17
tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya.
10
c. Respon konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata,
yang meliputi tindakan atau kebiasaan.
11
4. Faktor-faktor terbentuknya respon :
a. Faktor internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Maka seseorang yang mengadakan tanggapan terhadap
sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur saja, maka akan melahirkan hasil
tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara satu orang
dengan orang lain. Unsur jasmani atau fisiologis meliputi keberadaan, keutuhan dan cara bekerjanya alat indera, urat saraf dan bagian-bagian
tertentu pada otak. Unsur-unsur rohani dan fisiologis yang meliputi keberadaan, perasaan feeling, akal, fantasi, pandangan jiwa, mental,
pikiran, motivasi dan sebagainya. b.
Faktor eksternal Yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini intensitas dan jenis
benda perangsang atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya pengantar psikologi umum,
menyatakan bahwa “faktor psikis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera”.
12
10
Sumarno dkk., Filsafat dan Etika Komunikasi Jakarta : Universitas Terbuka, 2007
11
Jalaludin rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung :PT. Remaja Rosdakarya, 2004cet ke-21, h.218
12
Bimo Walgito, Psikologi Sosial : Suatu Penghantar, Yogyakarta :Andi, 2002,h.55
18
Seseorang yang melakukan tanggapan satu waktu menerima bersama-sama stimulus. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus
cukup kuat, apabila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari oleh
individu yang bersangkutan, dengan demikian ada batas kekuatan yang minimal dari stimulus, agar stimulus dapat memindahkan kesadaran pada
individu.
13
B. Remaja
1. Pengertian remaja
Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidak selarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan yang
dialami remaja karena perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan termasuk masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus
dipenuhi. Masa remaja adalah masa yang dianggap sebagai masa topan dan stress, karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau
tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan yang baik.
13
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Erlangga, 1991, h. 185