9 didapat dan dibeli. Setiap aspek diatas secara hati-hati direncanakan oleh pemasar
pariwisata dalam rangka meyakinkan wisatawan potensial untuk membeli produknya. Setiap aspek tersebut merupakan elemen dasar dari bauran pemasaran
pariwisata Pitana dan Surya Diarta, 2009 Secara tradisional, kebanyakan pemasar telah memikirkan empat komponen
dasar atau unsur-unsur bauran pemasaran: produk, harga, promosi dan tempat. Namun dalam pemasaran jasa empat komponen dasar tersebut diperluas menjadi 7
P yaitu: Produk
Product
, Harga
Price
, Tempat
Place
atau
Distribusi
, Promosi
Promotion
, Orang
People
, Proses
Process
dan
Physical evidence.
2.5.1 Produk
Produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Produk dapat berupa barang dan dapat pula berupa jasa. Efektivitas perencanaan bauran
pemasaran sangat tergantung pada kemampuan memilih target pasar, yang berarti juga kemampuan dalam mendiversifikasi produk, sehingga mampu memuaskan
konsumen dalam level yang tinggi. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pariwisata atau jasa yang
dihasilkan dalam lingkup pariwisata dan jasa tidak diproduksi oleh satu perusahaan melainkan oleh berbagai badan usaha. Ada 4 empat cirisyarat yang
sangat diperlukan dalam produk pariwisata yaitu: 1.
Akses 2.
Sarana dan Prasarana 3.
TouristObjek 4.
Peranan PemerintahAssosiasi
Universitas Sumatera Utara
10 Dilihat dari sudut pandang seorang wisatawan, produk wisata itu meliputi
pengalaman yang paripurna sejak dia meninggalkan rumah sampai saat dia kembali lagi ke rumahnya.
2.5.2 Harga
Harga ditentukan oleh penjual dan pembeli setelah negosiasi. Harga umumnya memiliki peranan tertentu dalam pilihan pembelian karena harga dapat
diubah dengan cepat, tidak seperti bauran pemasaran yang lain. Itu sebabnya mengapa harga disebut varabel bauran yang paling fleksibel.
Pitana dan Surya Diarta 2009, menyatakan bahwa penentuan harga bagi produk pariwisata harus memperhitungkan kompleksitas yang ditimbulkan oleh
sifat musimannya, perbedaan dalam segmen pasar liburan atau perjalanan bisnis, dan sebagainya. Beberapa metode penentuan harga yang biasanya dipakai adalah
sebagai berikut:
a. cost-oriented pricing
cost-plus pricing
, yaitu penentuan harga produk dalam hubungannya dengan
marginal cost
atau
total cost
, termasuk biaya
overhead. Rate of return
, yang berfokus pada penciptaan keuntungan yang dihubungkan dengan modal yang diinvestasikan.
b. Demand-oriented pricing
Discrimination pricing
, dimana produk dijual dalam dua atau lebih tingkat harga yang berbeda.
Backward pricing
, dimana harga ditentukan berdasarkan apa yang konsumen ingin beli.
Universitas Sumatera Utara
11
Market penetration pricing
, yaitu harga ditetapkan lebih rendah dari semua kompetitor dalam rangka membuat pertumbuhan yang
tinggi atas produk perusahaan.
Skimming price
, dipergunakan jika terdapat keterbatasan suplai produk atau jika permintaan akan produk tidak dipengaruhi oleh
pengenaan harga yang tinggi.
2.5.3 Distribusi