Perumusan Masalah Tujuan Pembatasan Masalah Metodologi Penelitian Definisi Torsi

3 dengan analisa tiga dimensi telah mengingatkan perencana untuk merencanakan struktur bangunan yang dapat menerima torsi Trahair dan Pi, 1997. Dengan berkembangnya teknologi, perhitungan mekanika khususnya torsi dapat dihitung dengan bantuan program ANSYS. Program ini dapat menguntungkan karena dapat menghitung yang detail dan rumit serta mengurangi kesalahan perhitungan. Maka dari itu, melalui tugas akhir ini penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Perilaku Torsi pada Tampang Tebal dengan Cara Analitis dan Program ANSYS ”.

1.2. Perumusan Masalah

Dalam tugas akhir ini, penulis akan melakukan studi parameter, yaitu membandingkan perilaku torsi dengan tampang tebal yaitu dengan perhitungan manual dan dengan bantuan program ANSYS. Jadi permasalahannya adalah bagaimana perilaku torsi jika memakai program ANSYS.

1.3. Tujuan

Tujuan dari tugas akhir ini yaitu :  Mengetahui perilaku torsi pada tampang tebal  Mengetahui penggunaan ANSYS dalam analisis perilaku torsi tampang tebal. Universitas Sumatera Utara 4

1.4. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah yang diambil untuk mempermudah penyelesaian adalah:  Perilaku torsi di sini adalah tegangan geser total akibat adanya torsi dan sudut puntir  Tampang tebal yang dimaksud adalah tampang persegi, tampang persegi panjang, dan tampang lingkaran  Material terdiri dari beton  Penulangan dan berat sendiri material diabaikan  Perbandingan tinggi dan lebar pada penampang persegi panjang adalah 1,5; 2; 3; 4; dan 5  Program ANSYS yang digunakan adalah ANSYS APDL  Elemen yang digunakan pada ANSYS adalah BEAM188

1.5. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah dengan kajian literatur, yaitu mengumpulkan teori-teori dan rumus-rumus yang dibutuhkan untuk merencanakan dan menganalisa melalui beberapa sumber antara lain: buku-buku, jurnal-jurnal, standar-standar yang berkaitan dengan tugas akhir ini yang dapat diakses melalui internet , masukan-masukan dari dosen pembimbing dan sebagainya. Kemudian, analisa dilakukan dengan cara analitis dan bantuan program ANSYS. Universitas Sumatera Utara 5

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pendahuluan memuat tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang pokok-pokok kajian, yaitu teori-teori dan rumus- rumus yang digunakan untuk perhitungan torsi.

Bab III Perilaku Torsi pada Tampang Tebal

Bab ini memuat tentang perhitungan perilaku torsi pada tampang tebal dengan cara analitis

Bab IV Penggunaan ANSYS dalam Analisis Torsi

Bab ini memuat tentang perhitungan perilaku torsi pada tampang tebal dengan menggunakan program ANSYS.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi penutup dari laporan tugas akhir, meliputi kesimpulan dan saran yang dapat ditarik dari pembahasan permasalahan. Universitas Sumatera Utara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Torsi

Erwin 2009 berpendapat bahwa torsi adalah puntir yang terjadi pada batang lurus apabila batang tersebut dibebani momen yang cenderung menghasilkan rotasi terhadap sumbu longitudinal batang. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu jika seseorang memutar obeng, maka tangannya memberikan torsi ke obeng. Gambar 2.1 Arah kerja torsi sesuai kaidah tangan kanan dan panah lengkung Demikian pula halnya dengan komponen struktur suatu bangunan. Jika diperhatikan lebih seksama, sebenarnya balok-balok pada bangunan mengalami torsi akibat beban-beban pada pelat. Demikian pula halnya dengan kolom. Namun torsi pada kolom kebanyakan diakibatkan oleh gaya-gaya yang arahnya horizontal seperti gaya angin ataupun gempa. Berikut ini beberapa ilustrasi yang memperlihatkan adanya torsi yang terjadi pada balok dan kolom. Torsi timbul karena adanya gaya-gaya yang membentuk kopel yang cenderung memuntir batang terhadap sumbu longitudinalnya. Seperti diketahui Universitas Sumatera Utara 7 dari statika, momen kopel merupakan hasil kali dari gaya dan jarak tegak lurus antara garis kerja gaya. Satuan untuk momen pada USCS adalah lb-ft dan lb- in, sedangkan untuk satuan SI adalah N.m. Untuk mudahnya, momen kopel sering dinyatakan dengan vektor dalam bentuk panah berkepala ganda. Panah ini berarah tegak lurus bidang yang mengandung kopel, sehingga dalam hal ini kedua panah sejajar dengan sumbu batang. Arah momen ditunjukkan dengan kaidah tangan kanan untuk vektor momen yaitu dengan menggunakan tangan kanan, empat jari selain jempol dilipat untuk menunjukkan momen sehingga jempol akan menunjuk arah vektor. Representasi momen yang lain adalah dengan menggunakan panah lengkung yang mempunyai arah torsi. Momen yang menghasilkan puntir pada suatu batang disebut momen puntir atau momen torsi. Batang yang menyalurkan daya melalui rotasi disebut poris atau as shaft. Dalam tugas akhir ini, shaft yang akan dibahas secara khusus adalah shaft yang dalam bidang teknik struktur bangunan banyak dijumpai yaitu pada balok dan kolom struktur beton bertulang.

2.2. Elastisitas