Pembahasan Komparatif Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan

commit to user 71 lain-lain atau SHU setelah pajak. Semakin besar SHU maka akan semakin besar modal KUD karena 40 dari SHU akan digunakan sebagai modal. Namun, karena kondisi umum KUD yang kurang menguntungkan, kelebihan investasi dalam aktiva, serta tidak efektifnya kegiatan keuangan dan manajemen KUD menyebabkan usaha yang dilakukan KUD tidak dapat berkembang dengan baik sehingga hasil usaha yang diperoleh lebih kecil dibandingkan modal yang digunakan. Kondisi umum yang tidak menguntungkan KUD adalah ketidakaktifan anggota terhadap usaha KUD serta kebijakan pemerintah yang tidak mendukung perkembangan KUD misalnya kebijakan tentang penghapusan subsidi pupuk dan ketidakpastian penyelesaian utang KUD karena program pemerintah. Perkembangan rasio rentabilitas dilihat dari indikator ROI dan ROE menunjukkan perubahan yang fluktuatif. Nilai dari kedua rasio ini masih dibawah standar sehingga menunjukkan bahwa KUD mampu menghasilkan keuntungan dari usaha yang dilakukan namun tidak dapat memenuhi kebutuhannya. KUD harus tetap memperhatikan rentabilitas walaupun KUD bersifat tidak mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. KUD sebagai badan usaha harus tetap dapat menjalankan usahanya dan dapat bersaing dengan badan usaha lain sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

4. Pembahasan Komparatif Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan

Rasio Rentabilitas Dilihat dari rasio likuiditas, KUD mampu untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Jika dilihat dari rasio solvabilitas dan rentabilitas menunjukkan KUD belum mampu memenuhi seluruh kewajibannya dan belum dapat menggunakan kekayaan atau modal KUD untuk memperoleh hasil usaha yang optimal. Secara umum, dalam jangka pendek keuangan KUD termasuk aman karena usaha yang dilakukan masih dapat berjalan dan memenuhi setiap kewajibannya, namun karena tingkat rentabilitas dari usaha KUD rendah menyebabkan hsail usaha yang commit to user 72 diperoleh kecil. Apabila kondisi ini tetap berlangsung terus-menerus maka dalam jangka panjang KUD akan mengalami kesulitan keuangan karena tidak dapat memenuhi seluruh kewajibannya dengan kekayaan yang dimiliki. Nilai rasio ini dipengaruhi oleh berbagai usaha yang telah dan akan dilakukan oleh KUD. Perkembangan KUD di Kabupaten Sukoharjo setelah orde baru cukup pesat yang dapat ditunjukkan dengan peningkatan usaha dan jumlah anggota KUD. Perkembangan yang paling pesat dialami pada usaha simpan pinjam yaitu KUT dan KCK sejak tahun 1986. KUT merupakan sistem kredit yang diberikan oleh pemerintah kepada petani untuk mengembangkan usahanya yang diberikan melalui KUD. Plafon untuk kredit KUT sendiri sesuai dengan kebutuhan modal yang diperlukan, sedangkan jangka pengembalian selam 1 tahun dengan bunga 10,5 per tahun. Untuk mengajukan kredit, petani menyerahkan sertifikat tanah milik salah satu anggota kelompok tani sebagai anggunan kepada KUD. Sedangkan KUD memberikan jaminan alat investasi kantor dan hasil pertanian sebagai jaminan utang tersebut kepada bank. Mulai tahun 1990 hingga 1996 besar bunga KUT meningkat menjadi 12 per tahun dan pihak KUD memperoleh keuntungan 3. Penyebab kenaikan tingkat suku bunga tersebut karena adanya krisis pada tahun 1997 sehingga terjadi inflasi yang tinggi. Pada tahun 2000, usaha pada KUD di Kabupaten Sukoharjo selain di sektor usaha tani usaha simpan pinjam, listrik, dan waserda. Dalam perkembangannya banyak terdapat masalah dalam kredit tersebut diantara adalah adanya tunggakan dari petani kepada KUD dan tunggakan tersebut adalah utang dan kekayaan terbesar pada KUD. Faktor-faktor yang menyebabkan tunggakan diantaranya adalah a. Tanaman yang dibiayai KUT mengalami gagal panen yang menyebabkan petani tidak dapat membayar utangnya. Hal ini terjadi pada tahun 1992 sampai 1994 karena adanya hama tikus kemudian tahun 1997 hingga 1998 terjadi hujan terus-menerus. commit to user 73 b. Kekurangsadaran petani untuk mengembalikan utang. Petani enggan untuk membayar utangnya dan seringkali mengunakan alasan pengunduran waktu pembayaran. Ada pula petani yang saling menunggu petani lain untuk membayar utangnya terlebih dahulu. c. Kecemburuan sosial dengan pihak konglomerat. Anggota KUD beranggapan banyak orang kaya yang memperoleh utang dalam jumlah yang cukup banyak bahkan sampai milyaran dan menunggak pembayarannyajustru diberi keringanan pembayaran. Sementara petani hanya mendapatkan kredit berkisar Rp 2.000.000,00 justru dibebani untuk segera membayar. d. Penyalahgunaan penggunaan kredit. Terdapat beberapa anggota dan masyarakat yang tidak menggunakan kreditnya sesuai program pemerintah tetapi digunakan untuk kebutuhan pribadi seperti pembiayaan hajatan atau membayar utangnya. e. Menurunnya harga beras. KUD mengalami kerugian akibat pembelian beras dengan harga yang terlalu rendah oleh Dolog. f. Kurangnya pengawasan dari pemerintah. Pelaksanaan kredit tidak dilakukan pengawasan terhadap penggunaannya. Karena KUD hanya mengandalkan kepercayaan kepada anggotanya. Sedangkan dari pemerintah tidak baru melakukan kontrol ketika terjadi penunggakan piutang. g. Kurang profesionalnya pengurus dalam melakukan usaha dan organisasi KUD. Terkadang dengan mengatasnamakan asas kekeluargaan, pengurus memberikan kredit dan pelayanan yang lain lebih besar kepada anggota dan masyarakat yang merupakan kerabatnya. Selain karena usaha KUD yang menyebabkan tunggakan tersebut. KUD juga mengalami kesulitan dalam menentukan usaha yang sesuai dengan kebutuhan anggotanya. Dengan lingkup kerja yang luas dan banyak terdapat pesaing baik dari anggota sendiri atau pihak lain menyebabkan KUD sulit untuk dapat bersaing. Usaha KUD saat ini commit to user 74 dianggap masih mementingkan beberapa golongan masyarakat saja dan tidak dapat menjangkau berbagai kalangan. Kekurangsadaran peran KUD juga semakin memperburuk kondisinya. Tingkat partisipasi anggota dalam KUD rendah yang menyebabkan modal dari dalam KUD juga rendah. Dari perkembangannya modal luar sangat mendominasi modal KUD khususnya modal dari pemerintah. Awalnya tanpa modal dari luar tersebut sebenarnya KUD telah sanggup untuk melakukan usahanya, namun karena KUD dirasa sebagai suko guru perekonomian nasional maka dilakukan intervensi oleh pemerintah. Dimana secara tidak langsung pemerintah mengendalikan organisasi KUD dan mengarahkan ekonomi politik didalamnya untuk mencapai stabilitas nasional. Kemudian pemerintah yang baru berusaha menciptakan kemandirian KUD yang mustahil pada saat ini dapat terlaksana khususnya di Kabupaten Sukoharjo karena berbagai alasan yang sebelumnya telah diuraikan yang menyebabkan kemunduran kinerja KUD. Usaha yang dilakukan KUD juga belum menunjukkan tingkat penggunaan kekayaan yang efektif dan efisien sehingga modal yang digunakan masih lebih besar dari hasil usaha yang diperoleh. Terlalu banyak penanaman modal pada aktiva yang tidak dapat jamin penggunaannya dapat mengahsilkan pendapatan adalah salah satu penyebab rendahnya nilai rasio rentabilitas. Organisasi yang dilakukan di KUD sudah bersifat terbuka dan lebih profesional dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, perlu dikembangkan dalam usaha yang dapat meningkatkan citra KUD di masyarakat sehingga dengan sendirinya diharapkan persepsi masyarakat terhadap KUD akan menjadi semakin baik. Misalnya dengan pengembangan potensi desa serta pendekatan secara personal. commit to user VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa KUD di Kabupaten Sukoharjo dalam jangka pendek masih dapat memenuhi kewajiban finansialnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki likuiditas. Namun, dalam jangka panjang akan terjadi permasalahan dalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya karena kurangnya kekayaan KUD baik modal sendiri maupun total aktivanya untuk memenuhi kewajiban finansial KUD solvabilitas. KUD juga kurang efektif dan efisien menanamkan modalnya dalam aktiva lancar, investasi, aktiva tetap dan aktiva lainnya yang menyebabkan hasil usaha yang diperoleh KUD rendah rentabilitas.

B. Saran

Permasalahan mendasar yang terdapat pada keuangan KUD adalah jumlah utang yang meningkat setiap tahun sedangkan banyak tunggakan piutang yang tidak tertagih, dan jumlah modal sendiri yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Kondisi ini menyebabkan keuangan KUD menjadi lemah, sehingga perlu adanya: 1. Peningkatan modal dari dalam KUD yang dapat dilakukan melalui kerja sama usaha dengan pelaku bisnis yang lain misalnya dalam usaha pangan seperti pemasaran produk hortikultura dan palawija dari masyarakat wilayah kerjanya dan kegiatan agribisnis lainnya. 2. Peningkatan profesionalitas, kreatifitas dan dedikasi pengurus untuk mengembangkan KUD dengan melakukan berbagai pendidikan di bidang usaha dan organisasi.

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada PT. Bank Riau

0 26 107

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DI KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

2 8 77

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPMA (KOPERASI MAHASISWA) DI UMS DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS.

0 4 7

ANALISIS RENTABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS UNTUK MENILAI KEBERHASILAN USAHA PADA KUD DHEWI SRI DI GATAK SUKOHARJO.

0 1 6

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA PT. KHARISMA ROTAN MANDIRI DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 18

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS (Studi Kasus Pada PTPN X Surakarta).

0 5 95

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS (Studi Kasus Pada PTPN X Surakarta).

0 2 8

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA KONVEKSI ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA KONVEKSI SONY KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

0 0 12

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA PT. KHARISMA ROTAN MANDIRI DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 12

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA PT. KHARISMA ROTAN MANDIRI DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 6