Sistem Pengupahan dan Fasilitas Uraian Proses

2.3.2.2. Jam Kerja

Jam kerja yang berlaku di PT. Sumbetri Megah diatur sebagai berikut: 1. Jam kerja normal Jam kerja normal ini berlaku untuk karyawan di kantor pusat dan kantor pabrik. Ada tiga jam kerja dengan perincian sebagai berikut : a. Pukul 08.00 – 12.00 WIB kerja b. Pukul 12.00 – 13.00 WIB istirahat c. Pukul 13.00 – 16.00 WIB kerja 2. Jam kerja Shift Jam kerja shift berlaku untuk karyawan produksi, yang terdiri dari dua shift kerja yaitu : a. Shift I : Kerja pada pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 – 13.00 WIB. b. Shift II : Kerja pada pukul 16.00 – 22.00 WIB dengan istirahat pada pukul 20.00 – 21.00 WIB Namun hal ini biasanya diberlakukan bila perusahaan sedang mengejar target ataupun memiliki pesanan tiang yang besar biasanya pesanan diatas 10.000 tiang namun memiliki batas waktu yang singkat, dan pada kondisi demikian biasanya penambahan tenaga kerja borongan dilakukan.

2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas

Staf dan karyawan perusahaan digaji menurut skala gaji sesuai dengan jenjang organisasi, yang telah diatur secara terperinci. Universitas Sumatera Utara Pada struktur organisasi terdapat tingkatan jabatan yang sebanding dengan besarnya gaji, yaitu: 1. Tingkat Eksekutif 2. Tingkat Staf Manager 3. Pegawai Karyawan tetap Perusahaan 4. Pegawai Karyawan Borongan. Gaji diberikan secara bulanan, baik untuk karyawan tetap maupun karyawan borongan. Upah untuk karyawan borongan diberikan berdasarkan jumlah tiang listrik yang diproduksi untuk satu bulan. PT. Sumbetri Megah memberikan insentif dan fasilitas untuk mendorong staff dan karyawan agar bekerja lebih giat dan meningkatkan prestasi. Insentif dan fasilitas yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Pemberian tunjangan hari raya 2. Pemberian cuti Perusahaan memberikan cuti tahunan, cuti sakit, cuti hari raya, cuti khusus insidentil kepada karyawan tetap. 3. Fasilitas Kerja Perusahaan menyediakan perlengkapan K3 seperti pakaian kerja, sarung tangan, kacamata las dan helm bagi karyawan produksi. 4. Tunjangan tugas Tunjangan tugas hanya diberikan pada karyawan tetap di pabrik, berupa uang makan harian. Universitas Sumatera Utara 5. Jaminan sosial Semua karyawan memiliki jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek. Baik karyawan produksi yang mengalami cedera atau meninggal dunia akibat kecelakaan kerja diberikan santunan sesuai dengan undang-undang kecelakaan kerja. Jika meninggal dunia diberikan santunan kepada keluarga atau ahli warisnya 6. Messpenginapan Bagi karyawan maupun tamu di PT. Sumbetri Megah disediakan messpenginapan tanpa memungut bayaran.

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Standar Mutu Produk

PT. Sumbetri Megah memiliki anggapan bahwa mutu produk adalah hal yang sangat penting pada pengoperasian perusahaan, oleh sebab itu perusahaan berpedoman untuk selalu melakukan pengujian pada produk-produk yang dihasilkan perusahaan. Bentuk pengujian ini antara lain: a. Slump Test Slump Test adalah pengujian terhadap penyusutan concrete sehingga dapat diketahui apakah adukan concrete sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Caranya, diambil concrete sebagai sampel, kemudian concrete tersebut dimasukkan ke dalam slump dan dipadatkan dengan besi tumpul, setelah dipadatkan selama 2 menit, slump dilepas dan didiamkan selama 3 menit kemudian diukur tinggi permukaannya. Penyusutan yang berlaku adalah 2 cm sd Universitas Sumatera Utara 4 cm. Maksudnya adalah penyusutan yang terjadi pada adukan beton pada saat produksi dan setelah produk itu selesai tidak melebihi 4 cm. b. Promp Test Tes Kubus Tes kubus digunakan untuk mengukur kekerasan beton. Kubus yang digunakan berukuran 20 x 20 cm. Caranya, diambil concrete sebagai sampel, kemudian dibawa ke laboratorium dan didiamkan selama 7 hari sampai mengeras atau jika ingin cepat, sampel tadi di steaming selama 4 jam di bagian produksi. Setelah mengeras, diproses dengan promp test. Standar Peraturan Beton Indonesia tahun 1971 keras beton harus mencapai 450 kgcm 2 setelah 3 hari perendaman. c. Hammer Test Hammer Test adalah proses pengujian untuk menguji kekerasan tiang. Apabila spinning dan proses pengeringan baik, maka kekerasan tiang akan sesuai dengan yang diharapkan. Caranya, diambil concrete sebagai sampel, kemudian dibawa ke tempat pengujian dan sampel tadi dibiarkan mengeras selama 7 hari lalu sampel yang telah mengeras dipukul dengan hammer untuk menguji kekerasan. d. Proof Test Proof Test adalah tes untuk menguji kelenturan tiang. Apabila spinning dan proses pengeringan baik, maka kelenturan tiang akan sesuai dengan yang Universitas Sumatera Utara diharapkan, caranya, tiang lisrik yang berada di stock yard dibawa ke lapangan di dekat perendaman, lalu diuji dengan culling machine untuk diuji kelenturannya. Pengujian mutu produk dilakukan di laboratorium PT. Sumbetri Megah. Pada umumnya uji mutu produk dilakukan setiap kali produksi ataupun setiap periode, namun jika perusahaan tidak melakukan uji mutu tersebut, maka pihak manajemen dapat mentolerir hal itu dengan syarat komposisi bahan yang digunakan dalam produksi sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan ataupun Standar Perusahaan Listrik Negara SPLN.

2.6. Bahan yang Digunakan dalam Produksi

Untuk menghasilkan produk tiang listrik beton dengan mutu yang baik maka digunakan bahan-bahan yang berkualitas baik pula. Untuk menghasilkan produk tersebut, PT. Sumbetri Megah membutuhkan bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong yang berasal dari berbagai daerah yang sudah teruji kelayakannya di laboratorium pabrik dan sesuai standar Peraturan Beton Indonesia.

2.6.1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi tiang listrik beton di PT. Sumbetri Megah adalah: 1. Semen Semen yang digunakan adalah semen Portland dengan merk Semen Padang, tipe I. PT. Sumbetri Megah menggunakan merk Semen Padang tipe I Universitas Sumatera Utara disebabkan jenis ini sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan sebelumnya serta murah dan semen ini diperoleh dari Medan, namun dalam kondisi tertentu misalnya terjadinya bencana alam di daerah pemasok Semen Padang maka pihak PT. Sumbetri Megah mengantisipasinya dengan menggunakan merk lain misalnya Andalas dan Tiga Roda yang merupakan merk semen yang juga sesuai dengan standar teknis. Semen Portland tipe I adalah semen Portland biasa regular, yaitu semen yang umum digunakan untuk bangunan biasa. Semen untuk konstruksi beton bertulang adalah bahan yang mengeras dengan adanya air, yang dinamakan semen hidraulik. 2. Pasir Pasir diperoleh dari Stabat. Pasir yang digunakan disesuaikan dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI yaitu pasir yang cukup kasar dengan gradasi yang baik yaitu yang tertahan ayakan 30 mesh sebanyak 2, 40 mesh minimum 2,5. Maksud dari ayakan dengan mesh 40 adalah jumlah lubang dalam 1 inchi linier sebanyak 40. Kandungan lumpur tanah pada pasir yang digunakan maksimum 5. Untuk melihat ukuran ayakan dan persentase yang tertinggal dalam mesh, dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3. Ukuran Mesh dan Persen Tertinggal Ukuran Mesh Tertinggal 6 12 20 30 2,0 40 2,5 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Ukuran Mesh dan Persen Tertinggal Lanjutan Ukuran Mesh Tertinggal 50 3,0 70 6,0 100 20,0 140 32,0 200 42,0 270 59,0 Sumber: PT. Sumbetri Megah 3. Batu Split Batu Pecah Batu yang digunakan adalah batu split dengan diameter 5-12 mm. Maksudnya adalah PT. Sumbetri Megah menggunakan batu split dengan ukuran minimum 5 mm dan ukuran maksimum 12 mm. Hal ini berarti pihak perusahaan akan menolak batu split yang ukurannya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis di atas. Batu split ini diperoleh dari daerah Binjai. Bentuk batu split yang baik yang diterima oleh pabrik adalah batu yang tidak pipih, yang mempunyai permukaan pecah pada seluruh bidangnya. Kandungan lumpur tanah pada batu pecah maksimum 1. Batu split dikatakan sebagai agregat kasar karena memiliki diameter lebih besar dari 5 mm. Umumnya batu split yang digunakan dalam concrete menempati 75 dari isi total beton, sehingga dalam penyeleksian penerimaan batu split pihak pabrik sangat berhati-hati karena akan mempengaruhi perilaku beton. Universitas Sumatera Utara 4. Air Air yang digunakan dalam proses produksi pada PT. Sumbetri Megah adalah air yang berasal dari sumur bor. Dalam pengecoran tidak diperbolehkan menggunakan air asin. Hal ini disebabkan karena jika dalam pengoperasiannya menggunakan air asin maka ketahanan dari tiang listrik beton tidak akan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Faktor penyebabnya antara lain adalah air asin dapat menyebabkan korosi atau dapat menimbulkan karat pada rangka-rangka besi yang ada distruktur penyusun tiang listrik beton. Pada prinsipnya, sebelum digunakan terlebih dahulu diperiksa kesadahan dan keasaman air di laboratorium. Hal ini untuk menjamin mutu dan karakteristik yang dikehendaki oleh pelanggan maupun sesuai dengan standar teknis yang disyaratkan dalam Standar Perusahaan Listrik SPLN. 5. Rangka Rangka diperoleh dari proses perakitan tulangan atau perangkaian. Bahan pembentuknya adalah: a. Prestressed concrete wire PC wire dengan Ø 7 mm. PC wire diperoleh dari distributor di Jakarta. b. Kawat paku dengan Ø 4 mm, diperoleh dari Medan c. Kawat beton dengan Ø 0,5 mm diperoleh dari Medan atau Pangkalan Berandan. Universitas Sumatera Utara

2.6.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang digunakaan dalam proses produksi tiang listrik beton di PT. Sumbetri Megah adalah: 1. Tembaga Pengantar Grounding Tembaga digunakan untuk tiang listrik beton yang memiliki groundingarde. Tembaga ini berfungsi untuk menetralkan elektron-elektron bila tersambar petir. 2. Terminal dan Plat Grounding kuningan Kuningan ini dipakai untuk mengikat tembaga sebagai saluran grounding arde pada rangka.

2.6.3. Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi tiang listrik beton di PT. Sumbetri Megah adalah: 1. Minyak sawit Minyak sawit digunakan untuk mengolesi mal agar concrete bahan adukan tidak melekat pada mal, sehingga permukaan beton menjadi halus. 2. Minyak gemuk Minyak gemuk digunakan untuk mengolesi baut press, sehingga mempermudah proses penegangan. 3. Minyak solar Minyak solar digunakan sebagai bahan bakar mesin genset jika saluran listrik dari PLN terputus. Universitas Sumatera Utara 4. Cat Pylox Cat Pylox digunakan dalam pemberian merk, logo, kode tiang dan tanggal produksinya.

2.7. Uraian Proses

Proses produksi yang diuraikan adalah proses pembuatan tiang listrik beton pra tegang tipe 12-19-350 E, yang dikerjakan pada jalur atau unit I. Proses produksi secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara Perangkaian Pemasukan rangka dalam mal Pencampuran bahan Mixing Pemasukan campuran ke dalam mal Concrete Filling Penutupan mal dan penegangan PC Wire stressing Pemutaran Spinning Penguapan Steaming Proses Pembukaan Mal Pemberian Logo Penyelesaian akhir Finishing Perendaman Pc Wire Kawat Paku spiral Kawat beton Kawat paku cincin Kuningan Kawat tembaga Sisa Potongan PC Wire Semen Pasir Air Zat Aditif Batu split Uap Panas Air Cat Pylox Penutup atas tiang Cat pylox Energi listrik PLN Energi listrik PLN Mur dn baut Energi listrik PLN Boiler Energi listrik PLN Air Pembuka baut Cetakan atas dan cetakan bawah Air Adonan dempul Semen Pasir Air Gambar 2.2. Blok Diagram Produksi Tiang Listrik Beton di PT. Sumbetri Megah Universitas Sumatera Utara 1. Proses Perangkaian a. Pemotongan PC wire PC wire yang telah diuji tegangannya, dibawa ke rumah PC wire, dan dipotong sesuai dengan tipe tiang yang diinginkan dengan mesin pemotongan cutting machine. b. Pembentukan Ulir PC wire yang telah dipotong, diberi ulir pada kedua ujungnya. Panjang ulir adalah sama untuk setiap tiang, yakni ± 10 cm. PC wire diberi ulir untuk mempermudah proses penegangan. c. Pembentukan Spiral Kawat paku dibentuk menjadi spiral dengan jumlah lilitan yang disesuaikan dengan panjang tiang. Pembuatan spiral ini dilakukan pada mesin spiral yang bekerja secara otomatis. Maksudnya, jika pembentukan spiral untuk jenis tiang tertentu selesai dibentuk, maka mesin akan berhenti secara otomatis. d. Pembentukan Cincin Sisa pembentukan spiral akan dibentuk menjadi cincinring. Spiral ini dipotong-potong dengan menggunakan tang, sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Spiral yang telah dipotong, kemudian dilas sehingga membentuk cincin. Cincin ini berfungsi untuk menahan rangkaian agar rangkaian menjadi kokoh dan tidak bergelombang. Universitas Sumatera Utara e. Pemotongan Kawat Beton Kawat beton dipotong sepanjang 10-12 cm dengan menggunakan mesin gerinda. Kemudian diberi bentuk seperti huruf U dan berfungsi untuk mengikat spiral dan cincin pada PC Wire. f. Pembentukan Rangka PC wire yang telah diulir dimasukkan ke meja perangkaian dan bagian pangkalnya diikat dengan baut. PC wire yang dibutuhkan adalah enam buah. Kemudian spiral direntangkan di sepanjang PC wire. Ujung PC wire ditahan, dan pada bagian pangkal ditegangkan. Cincin dipasangkan dengan jarak dari pangkal 40 cm dan jarak antar cincin adalah 1 m. Spiral yang sudah direntangkan diikatkan pada PC wire. 2. Proses Pengecoran a. Pemasukan Rangka ke Dalam Mal Mal disediakan di atas meja cetakan, dan diolesi dengan minyak sawit. Rangka dimasukkan ke dalam mal, bagian ujung rangka diberi minyak sawit. Baut dipersiapkan dan diberi minyak gemuk. Penutup ujung mal dipasang, baut press dimasukkan dan disambungkan dengan PC wire. Kemudian letak rangka diluruskan dan PC wire direntangkan. b. Pencampuran Bahan Mixing Pasir, batu split, semen, air dan zat aditif dimasukkan ke dalam mixer. Ukuran komposisi dari masing-masing bahan dapat dilihat pada Tabel 2.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4. Komposisi Bahan Pembuatan Beton Pra-Tegang No Tipe Tiang Semen Kg Pasir Kg Batu Split Kg PC Wire Kg Kawat Paku Kg Kawat Beton Kg Air Kg Komposisi Arde Kg Massa Tiang Per Batang Kg Ring Spiral Kuningan BC. Draft Besi Beton Polos Pakai Arde 1 7-12-100 51 88 131 8,40 0,20 3,20 0,40 21,00 0,15 0,25 1,74 303,20 305,34 2 9-16-200 103 172 257 10,80 0,40 4,80 0,60 41,00 0,15 0,36 2,22 589,60 592,33 3 9-17-200 104 178 324 10,80 0,40 4,80 0,60 42,00 0,15 0,36 2,22 664,60 667,33 4 9-19-200 118 200 399 10,80 0,40 4,80 0,60 47,00 0,15 0,36 2,22 780,60 783,33 5 11-17-200 140 239 357 19,80 0,70 5,60 0,70 56,00 0,23 0,52 2,52 818,8 822,07 6 11-19-200 170 290 435 19,80 0,70 5,60 0,70 68,00 0,23 0,52 2,52 989,80 993,07 7 12-19-350 198 327 491 28,80 0,80 6,20 0,90 75,00 0,23 0,75 2,63 1127,7 1131,31 8 13-19-350 218 367 550 31,20 0,90 7,00 1,00 87,00 0,23 0,80 2.93 1262,10 1266,06 9 14-19-350 248 407 604 33,60 1,20 9,00 1,20 9,00 0,23 0,85 3,23 1403,31 1407,62 Sumber: PT. Sumbetri Megah Universitas Sumatera Utara Pada mixer tersedia tempat pengukuran bahan sehingga mempermudah proses, sedangkan air dialirkan melalui selang yang dimasukkan ketika pencampuran bahan sedang berlangsung. Campuran dari bahan-bahan ini disebut concrete. e. Concrete Filling Setelah rangka selesai diset pada mal, maka concrete dibawa dengan trolley dan dituang pada mal. Bagian ujung mal 1,5 m dari ujung mal harus diisi padat, agar tiang tidak mudah patah sedangkan bagian pangkal tidak terlalu padat sehingga ada ruang kosong yang akan diisi saat spinning berlangsung. d. Penutupan mal dan Stressing Mal ditutup dengan menggunakan baut dan mur di sepanjang mal. Baut dan mur yang dibutuhkan tergantung tipe tiang yang diinginkan. Untuk menguatkan ikatan baut dan mur digunakan alat pengencang yang disebut impact tool setelah itu dilakukan stressing akhir pada PC wire. Penegangan ini lebih mudah dilakukan, karena kedua ujung PC wire telah terlebih dahulu diberi ulir. Bagian ujung mal diberi pen, yang berfungsi untuk membuat lubang pada ujung tiang. Diameter pen adalah 9 mm. 3. Spinning Spinning adalah proses pemutaran mal yang bertujuan untuk memadatkan concrete dalam mal dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin spinning. Spinning yang baik menghasilkan tiang beton yang padat, tanpa rongga-rongga pada tiang. Spinning dilakukan dalam tiga tahap yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Tahap I : 300 rpm selama 3 menit b. Tahap II : 600 rpm selama 3 menit c. Tahap III : 1000 rpm selama 10 menit 4. Steaming Steaming adalah tahapan proses dengan menggunakan uap panas untuk mempercepat proses pengeringan. Sisa dari proses pengeringan ini berupa air yang dibawa ke tempat pembuangan limbah cair. Pengeringan berlangsung selama 4 empat jam dengan suhu 30-80 C, dan tekanan 10 kgcm 2 . Uap panas dimasukkan ke dalam mal melalui pipa-pipa yang berisi uap dari boiler. Setelah selesai, mal dibiarkan dingin selama 30-60 menit dan akhirnya diangkat ke bagian pembukaan cetakan. Jika boiler bermasalah tidak dapat digunakan maka pembekuan concrete hardening dalam cetakan dilakukan secara alami, dan membutuhkan waktu 2 dua hari. 5. Proses Pembukaan Mal Mal terdiri dari dua bagian, yaitu bagian penutup atas dan bagian bawah. Mal dibuka dengan melepaskan penutup di kedua ujung mal. Penutup ujung mal ini dibuka pada saat steaming masih berlangsung, sehingga mempermudah keluarnya air hasil penguapan. Kemudian baut dibuka, dan bagian atas mal ditarik menggunakan crane. Mal bagian bawah dimiringkan sehingga tiang keluar dari cetakan dan didinginkan selama 30-60 menit. Universitas Sumatera Utara 6. Proses Pemberian Logo Tiang listrik beton diberi logo perusahaan, jenis tiang, tanggal pembuatan tiang, unit pembuatan tiang, dengan menggunakan cat Pylox. 7. Perendaman Tiang listrik beton direndam di dalam kolam selama satu hari satu malam 24 jam. Tiang disusun secara sejajar dari bawah ke atas dan diberi pembatas broti penahan diantara tiang agar kedudukan tiang seimbang tidak bergeser. Tujuan perendaman ini adalah proses penyempurnaan pengerasan tiang. 8. Finishing Selesai perendaman, tiang listrik beton dibawa ke bagian penyimpanan dengan truk. Daerah penyimpanan berada di lapangan terbuka stock yard sehingga mempermudah proses pengeringan. Di stock yard inilah tiang kemudian diberi penutup yang terbuat dari semen, sehingga tiang yang sebelumnya berlubang bagian atasnya, menjadi tertutup. Pada tahap ini, bagian tutup atas tiang kemudian diberi nomor urut pembuatan tiang, dengan menggunakan cat pylox, sedangkan proses pengeringan membutuhkan waktu 21 hari dua puluh satu hari, hingga akhirnya dapat diangkut ke lokasi pemasaran tiang. Jenis semen yang digunakan dalam pembuatan beton ini adalah semen Portland yang biasanya memerlukan waktu kurang lebih dua minggu untuk mencapai kekuatan yang cukup pada saat cetakan-cetakan dibuka, struktur beton akan mencapai kekuatan rencana setelah 28 hari, dan setelah masa itu kekuatan Universitas Sumatera Utara akan terus bertambah sedikit demi sedikit. Salah satu solusi yang dapat diambil jika menginginkan produk lebih cepat dipakai adalah dengan menggunakan semen berkekuatan awal tinggi, yang harganya lebih mahal dibandingkan dengan semen Portland biasa, tetapi dengan memakai bahan tersebut, dalam waktu satu sampai tiga hari, bisa didapat kekuatan yang sama besarnya dengan kekuatan yang dicapai dalam 28 hari apabila dipakai Portland biasa. Bahan tersebut mamiliki komposisi dasar yang sama dan proses penggilingannya dilakukan dengan lebih halus, kedua-duanya dilakukan baik sesudah maupun sebelum proses peleburan menjadi butiran di dalam tanur. Kedua ujung tiang ditutup dan akan mengering dalam beberapa jam. Ujung ini ditutup dengan menggunakan campuran semen, pasir, dan air yang dibentuk seperti lingkaran untuk kemudian ditempelkan pada ke dua ujung tiang. Jika PC wire masih tampak keluar pada permukaan ujung tiang, maka PC wire dipotong dengan mesin gerinda. Dilakukan juga penebalan untuk merk, kode tiang, dan tanggal pembuatan tiang.

2.8. Mesin dan Peralatan