bukanlah sekedar hal yang dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi dan sumber.
11
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengkondisikan kelas dimana siswa untuk turut aktif dalam
proses pembelajaran. Pada prinsip teori konstruktivisme yang diungkapkan oleh Driver and Bell, dimana
pada pembelajaran siswa tidak dipandang pasif, pembelajaran harus seoptimal mumgkin,
pengetahuan dibangun secara personal, pembelajaran melibatkan situasi lingkungan dan kurikulum merupakan seperangkat pembelajaran.
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang lahir dari gagasan piaget dan Vygostsky. Bahwa
pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak. Piaget dan Vygotsky mengemukakan adanya hakikat sosial
dari sebuah proses belajar, juga mengemukakan tentang penggunaan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan
anggota-anggotanya yang beragama sehingga terjadi perubahan konseptual. Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah
proses aktif dan pengetahuan disusun dalam pemikiran siswa. Oleh karena itu, belajar adalah tindakan kreatif dimana konsep dan
kesan dibentuk dengan memikirkan objek dan peristiwa, serta bereaksi dengan objek dan peristiwa tersebut.
12
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri dalam
proses pembelajaran adalah Strategi Pembelajaran Kooperatif SPK. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hamruni, yaitu Ide penting
dalam pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada siswa kepentingan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini
sangat penting bagi siswa, karena dalam dunia kerja sebagian besar dilakukan secara kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam
11
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. 1, h. 106.
12
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013, h. 173.
kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan kemampuan tingkat yang berbeda.
13
Jadi, dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Dalam penyelesaian tugas,
anggota saling berkerja sama dan membantu untuk memahami bahan pembelajaran. Belajar belum selesai apabila salah satu teman belum
menguasai bahan pembelajaran. a.
Konsep dasar strategi pembelajaran kooperatif Strategi pembelajaran kooperatif adalah serangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan.
Menurut Hamruni, ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu adanya peserta, aturan upaya belajar dalam setiap anggota
kelompok dan tujuan yang akan dicapai. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar.
Pengelompokkan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan. Diantaranya didasarkan atas minat dan bakat siswa,
latar belakang kemampuan, campuran baik ditinjau dari minat maupun dari kemampuan. Pendekatan apapun yang digunakan,
tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama.
14
Sri Esti Waryani Djiwandono mengungkapkan, dalam situasi kerja sama setiap individu berusaha untuk memberikan sesuatu yang
menguntungkan bagi individu lain maupun pada kelompoknya. Semua siswa dalam kelompok akan bekerja untuk mencapai satu hasil, dan
materi-materinya dapat dibagi-bagi ke anggota-anggota kelompok. Interaksi antar pribadi dengan teman sebaya sehingga siswa dapat
menikmati merupakan bagian dari proses belajar.
15
13
Hamruni, Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Insan Madani, 2012, h. 118.
14
Ibid, h. 119.
15
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2009, Cet. 5, h. 369.
SPK merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk
digunakan. Slavin 1995 mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil
penelitian membuktikan
bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain., serta dapat
meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan
kebutuhan siswa
dalam belajar
berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan.
16
Dari dua alasan tersebut maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran
yang selama ini memiliki kelemahan. Kemp mengemukakan, “bahwa
strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien”.
17
Dikemukakan oleh johnson dkk., struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota
kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk meraih tujuan personal
mereka anggota kelompok harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok mereka
berhasil dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota satu kelompoknya untuk melakukan usaha maksimal.
18
Pembelajaran kooperatif membuat siswa didalam kelompok saling bekerja sama untuk bisa mencapai kesuksesan di kelompok itu sendiri.
salah satu metode pembelajaran di dalam strategi kooperatif adalah
16
Hamruni, loc. Cit. h. 120
17
Lif Khoiru ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011, Cet. 1, h. 5.
18
Robert A. Slavin, Cooperative Learning, Bandung: Nusa Media, 2009, Cet. 4, h. 35.
metode point counterpoint. Dimana dalam model pembeljaran ini sangat mengandalkan kerja sama kelompok untuk mencapai kesuksesan. Karena
didalam metode ini, dimana tiap kelompok memiliki perspektif yang berbeda dari pembahasan yang didiskusikan. Sehingga tiap kelompok
harus bisa mempertahankan argumen mereka agar tidak kalah dari kelompok lain. Maka kerja sama kelompok sangatlah penting di metode
pembelajaran point counterpoint ini.
4. Metode Pembelajaran Point Counterpoint