tentang pandanganperspektif mereka dari jalannya metode Point Counterpoint yang telah diterapkan.
4. Dokumentasi. Dokumentasi dilakukan untuk memberikan bukti dilapangan dari
kegiatan-kegiatan dan kondisi siswa saat prapenelitian dan pada saat penelitian berlangsung.
J. Uji Instrumen
Instrumen yang baik baik tes maupun non tes harus valid dan reliabel. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur
1. Pengujian Validitas Instrumen a Untuk instrumen lembar observasi dan wawancara
Pengujian Validitas Konstrak contruct validity Dapat digunakan pendapat dari ahli judgment experts.
Para ahli diminta pendapatnya tentang isntrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan instrumen
dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total.
53
Pada lembar observasi dilakukan validitas konstrak kepada Dosen pembimbing dan guru pamong untuk dimintai penilaiannya
terhadap bentuk lembar observasi yang telah dibuat peneliti. Baik pada lembar observasi aktivitas peneliti yang di isi oleh guru
pamong ataupun lembar observasi aktivitas siswa yang di isi oleh peneliti sendiri.
Validitas Konstrak pada pedoman wawancara dilakukan kepada dosen pembimbing yang digunakan untuk mewawancarai
guru pamong dan beberapa siswa terpilih untuk dimintai pendapatnya dari terlaksananya metode point counterpoint ini.
53
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta,2012, Cet. 15, h. 177.
b Untuk instrumen tes pretest dan posttest digunakan rumus Y
pb.
Rumus Y
pb
:
√
Dimana : = koefisien korelasi biserial
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
= rerata skor total = standar deviasi dari skor total proporsi
= proporsi siswa yang menjawab benar
= proporsi siswa yang menjawab salah
54
Jika harga r hitung lebih besar dari pada harga r tabel untuk taraf signifikansi 5. sehingga harga r hitung adalah signifikan. Ini
berarti bahwa butir soal adalah valid dan dapat digunakan lebih lanjut. Pada penilitian ini peneliti menggunakan media microsoft
Excel untuk pengolahan data validitas soal. Responden yang dipilih untuk mengisi soal sebelum
diseleksi kevaliditasannya adalah siswa kelas XII IPS SMAN 4 Depok dengan jumlah responden 30 orang. Pemilihan responden
kepada siswa kelas XII IPS SMAN 4 Depok dikarenakan responden telah berada di tingkatan yang lebih tinggi dari subjek
yang di teliti yaitu siswa kelas XI IPS SMAN 4 Depok. Sehingga responden sudah mempelajari materi-materi yang ada didalam soal.
54
Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, h. 93.
c Pengujian Validitas Isi content validity Pengujian
validitas isi
dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang
telah diajarkan.
55
Pada instrumen tes juga dilakukan uji validitas isi dengan mehubungkan soal-soal dengan materi pelajaran yang akan
di pelajari. Sehingga soal-soal yang diberikan sesuai dengan materi pelajaran yang akan dipelajari.
2. Reliabilitas Instrumen Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf keprcayaan yang tinggi
jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes atau
seandainya hasil berubah-ubah, perubahan tersebut dapat dikatakan tidak berarti.
56
Untuk instrumen tes digunakan rumus Metode K-R 20. Rumus K-R 20:
∑
Dimana: = Reliabilitas tes secara keseluruhan
p = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1-
p ∑ = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
= banyaknya item = standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar
varians
57
55
Ibid., h. 82.
56
Ibid., h. 100.
57
Ibid., h. 115.
Cara membelah butir soal dengan cara membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belah ganjil-
genap. Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel untuk pengolahan data reliabilitas soal.
3. Daya Beda Instrumen Sebelum melakukan tes, alangkah baiknya soal tersebut
diujicobakan terlabih dahulu, agar soal tes yang digunakan bisa berkualitas. Setelah soal tes diujicobakan, langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis butir soal tes untuk mengukur sejauh mana soal tes itu mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah, pembeda ini disebut juga daya beda.
Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks deskriminasi disingkat D d besar, angka yang digunakan dalam daya
beda berkisar 0,00 sampai 1,00. Hanya pada daya pembeda ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks deskriminatif digunakan jika
sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas tastee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai. Dengan demikian ada
tiga titik pada daya pembeda, yaitu: -1,00
0,00 1,00
Daya pembeda daya pembeda
daya pembeda negatif
rendah tinggi positif
58
Pengukuran daya beda yang dilakukan peneliti terlebih dahulu mengelompokkan peserta tes testee kedalam dua kelompok yaitu
kelompok atas siswa yang berkemampuan tinggi dan kelompok bawah siswa yang berkemampuan rendah.
pengukuran daya beda bisa menggunakan rumus :
58
Ibid., h. 226.
Keterangan: : Dimana:
J = jumlah peserta
J
A
= banyaknya peserta kelompokm atas J
B
= banyaknya peseta kelompok bawah B
A
= banyaknya jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B
B
= banyaknya jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
59
Klasifikasi daya pembeda:
60
D : 0,00 - 0,20
: jelek
D : 0,21 - 0,40
: cukup
D: 0,41 -
0,70 :
baik D : 0,71 -
1,00 :
baik sekali Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel
untuk pengolahan data daya pembeda soal.
4. Uji Tingkat Kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal
disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran
soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.
0,0 1,0
59
Ibid., h. 229.
60
Ibid., h. 232.
Sukar mudah
Didalam indeks istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbil P
p besar, singkatan dari kata “proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan P=0,70 lebih mudah dibandingkan dengan P=0,20.
Rumus mencari P adalah: P= Dimana:
P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
61
Menurut ketentuan yang diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
62
Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel untuk pengolahan data daya pembeda soal.
K. Teknik Pengolahan Data