Sinopsis Film Cinta Tapi Beda

64 bahwa hidup ini penuh warna. Karna alasan itu aku menjadi cheff yang mengolah banyak makanan menjadi satu kesatuan yang harmoni” Ujar Cahyo seorang koki asal Yogyakarta yang bekerja di salah satu restoran Italia ternama di Jakarta. Setelah ditinggal selingkuh oleh kekasihnya, Cahyo mulai mencoba memperbaiki hatinya meskipun kejadian itu terasa sangat sakit baginya. Cahyo mendambakan hubungan yang serius dan bisa membuat hidupnya semakin harmonis. Harapan Cahyo tersebut tidak lama kemudian datang melalui seorang gadis asal Padang bernama Diana Agni Pratistha. Sebagai seorang penari anak murid bu Lik. Berawal dari pagelaran seni tari, Diana yang memiliki keterbiasaan demam panggung bersembunyi dibalik layar lebar ketika pagelaran ingin dimulai. Cahyo yang sedang berjalan dibelakang panggung tiba-tiba ditarik oleh Diana untuk ikut bersembunyi. Tak lama kemudian ketersembunyian mereka diketahui oleh bu Lik. Disanalah bu Lik segera menyuruh Diana untuk bergegas naik ke atas panggung. Dengan menarik nafas serta doa Diana pun mulai naik ke atas panggung. Selesai pertunjukan, murid tari bu Lik yang bagus dan berbakat pulang bersama dengan Cahyo. Cahyo yang berniat memberikan spaghetti untuk bu Lik ternyata tertinggal, akhirnya sekotak spaghetti tersebut diberikan kepada Diana ketika pulang bersama. Dengan kalung salib besar yang bergantung di leher, Diana menerima dan memakan sangat lahap spaghetti buatan Cahyo. Cahyo mendapat telepon dari ibunya di Yogyakarta, dan tak lama kemudian, Dianapun mendapat telepon dari 65 mama nya di Minang. Dari sanalah mereka saling mengetahui asal mereka masing-masing. Pada akhirnya Diana ternyata berhasil memikat hati Cahyo yang kebetulan ibunya dahulu sempat menggeluti profesi serupa. Keduanya pun saling jatuh cinta dan sepakat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Mereka saling menghormati kepercayaan masing-masing tanpa ada intimidasi satu sama lain. Ketika cahyo shalat, Diana menunggu Cahyo di depan masjid. Dan ketika Cahyo makan di rumah Om Diana, dia dimasakan makanan yang halal dengan alat masak yang berbeda pula. Di Jakarta Diana tinggal bersama Om dan Tantenya. Om Diana yang bernama Ronald menganut agama Kristen seperti Diana, sedangkan Tantenya adalah seorang muslim. Permasalahan pun mulai melanda mereka mengenai perbedaan keyakinan. Cahyo yang lahir dari keluarga Muslim tidak mendapat restu dari ibunda Diana yang memeluk agama Katolik begitupun sebaliknya. Sejak itulah keduanya terus mencari cara untuk bisa bersatu di tengah perbedaan tersebut. Berawal dari keberanian Cahyo yang ingin membawa Diana ke Jogya untuk menghadiri pesta sunnatan adiknya. Cahyo berniat untuk memperkenalkan Diana kepada keluarganya, karna itulah waktu yang sangat tepat bagi Cahyo. Awalnya Diana menolak untuk menyetujui permintaan Cahyo karna hal itu adalah langkah yang sangat besar untuk hubungan mereka. Namun, Cahyo yakin dengan keputusannya guna untuk melanjutkan langkah hubungan mereka. Sesampainya di Jogya, Diana 66 disambut hangat oleh ibunda dan adik Cahyo namun tidak begitu dengan bapak Fadholi ayahanda Cahyo. Pak Fadholi tidak senang akan keberadaan Diana selama di Jogya, bahkan dirinya menyindir Diana melalui seorang gadis yang menggunakan kerudung untuk tidak melepas hijabnya karna sudah menjadi aturan di dalam ajaran Islam. Dianapun risih dengan tutur kata pak Fadholi, bahkan dia meminta kepada Cahyo untuk tinggal dipenginapan saja, tetapi Cahyo tidak setuju dengan keinginan Diana. Dengan perasaan tersindir, Cahyo memberanikan diri untuk berbicara kepada ayahandanya, namun tak disangka Pak Fadholi mengeluarkan amarahnya, bahkan dirinya berkata bahwa “Di dalam sejarah keluarganya tidak akan pernah ada pernikahan berbeda agama, jika dilakukan maka akan memutus ikatan tali persaudaraan”. Dengan perasaan kecewa, Cahyo mengemas barang-barangnya. Ibunda Cahyo histeris melihat kejadian itu. Akhirnya Cahyo dan Diana pamit kepada ibunda, dan pergi tanpa pamit dengan pak Fadholi. Tanpa diketahui selama Diana dan Cahyo di Jogyakarta ternyata ibunda Diana datang ke Jakarta. Om dan tante Diana bingung harus berkata apa kepada Uni ibu Diana bahwa Diana sedang bersama kekasihnya di Jogya. Bahkan mereka takut jika ibunda Diana tau bahwa Cahyo adalah kekasih Diana yang tidak seiman. Sesampainya di Jakarta, Diana diperintahkan oleh Uni untuk segera menyelesaikan ujiannya dan segera pulang ke Padang. Namun Diana menolak. Ibunda Diana tidak menginginkan jika Diana mengikuti jejak kakak-kakaknya yang menikah dengan beda keyakinan. Oleh karnanya, 67 Uni datang tanpa sepengetahuan mereka. Om dan tante Diana disalahkan oleh Uni karna telah memberikan jalan kepada mereka berdua. Bagi Uni ini adalah masalah yang berat bagi keluarganya. Kakak-kakak Diana keluar dari ajaran agamanya karna menikah dengan orang yang berbeda keyakinan. Diana adalah anak bungsu Uni, oleh karenanya Diana adalah satu-satunya harapan Uni yang seiman. Dan Uni tidak ingin kehilangan Diana. Diana memohon kepada ibundanya untuk merestui hubungannya dengan Cahyo. Ketika itu, Diana menjelaskan bahwa Cahyo tidak seperti yang ibundanya katakan. Akan tetapi Uni tetap tidak menerimanya. Kegelisahan mereka semakin berat, dengan ketidak setujuan kedua orang tua mereka, baik pihak Cahyo begitupun Diana. Berbagai macam cara telah diusahakan oleh mereka berdua. Cahyo menemui Uni dan Diana ketika pulang latihan tari Diana, Cahyo mencoba untuk menjelaskan kepada Uni, namun Uni tidak mau mendengar penjelasan Cahyo, bagi Uni ini bukan masalah antara Cahyo dan Diana, akan tetapi ini adalah masalah dua hal yang tidak akan pernah direstui untuk bersatu. Akhirnya Uni berniat untuk menjodohkan Diana dengan pilihannya yaitu Oka, laki-laki Minang yang sebaya dengannya. Oka datang ketika pertunjukan tari Diana. Disana Oka bertemu dengan Uni ibunda Diana, mereka menyaksikan pertunjukan tari Diana, tak tertinggal Cahyo juga ikut menyaksikan pertunjukan tari tersebut. Selesai pertunjukan, mereka memberi selamat kepada Diana, selain memberikan ucapan selamat Uni juga memperkenalkan Oka kepada 68 Diana. Ketika itulah, Diana dan Cahyo memohon untuk ingin membicarakan hubungan selanjutnya kepada Uni. Dan akhirnya Uni pun mengizinkan mereka bicara. Sesampainya di rumah om Ronald, Cahyo angkat bicara sambil menyodorkan sebuah cincin dengan kotaknya bahwa dirinya ingin melamar Diana. Diana merasa kagum dengan keberanian Cahyo. Namun, uni tidak menerima lamaran Cahyo. Meskipun Cahyo berjanji bahwa tidak akan memaksa Diana untuk ikut ajaran Cahyo. Diana mencoba memohon kepada ibundanya, sampai Diana jatuh pingsan dan Cahyo dibujuk keluar oleh om Ronald, mereka tetap tidak diizinkan. Diana dibawa pulang ke Padang oleh Uni. Cahyo frustasi dengan masalah yang ia hadapi. Sampai Cahyo mendapat surat resain dari bos nya dan tidak bisa bekerja di restaurant. Dengan berdiam diri, Diana balik ke Jakarta tanpa sepengetahuan Uni. Dia hanya memberikan selembaran kertas di atas mejanya dengan tulisan “bukan maksud Diana tidak berbakti, Diana hanya ingin mngejar masa depan Diana dengan Cahyo”. Cahyo dan Diana pergi ke Kantor Urusan Agama KUA untuk mendaftar pernikahan mereka, namun pegawai tidak menyetujui pendaftaran mereka, pegawai KUA berkata bahwa tidak akan bisa dua pasang kekasih menikah berbeda agama, terkecuali diantara keduanya ada yang mengalah untuk pindah keyakinan. Sulit bagi Cahyo dan Diana untuk keluar dari ajaran masing-masing. Tak lama kemudian, Cahyo mendapat telepon dari om Ronald, ia mengabarkan bahwa ibunda Diana jatuh sakit dan di rawat di rumah sakit kota Padang. Diana bergegas ke Padang untuk 69 menemui ibunya yang berbaring di rumah sakit. Untungnya saat itu masa kritis Uni sudah terlewati, “Uni hanya butuh waktu untuk banyak istirahat saja” ucap Oka yang juga berprofesi sebagai dokter. Diana mencoba untuk menutup lembaran kisahnya dengan Cahyo selama di Padang, dia hanya bisa berpasrah diri akan kejadian yang ia alami, meskipun banyak hari-hari indah yang sudah ia lewati bersama, namun apalah daya keluarga mereka sama sekali tidak merestui akan perbedaan itu. Cahyo pun memutuskan pulang ke Jogyakarta, sesampainya disana Cahyo langsung berlutut kepada pak Fadholi sambil meminta maaf atas kesalahannya. Ibunda Diana meminta Oka untuk segera menikahkan Diana, meskipun Oka tau bahwa itu akan menyiksa perasaan Diana. Begitu pula dengan pak Fadholi, beliau bermaksud mengenalkan Cahyo kepada putri pak lurah tentunya cantik, shalehah bahkan hafal Al- Qur’an. Di Padang Diana mempersiapkan semua acara pernikahannya dengan Oka, dengan perasaan terpukul Diana memohon kepada Oka untuk membantu melupakan Cahyo pria idaman yang pernah singgah di hatinya. Pada saat itu, Cahyo mencoba menghubungi Diana namun tidak tersambung. Kegelisahan Cahyo di ketahui oleh ibundanya, ibunda Cahyo tidak tega melihat keadaan anaknya seperti itu, pada akhirnya beliau memberanikan diri membujuk ayahnya agar merestui jalan Cahyo dan Diana. Akhirnya Cahyopun diizinkan untuk mengejar Diana ke Padang. Tibalah hari dimana pernikahan Diana dan Oka berlangsung di sebuah gereja besar dan dihadiri oleh banyak para undangan. Ketika 70 perjanjian pernikahan mulai diucap, pertanyaan-pertanyaan pendeta terlontar berawal dari pengantin pria, namun menuju giliran pertanyaan Diana, Diana hanya berdiam diri tidak angkat bicara bahkan ia hanya terus menerus mengeluarkan air mata. Hingga akhirnya Oka mengambil alih bertanya kepada Diana, namun Diana tetap dalam keadaan yang sama. Tak lama kemudian, dengan tegas Oka membatalkan pernikahan tersebut. Uni, om dan tante Diana heran dengan pembatalan yang di ucapkan Oka kepada pendeta di depan para undangan. Oka berkata ia tidak ingin mengorbankan perasaan seseorang demi pernikahan yang ia jalani, baginya pernikahan adalah awal dari kebahagiaan, bukan awal dari kesedihan yang entah kapan akan berlarut. Ibunda Diana duduk bersandar lemas, Oka meminta maaf kepada Uni bahwa tidak bisa melanjutkan semua ini, karna dia takut akan ada banyak orang yang tersakiti. Tak lama, Diana berlutut kepada ibundanya sambil mengeluarkan air mata dan memohon maaf bahwa dirinya gagal menjadi anak seperti yang ibunya inginkan. Saat itu, terbukalah hati Uni, dia menyadari bahwa perjodohan oleh orang tua tidak pantas lagi untuk anak yang sudah dewasa. Ketika itu pulalah Diana diizinkan pergi karna dirinya tidak ingin melihat air mata Diana yang mengalir terus menerus. Dengan kebetulan Cahyo tiba di gereja dimana tempat pernikahan Diana berlangsung, dan tanpa disadari Diana sudah berada di depan matanya. Sambil memandang satu sama lain Diana menuju Cahyo sambil turun menginjak anak tangga dengan perasaan haru. Pada akhirnya mereka kembali bersama. Namun tidak diketahui, apakah mereka menikah dengan 71 perbedaan keyakinan, ataukah hanya menjalin hubungan sebatas tanpa menikah, dan ataukah mereka menikah dengan salah satu dari mereka pindah keyakinan.

2. Para KRU dan Pemeran Artis Film Cinta Tapi Beda

Sutradara : Hanung Bramantyo Hestu Saputra Produser : Raam Punjabi Pimpinan Kreatif : Raakhee Punjabi Produser Supervisi : Albert Limboro Penulis Skenario : Taty Apriliyana Perdana Kartawiyudha Novia Faizal Ide Cerita : Hanung Bramantyo Hestu Saputra Penyuting Gambar : Wawan Wibowo Penata Musik : Erros Chandra Ferry Efka Penata Suara : Satrio Budiono Sutrisno Penata Rias Dan Busana : Retno Ratih Damayanti PEMAIN Cahyo fadholi : Reza Nangin Diana fransisca : Agni Pratistha 72 Oka : Choky Sitohang Mitha : Ratu Felisha Cowok baru Mitha : Agus Kuncoro Bunda diana : Jajang C. Noer Om ronald : Leroy Osmany Tante stella : Ayu Dyah Pasha David : Hudson Prananjaya Made : Haris Gepeng Pak Fadholi : Sumaryoso Lestari : Sitoresmi Retno fadholi : Rara Nawangsih Lintang fadholi : Nokky SOUNDTRACK Melebur Beda : The Finest Tree Syahadat Cinta : Chandra Malik feat Hendri Lamiri, John Paul Ivan, Dik Doang 7 7 Dokumentasi film Cinta Tapi Beda