b Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut baik.
2 63
Untuk menentukan reliabilitas soal uraian, penulis menggunakan rumus Koefisien Alpha Alpha
Cronbach yaitu :
3 64
Keterangan: r
11
: Koefisien reliabilitas n
: Banyaknya butir soal yang valid
2 i
: Jumlah varians skor tiap-tiap item
2 i
: Varians skor total Sedangkan untuk menghitung varians skor digunakan rumus:
n n
X X
2 2
2
Berdasarkan hasil pengujian validitas diperoleh 6 butir soal yang valid, butir soal yang valid ini kemudian diuji reliabilitasnya. Dari
hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai r
11
= 0,73. Dengan demikian, instrumen penelitian tersebut termasuk ke dalam kategori
reliabilitas sangat baik. Perhitungan selengkapnya mengenai uji reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 11.
2
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Jakarta: PT remaja Rosdakarya, 2008, h.139
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 109.
53
c Taraf Kesukaran Butir Soal
Soal yang baik adalah soal yang memuat ketiga kriteria yaitu: sukar, sedang dan mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar, sedang
dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Menurut Rasyid Harun dan Mansur untuk mengukur taraf
kesukaran soal digunakan rumus:
Smi N
X TK
i
Keterangan: TK = tingkat kesukaran
∑X
i
= jumlah skor butir i yang dijawab oleh kelompok atas dan bawah
N = jumlah siswa kelompok atas dan bawah
Smi = skor maksimal soal yang bersangkutan
Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut:
4 65
Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran
Nilai TK Interpretasi
TK = 0,00 0,00 TK
≤ 0,30 0,30 TK
≤ 0,70 0,70 TK
≤ 1,00 Sangat sukar
Sukar Sedang
Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan taraf kesukaran butir soal, diperoleh 1 butir soal termasuk dalam kriteria mudah, 4 butir soal
termasuk dalam kriteria sedang, dan 1 butir soal termasuk dalam kriteria sukar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
12.
4
Suharsimi Arikunto, ibid. h. 210
54
d Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa
berkemampuan rendah. Semakin tinggi koefesien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara
peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi.
5 66
Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus:
6 67
= Keterangan :
D
P
= indeks daya pembeda suatu butir soal B
A
= banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar B
B
= banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar J
A
= banyaknya siswa pada kelompok atas J
B
= banyaknya siswa pada kelompok bawah Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir
soal digunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai D
P
Interpretasi D
P
0,00 0,00 D
P
0,20 0,20 D
P
0,40 0,40 D
P
0,70 0,70 D
P
1,00 Sangat jelek
Jelek Cukup
Baik Sangat baik
5
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h 273
6
Suharsimi Arikunto.ibid, h. 213
55
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda butir soal, diperoleh 3 butir soal termasuk dalam kriteria cukup, 2 butir soal termasuk
dalam kriteria baik, dan 1 butir soal termasuk dalam kriteria baik sekali. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu suatu teknik analisis yang penganalisaannya dilakukan dengan perhitungan, karena
berhubungan dengan angka, yaitu dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika yang diberikan. Penganalisaanya dilakukan dengan
membandingkan hasil tes kelas kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional dengan kelas eksperimen yang
dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran kontekstual strategi REACT.
Dari data yang telah didapat, kemudian dilakukan perhitungan statistik deskriptif dengan membuat distribusi frekuensi, hitungan mean, median,
modus, varians, simpangan baku, ketajaman dan kemiringan kurtosis. Kemudian dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji Chi-kuadrat dan uji
Fisher. Setelah itu dilakukan uji statistik inferensia dengan melakukan analisis perbandingan antara kedua kelas tersebut untuk mengetahui kontribusi strategi
REACT terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Perhitungan statistik yang digunakan yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini,
pengujian normalitas menggunakan uji Chi-kuadrat, adapun prosedur pengujian adalah sebagai berikut:
7 68
a. Menentukan hipotesis H
= sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
7
Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005, Cet.II, h.149-150.
56
H
1
= sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal b. Menentukan rata-rata
c. Menentukan Standar Deviasi d. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi
e. Rumus banyak kelas interval: aturan Struges K = 1 + 3,3 log n ; dengan n = banyaknya subjek
1 Rentang R = skor terbesar – skor terkecil
2 Panjang kelas P = f.
Cari χ
2 hitung
dengan rumus g. Cari
dengan derajat kebebasan dk = banyak kelas k –3 dan
taraf kepercayaan 95 dan taraf signifikansi = 5 h. Kriteria pengujian:
Terima H jika
, maka H diterima dan H
1
ditolak subjek berdistribusi normal.
Tolak H jika
, maka H ditolak dan H
1
diterima subjek tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari skor pada kedua kelompok populasi. Untuk uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan uji Fisher dengan taraf signifikan α = 0,05. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:
8 69
a. Menentukan Hipotesis b. Cari F
hitung
dengan rumus F =
c. Tetapkan taraf signifikasi d. Hitung F
tabel
dengan rumus:
8
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, cet. III, h. 249
57
F
tabel
=
1 ,
1 2
2 1
n n
a
F
e. Tentukan kriteria pengujian H , yaitu:
Jika F
hitung
F
tabel
, maka H diterima homogen dan H
1
ditolak. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak tidak homogen dan H
1
diterima.
3. Uji Hipotesis
Jika sampel yang diteliti memenuhi uji prasyarat analisis maka untuk menguji hipotesis, digunakan uji t dengan taraf signifikan α = 0,05.
Rumus uji t yang digunakan yaitu:
a. Untuk sampel yang homogen
9 70
2 1
2 1
1 1
n n
S X
X t
Dengan 2
1 1
2 1
2 2
2 2
1 1
2
n n
S n
S n
S Dengan derajat kebebasan dk =
2
2 1
n n
Keterangan :
1
X
: rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen
2
X
: rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas kontrol n
1
: banyaknya sampel pada kelas eksperimen n
2
: banyaknya sampel pada kelas kontrol S
1 2
: varians kelas eksperimen S
2 2
: varians kelas kontrol S
: simpangan baku gabungan kelas eksperimen dan kelas kontrol Setelah harga t
hitung
didapat, maka peneliti menguji kebenaran kedua hipotesis tersebut dengan membandingkan besarnya t
hitung
dengan
9
Sudjana, Metoda Statistika …h.239.
58
t
tabel
, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan dengan rumus: dk = n
1
+ n
2
– 2. Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga t
tabel
pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikansi 5. Dengan kriteria
pengujiannya sebagai bertikut: Jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima.
Jika t
hitung
t
tabel
maka H ditolak.
b. Untuk sampel yang tak homogen heterogen
10 71
1 Mencari nilai t
hitung
dengan rumus:
2 Menentukan derajat kebebasan dengan rumus:
3 Mencari t
tabel
dengan taraf signifikansi 5 4 Kriteria pengujian hipotesis:
Jika t
hitung
t
tabel
maka H ditolak dan H
1
diterima. Jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima dan H
1
ditolak.
c. Jika data tidak berdistribusi normal maka untuk menguji kesamaan dua
rata-rata digunakan statistik nonparametik, yaitu uji Mann Whitney. Rumus statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:
dimana Keterangan:
U = statistik uji Mann Whitney n
1
= ukuran sampel pada kelompok 1 n
2
= ukuran sampel pada kelompok 2
10
Sudjana, Metoda Statistika ,…h.241
59
n
1
n
2
= hasil kali ukuran sampel pada kelompok 1 dan 2 R
1
= jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran sampelnya n
1
Z = statistik uji Z yang berdistribusi normal N0,1 Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H : rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
kelompok kontrol H
1
: rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok kontrol
F. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : H
: μ
1
μ
2
H
1
: μ
1
μ
2
Keterangan : μ
1
:rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika kelas eksperimen μ
2
: rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika kelas kontrol Setelah nilai t
hitung
dihitung kemudian ditarik kesimpulan dengan membandingkan besar t
hitung
dengan t
tabel
dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya. Jika t
hitung
t
tabel
maka H ditolak, jika
t
hitung
t
tabel
maka H diterima.
60