Bahan Baku Bahan yang Digunakan dalam Produksi

diharapkan, caranya, tiang lisrik yang berada di stock yard dibawa ke lapangan di dekat perendaman, lalu diuji dengan culling machine untuk diuji kelenturannya. Pengujian mutu produk dilakukan di laboratorium PT. Sumbetri Megah. Pada umumnya uji mutu produk dilakukan setiap kali produksi ataupun setiap periode, namun jika perusahaan tidak melakukan uji mutu tersebut, maka pihak manajemen dapat mentolerir hal itu dengan syarat komposisi bahan yang digunakan dalam produksi sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan ataupun Standar Perusahaan Listrik Negara SPLN.

2.6. Bahan yang Digunakan dalam Produksi

Untuk menghasilkan produk tiang listrik beton dengan mutu yang baik maka digunakan bahan-bahan yang berkualitas baik pula. Untuk menghasilkan produk tersebut, PT. Sumbetri Megah membutuhkan bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong yang berasal dari berbagai daerah yang sudah teruji kelayakannya di laboratorium pabrik dan sesuai standar Peraturan Beton Indonesia.

2.6.1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi tiang listrik beton di PT. Sumbetri Megah adalah: 1. Semen Semen yang digunakan adalah semen Portland dengan merk Semen Padang, tipe I. PT. Sumbetri Megah menggunakan merk Semen Padang tipe I Universitas Sumatera Utara disebabkan jenis ini sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan sebelumnya serta murah dan semen ini diperoleh dari Medan, namun dalam kondisi tertentu misalnya terjadinya bencana alam di daerah pemasok Semen Padang maka pihak PT. Sumbetri Megah mengantisipasinya dengan menggunakan merk lain misalnya Andalas dan Tiga Roda yang merupakan merk semen yang juga sesuai dengan standar teknis. Semen Portland tipe I adalah semen Portland biasa regular, yaitu semen yang umum digunakan untuk bangunan biasa. Semen untuk konstruksi beton bertulang adalah bahan yang mengeras dengan adanya air, yang dinamakan semen hidraulik. 2. Pasir Pasir diperoleh dari Stabat. Pasir yang digunakan disesuaikan dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI yaitu pasir yang cukup kasar dengan gradasi yang baik yaitu yang tertahan ayakan 30 mesh sebanyak 2, 40 mesh minimum 2,5. Maksud dari ayakan dengan mesh 40 adalah jumlah lubang dalam 1 inchi linier sebanyak 40. Kandungan lumpur tanah pada pasir yang digunakan maksimum 5. Untuk melihat ukuran ayakan dan persentase yang tertinggal dalam mesh, dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3. Ukuran Mesh dan Persen Tertinggal Ukuran Mesh Tertinggal 6 12 20 30 2,0 40 2,5 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Ukuran Mesh dan Persen Tertinggal Lanjutan Ukuran Mesh Tertinggal 50 3,0 70 6,0 100 20,0 140 32,0 200 42,0 270 59,0 Sumber: PT. Sumbetri Megah 3. Batu Split Batu Pecah Batu yang digunakan adalah batu split dengan diameter 5-12 mm. Maksudnya adalah PT. Sumbetri Megah menggunakan batu split dengan ukuran minimum 5 mm dan ukuran maksimum 12 mm. Hal ini berarti pihak perusahaan akan menolak batu split yang ukurannya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis di atas. Batu split ini diperoleh dari daerah Binjai. Bentuk batu split yang baik yang diterima oleh pabrik adalah batu yang tidak pipih, yang mempunyai permukaan pecah pada seluruh bidangnya. Kandungan lumpur tanah pada batu pecah maksimum 1. Batu split dikatakan sebagai agregat kasar karena memiliki diameter lebih besar dari 5 mm. Umumnya batu split yang digunakan dalam concrete menempati 75 dari isi total beton, sehingga dalam penyeleksian penerimaan batu split pihak pabrik sangat berhati-hati karena akan mempengaruhi perilaku beton. Universitas Sumatera Utara 4. Air Air yang digunakan dalam proses produksi pada PT. Sumbetri Megah adalah air yang berasal dari sumur bor. Dalam pengecoran tidak diperbolehkan menggunakan air asin. Hal ini disebabkan karena jika dalam pengoperasiannya menggunakan air asin maka ketahanan dari tiang listrik beton tidak akan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Faktor penyebabnya antara lain adalah air asin dapat menyebabkan korosi atau dapat menimbulkan karat pada rangka-rangka besi yang ada distruktur penyusun tiang listrik beton. Pada prinsipnya, sebelum digunakan terlebih dahulu diperiksa kesadahan dan keasaman air di laboratorium. Hal ini untuk menjamin mutu dan karakteristik yang dikehendaki oleh pelanggan maupun sesuai dengan standar teknis yang disyaratkan dalam Standar Perusahaan Listrik SPLN. 5. Rangka Rangka diperoleh dari proses perakitan tulangan atau perangkaian. Bahan pembentuknya adalah: a. Prestressed concrete wire PC wire dengan Ø 7 mm. PC wire diperoleh dari distributor di Jakarta. b. Kawat paku dengan Ø 4 mm, diperoleh dari Medan c. Kawat beton dengan Ø 0,5 mm diperoleh dari Medan atau Pangkalan Berandan. Universitas Sumatera Utara

2.6.2. Bahan Tambahan