BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Fasilitas Kerja
Menurut Suad Husnan 2002, “Fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan perusahaan terhadap karyawan agar menunjang kinerja dalam
memenuhi kebutuhan karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan”. Adanya fasilitas kerja yang disediakan oleh perusahaan sangat
mendukung karyawan dalam bekerja. Fasilitas kerja merupakan alat atau sarana dan prasarana untuk membantu
karyawan agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaannya dan karyawan akan bekerja lebih produktif. Dengan adanya fasilitas kerja, karyawan akan merasa
nyaman dalam bekerja dan menimbulkan semangat kerja untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh perusahaan. Variabel fasilitas kerja pada suatu perusahaan
dapat dilihat dari adanya fasilitas pendukung seperti : alat bantu sorongtarik, alat bantu angkattekan, alat bantu visual dan lain-lain.
Fasilitas kerja digunakan untuk membantu kemampuan dan keterbatasan manusia dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sehingga hasil kerja lebih
banyak, lebih cepat, lebih kuat, mutu produk lebih baik, kesalahan lebih sedikit, beban kerja yang lebih ringan serta dengan resiko yang sekecil-kecilnya Barners,
1980; Grandjean, 1993; Sutalaksana, 2000. Setiap desain suatu peralatan atau produk dengan manusia sebagai operator maupun pemakai produk tersebut, harus
memperhatikan kemampuan dan keterbatasan manusia Sutalaksana, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Peralatan kerja, tempat kerja maupun lingkungan kerja seharus disesuaikan dengan manusia Human Centered Design.
Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan produktivitas,
terutama dalam hal perancangan alat bantu pada pekerjaan yang memiliki beban yang berat, pekerjaan yang membutuhkan visualisasi yang teliti misalnya dibagian
inspeksi dan pekerjaan pada suhu ruangan ekstrim. Timbulnya cidera pekerja, kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja
erat kaitannya dengan cara kerja, sikap kerja, dan posisi kerja, desain alat kerja, fasilitas kerja, tata letak, sarana kerja dan sebagainya. Semakin ergonomis
lingkungan kerja disuatu lantai produksi maka semakin kecil resiko cidera yang ditimbulkan dari pekerjaan tersebut. Dengan memperhatikan dan menggunakan
fasilitas kerja yang ergonomis, cidera, penyakit akibat kerja dapat dieliminir atau ditunda kehadirannya. Beberapa faktor yang sangat berkaitan dengan kegiatan
angkat, sorong, tarik maupun tekan yang menjadi penyebab timbulnya cidera kerja adalah berat beban, besar beban, bentuk beban, jenis beban, tinggi beban,
dan sebagainya. Depnakertrans, 1995:54.
3.2. Sikap Kerja