, pasangan calon Bonaran Situmeang – Syukran Tanjung, Tasrif Tarihoran – Raja Asih Purba,dan Dina Riana Br Samosir – Hikmal Batubara. Dalam rapat
pleno penetapan dan pencabutan nomor urut yang dilaksanakan di Aula Kantor KPU Tapteng, kemarin, Ketua KPU Tapteng Kabul Lumbantobing menuturkan, penetapan
pasangan calon itu sesuai hasil klarifikasi administrasi dan faktual.Hasilnya telah dituangkan dalam berita acara Nomor 730KPUTT002.434687XII2010 tentang Penetapan Pasangan
Calon Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Tapteng tahun 2011.”Semua ini berdasarkan peraturan perundang-undangan Nomor 13 tahun 2010 junto Jo KPU Nomor 22010 tentang
Universitas Sumatera Utara
Pedoman Teknis dan Peraturan KPU Tapteng Nomor 162010,” katanya didampingi anggota KPU Maruli Firman Lubis, Irwanner Muda Ritonga, Syahrial Sinaga,dan Dewi Efriana.
Sementara itu,dari hasil pencabutan nomor urut yang dilaksanakan kemarin,pasangan calon Bonaran Situmeang – Syukran Tanjung memperoleh nomor urut 1 di Pilkada mendatang.
Sementara itu, nomor urut 2 yakni pasangan Tasrif Tarihoran – Raja Asih Purba dan nomor urut 3 pasangan Dina Riana Br Samosir – Hikmal Batubara.
Dengan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti STRATEGI PEMASARAN POLITIK DALAM PEMENANGAN PEMILIHAN KEPALA
DAERAH Studi Kasus: Bonaran dan Syukran Tanjung dalam Pemilihan Kepala Daerah Tapanuli Tengah Tahun 2011.
1.2.Perumusan Masalah
Yang menjadi masalah penelitian ini adalah: Bagaimana Strategi Pemasaran Politik dalam pemenangan Bonaran dan Syukran Tanjung dalam Pemilihan Kepala Daerah
Kabupaten Tapanuli Tengah
1.3.Tujuan Penelitian
Atas dasar perumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: “Mengetahui Strategi Pemasaran Politik dalam Pemenangan Bonaran dan Syukran
Tanjung dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011”
1.4. Manfaat Penelitian