Hukum Hooke Perbandingan Perilaku Torsi pada Tampang Tebal dengan Cara Analitis dan Program Ansys

16

2.5. Hukum Hooke

Hubungan linear antara komponen tegangan dan komponen regangan umumnya dikenal sebagai hukum Hooke . Satuan perpanjangan elemen hingga batas proporsional diberikan oleh: 2.5 dimana E adalah modulus elastisitas dalam tarik modulus of elasticity in tension . Bahan yang digunakan di dalam struktur biasanya memiliki modulus yang sangat besar dibandingkan dengan tegangan izin, dan besar perpanjangannya sangat kecil. Perpanjangan elemen dalam arah x ini akan diikuti dengan pengecilan pada komponen melintang yaitu 2.6 dimana adalah suatu konstanta yang disebut dengan ratio Poisson Poisson’s Ratio . Untuk sebagian besar bahan, ratio poisson dapat diambil sama dengan 0,25. Untuk struktur baja biasanya diambil sama dengan 0,3. Apabila elemen di atas mengalami kerja tegangan normal secara serempak, terbagi rata di sepanjang sisinya, komponen resultante regangan dapat diperoleh dari persamaan 2.5 dan 2.6 yaitu: [ ] [ ] 2.7 [ ] Pada persamaan 2.7, hubungan antara perpanjangan dan tegangan sepenuhnya didefinisikan oleh konstanta fisik yaitu E dan . Konstanta yang sama Universitas Sumatera Utara 17 dapat juga digunakan untuk mendefinisikan hubungan antara regangan geser dan tegangan geser Timoshenko, S., 1958. Gambar 2.8. Perubahan Bentuk Segi Empat Parallelogram Tinjaulah kasus khusus yaitu perubahan bentuk segi empat paralellogram dimana , , dan . Potonglah sebuah elemen abcd dengan bidang yang sejajar dengan sumbu x dan terletak 45° terhadap sumbu y dan z Gambar 2.8. Dengan menjumlah gaya sepanjang dan tegak lurus bc , bahwa tegangan normal pada sisi elemen ini nol dan tegangan geser pada sisi ini adalah: ⁄ 2.8 Kondisi tegangan seperti itu disebut geser murni pure shear. Pertambahan panjang elemen tegak Ob sama dengan berkurangnya panjang elemen mendatar Oa dan Oc , dan dengan mengabaikan besaran kecil dari orde b a d c o b o c Universitas Sumatera Utara 18 kedua, kita bisa menyimpulkan bahwa panjang elemen ab dan bc tidak berubah selama terjadinya perubahan bentuk. Sudut antara sisi ab dan bc berubah dan besar regangan geser yang bersangkutan bisa diperoleh dari segitiga Obc . Sesudah perubahan bentuk akan didapatkan: Untuk yang kecil, dan ⁄ ⁄ , maka : Maka diperoleh : Sedangkan jika nilai-nilai , , dan disubstitusikan ke dalam persamaan 2.7 maka akan diperoleh : [ ] [ ] Maka diperoleh hubungan antara regangan dengan regangan geser : 2.9 Hubungan antara regangan dan tegangan geser didefinisikan oleh konstanta E dan v yaitu: 2.10 Universitas Sumatera Utara 19 Jika digunakan notasi : 2.11 Maka persamaan 2.10 akan menjadi : 2.12 dimana konstanta G didefinisikan oleh persamaan 2.11, dan disebut modulus elastisitas dalam geser modulus of elasticity in shear atau modulus kekakuan modulus of rigidity. Apabila tegangan geser bekerja ke semua sisi elemen, seperti terlihat pada Gambar 2.4, pelentingan sudut antara dua sisi yang berpotongan hanya tergantung kepada komponen tegangan geser yang bersangkutan dan diperoleh Timoshenko, S., 1958. :

2.6. Analogi Membran Elastis oleh Prandtl