Tujuan Pengelolaan Persediaan Implementasi Teknik Simulasi Dinamis Untuk Merencanakan Persediaan Bahan Baku Dan Jumlah Produksi Di PT. Batanghari Tebing Pratama

dapat menunjukkan tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas produksi dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis. Dengan demikian, yang dimaksud dengan pengelolaan persediaan adalah kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan bahan bakupenolong yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan. Dari pengertian tersebut, maka tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut: 1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat memuaskan konsumen. 2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan: a. Kemungkinan barang bahan baku dan penolong menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh. b. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan. 3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. 4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar. 5. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran, karena akan mengakibatkan biaya menjadi besar. Dari beberapa tujuan pengendalian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian persediaan adalah untuk menjamin terdapatnya persediaan sesuai kebutuhan. Ada dua macam kelompok bahan baku, yaitu: 1. Bahan baku langsung direct material, yaitu bahan yang membentuk dan merupakan bagian dari barang jadi yang biayanya dengan mudah bisa ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat variabel, artinya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau perubahan output. 2. Bahan baku tak langsung indirect material, yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi, tetapi sulit menelusuri biayanya pada setiap barang jadi.

3.4. Sistem Persediaan

5 1. Sistem pemesanan ukuran tetap fixed order size inventory system atau sering disebut dengan “Q system”. Masalah persediaan merupakan hal yang penting dalam logistik. Karena persediaan sendiri menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan. Secara umum, ada dua macam sistem persediaan yang biasa dipakai yang satu sama lain bervariasi yaitu : 2. Sistem pemesanan interval tetap fixed order interval inventory system atau sering disebut “P system”. 5 Pujawan, I Nyoman. 2002. Manajemen Logistik. PT. Bumi Aksara : Jakarta. Hal : 105-110. Adapun ciri-ciri dari Q system adalah sebagai berikut : 1. Jumlah bahan yang dipesan selalu sama untuk setiap kali pemesanan yaitu sebesar lot ekonomis. 2. Selang waktu pemesanan tidak tetap, bervariasi sesuai fluktuasi pemakaian bahan. 3. Pemesanan dilakukan kembali apabila jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali reorder point. 4. Titik pemesanan kembali besarnya sama dengan perkiraan pemakaian selama lead time ditambah dengan safety stock. Adapun ciri ciri “P system” adalah sebagai berikut : 1. Jumlah bahan yang dipesan tidak tetap, tetapi tergantung pada jumlah persediaan yang ada di gudang pada saat pemesanan dilakukan. 2. Selang waktu persediaan adalah tetap untuk setiap kali pemesanan dilakukan. 3. Model P tidak mempunyai titik pemesanan kembali, tetapi lebih menekankan pada target persediaan. 4. Model P tidak mempunyai nilai EOQ karena jumlah pemesanan akan bervariasi tergantung permintaan yang sesuai dengan target persediaan. Adapun gambar dari Q system dan P system dapat dilihat pada Gambar 3.1. dan Gambar 3.2. Gambar 3.1. Q System