2.1.1.2  Dasar Sertifikasi
Seperti  yang telah dijelaskan sebelumnya, dasar  Sertifikasi adalah Undang- Undang  Nomor  14  Tahun  2005  tentang  guru  dan  dosen  yang  disahkan  pada
tanggal  30  Desember  2005.  Adapun  pasal  yang  menyatakan  hal  tersebut  adalah pada  pasal  8,  yaitu:  guru  wajib  memiliki  kualifikasi  akademik,  kompetensi,
sertifikat  pendidik,  sehat  jasmani  dan  rohani  serta  memiliki  kemampuan  untuk mewujutkan tujuan pendidikan nasional.
Muslich 2007:47 mengemukakan bahwa “landasan Sertifikasi antara lain: Undang-Undang  No.20  Tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional,
Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  No.  18  Tahun  2007  tentang  Sertifikasi Guru dalam Jabatan yang dii tetapkan pada tanggal 4 Mei 2007.
2.1.1.3  Tujuan Sertifikasi
Menurut  Kunandar  2007:79  beberapa  hal  yang  menjadi  tujuan dilakukannya sertifikasi antara lain adalah untuk :
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai agen
pembelajaran dan mewujutkan tujuan pendidikan nasional.
2.
Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan
3. Peningkatan professional guru
2.1.1.4  Manfaat Sertifikasi
Menurut  Hurmaini  2011:509  adapun  manfaat  yang  dapat  diambil  dari sertifikasi, antara lain :
1. Melindungi  profesi  guru  dari  praktek-praktek  yang  tidak  kompeten,
yang  dapat  merusak  citra  profesi  guru.  Saat  inii  guru  dituntut
Universitas Sumatera Utara
menerapkan  teori  dan  praktik  kependidikan  yang  telah  teruji  kedalam pembelajaran dikelas.
2. Melindungi  masyarakat  dari  praktik-praktik  pendidikan  yang  tidak
berkualitas  dan  tidak  professional.  Mutu  pendidikan  di  sekolah ditentukan oleh mutu guru dan mutu proses pembelajaran didalam kelas.
Melalui sertifikasi masyarakat akan menilai sekolah tertentu berdasarkan mutu tersebut.
3. Meningkatkan  kesejahteraan  guru.  Hasil  sertifikasi  guru  dapat  dengan
mudah  digunakan  untuk  menentukan  besarnya  imbalan  yang  pantas diberikan kepada masing-masing guru.
4. Menjaga lembaga penyelenggaraan pendidikan tenaga pendidik LPTK
dari  keinginan  internal  dan  tekanan  external  yang  menyimpang  dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2.1.2 Motivasi Berprestasi 2.1.2.1  Pengertian Motivasi
Sedarmayanti  2000:14  menyatakan  motivasi    motivation  berasal  dari Bahasa  Latin,  yaitu  dari  kata
movere
yang  berarti  menggerakkan  atau
to  move
. Menggerakkan  merupakan  proses  pemberian  motivasi  kepada  para    pegawai
sehingga mereka mau bekerja dengan semangat kerja yang tinggi  untuk mencapai tujuan organisasi.
Robbins  2007:222  mendefinisikan  motivasi  sebagai  keinginan  untuk menggunakan  usaha  yang  maksimal  dalam  pencapaian  tujuan,  dikondisikan  oleh
kemampuan  berbagai  program  dan  praktek  motivasional  untuk  memuaskan
Universitas Sumatera Utara
beberapa kebutuhan individu. Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja.
Dalam  dunia  kerja,  motivasi  menempati  unsur  terpenting  yang  harus dimiliki, karena motivasi merupakan kemampuan usaha yang dilakukan seseorang
untuk meraih tujuan dan disertai dengan kemampuan individu untuk memuaskan kebutuhan
–  kebutuhannya.  Armstrong  2006:252  menyatakan  bahwa  motivasi menitik  beratkan  pada  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  seseorang  untuk
bertingkah  laku  dengan  cara  tertentu.  Pada  dasarnya  terdapat  tiga  karakteristik pokok motivasi seperti yang diungkapkan oleh Arnold
et al
yaitu
direction- what a  person  is  trying  to  do
,  yaitu  arah  yang  dituju  oleh  usaha  dan  kemauan  yang dimiliki  oleh  seseorang;
efforthow hard  a  person  is  trying
,  yaitu  usaha  yang menunjuk  pada  kekuatan  perilaku  kerja  seseorang  atau  jumlah  yang  ditunjukkan
oleh seseorang dalam pekerjaannya; dan
persistence- how long a person keeps on trying
, yaitu kemauan keras  yang ditunjukkan oleh seseorang ketika menerapkan usahanya  pada  tugas-tugas  pekerjaannya  Armstrong,  2006:252.  Kemauan  yang
keras akan membuat segala usaha akan dilakukan. Ketiga  karakteristik  pokok  motivasi  di  atas  merumuskan  motivasi  sebagai
keadaan  dimana  usaha  dan  kemauan  keras  seseorang  diarahkan  pada  pencapaian hasil-hasil atau tujuan tertentu.
Teori  motivasi  yang  sering  digunakan  berhubungan  dengan  kebutuhan adalah  teori  maslow.    Moslow  mengemukakan  tingkatan  kebutuhan  yang
menimbulkan  motivasi,  terutama  dalam  situasi  dan  lingkungan  organisasi  secara berturut-turut adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Mulyasa 2007:59
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan  fisiologis,  merupakan  kebutuhan  dasar  dari  motivasi.  Dengan adanya kebutuhan ini, maka seseorang akan termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan  pokoknya.  Seperti  sandang,  pangan,  papan  dan  lain  sebagainya. Selanjutnya  seseorang  akan  termotivasi  untuk  memenuhi  kebutuhan  akan  rasa
aman
Safety  Needs
seperti  kemantapan,  keselamatan.  Kebutuhan  pada  tingkat selanjutnya  ialah  kebutuhan  berkelompok
Social  Needs,  Love  Needs,  Belonging Needs
yaitu  kebutuhan  akan  rasa  hormat,  atau  harga  diri,  kebutuhan  hidup berkelompok,  mencintai  dan  dicintai.  Kebutuhan  penghargaan,  merupakan
kebutuhan  dimana  seseorang  ingin  dihormati,  mendapat  tanda  penghargaan terhadap  apa  yang  ia  lakkukan.  Dan  yang  terakhir  adalah  kebutuhan  aktualisasi
diri
Self-Actualization Needs
yaitu kebutuhan untuk menyatakan dirinya kepada orang lain yang bersifat prestise.
Aktualisasi Diri
Penghargaan Diri
Kepemilikan Sosial
Rasa Aman
Kebutuhan Fisiologis
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.2  Pengertian Motivasi Berprestasi
Mangkunegara  2004:  103  mendefinisikan  motivasi  berprestasi  sebagai suatu  dorongan  dalam  diri  seseorang  untuk  melakukan  atau  mengerjakan  suatu
kegiatan  atau  tugas  dengan  sebaik-baiknya  agar  mencapai  prestasi  dengan predikat terpuji.
Seorang  yang  mempunyai  prestasi  yang  tinggi  cenderung  untuk  berusaha menyelesaikan  tugasnya  secara  tuntas,  tanpa  menunda-nunda  pekerjaannya  dan
mereka  cenderung  akan  melakukan  yang  terbaik  melebihi  apa  yang  sebelumnya sudah dilakukan.
McClelland  dalam  Robbins,  2009:230  menyatakan  bahwa  motivasi berprestasi  merupakan  produk  dari  dua  kebutuhan  yang  bertentangan,  yaitu
kebutuhan  untuk  mencapai  kesuksesan  dan  kebutuhan  untuk  menghindari kegagalan. Selanjutnya, ia menganalisis tentang tiga 3 kebutuhan manusia yang
sangat  penting  didalam  organisasi  atau  perusahaan  tentang  motivasi  mereka, yaitu:
1. Kebutuhan  pencapaian
need  for  achievement
;  dorongan  utuk  melebihi pencapaian  standar-satandar,  dan  berusaha  keras  untuk  berhasil.  Dalam
kata  lalin  kemampuan  untuk  mencapai  hubungan  kepada  standar organisasi yang telah di tentukan juga perjuangan karyawan untuk menuju
keberhasilan. Kebutuhan pencapaian guru, meliputi : a.
Dorongan akan tanggungjawab b.
Berani mengambil resiko c.
Berprestasi yang lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
2. Kebutuhan kekuatan
need for power
; kebutuhan untuk membuat individu lain  berprilaku  sedemikian  rupa  sehingga  mereka  tidak  akan  berprilaku
sebaliknya.  Dalam  kata  lain,  kebutuhan  untuk  membuat  orang  berprilaku dalam  keadaan  yang  wajar  dan  bijaksana  didalam  tugasnya  masing-
masing. Kebutuhan kekuatan, meliputi : a.
Pekerjaan yang menantang b.
Keamanan kerja c.
Penghargaan sesama rekan guru d.
Kepercayaan sekolah untuk berkarya 3.
Kebutuhan  untuk  berafiliasi  atau  hubungan
needs  for  affiliation
; keinginan untuk  menjalin suatu hubungan antar  personal  yang ramah dan
akrab  atau  hasrat  untuk  bersahabat  dan  megenal  lebih  dekat  rekan  kerja atau  para  karyawan  didalam  organisasi.  Kebutuhan  untuk  berafiliasi,
meliputi : a.
Berinteraksi sosial b.
Bekerja sama c.
Pengakuan kemampuan d.
Sportivitas dalam bekerja
2.1.2.3 Aspek Motivasi Berprestasi