commit to user 65
tidak baik. KUD Dhewi Sri dan KUD Sukodono memiliki nilai rata-rata ROE yaitu 3. Nilai rasio ini menunjukkan kemampuan KUD di
Kabupaten Sukoharjo secara keseluruhan termasuk dalam kriteria tidak baik dimana kemampuan mengembalikan investasi modal masih
rendah.
B. Pembahasan
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar
Rata-rata nilai rasio lancar KUD di Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kriteria cukup baik. Hal ini disebabkan fluktuasi pada
aktiva lancar dan utang lancar dimana jumlah aktiva lancar lebih besar dibanding jumlah utang lancarnya. Aktiva lancar tersebut terdiri dari
peningkatan nilai piutang anggota dan bank pada semua KUD, serta peningkatan kas dan persediaan pada beberapa KUD. Komponen utang
lancar yang mengalami fluktuasi antara lain dana-dana SHU, biaya yang masih harus dibayar, dan utang bank.
Aktiva lancar yang paling besar adalah piutang Kredit Usaha Tani KUT sedangkan utang lancar yang paling besar adalah utang
bank karena adanya KUT dan program sapi perah pada beberapa KUD. Perlu adanya upaya KUD untuk menagih piutang KUT karena akan
meningkatkan kas yang ada pada KUD dan kas tersebut dapat digunakan untuk melunasi utang lancar serta sebagai modal untuk
mengembangkan usaha KUD. Jika piutang tersebut menjadi piutang tidak tertagih maka akan mengurangi jumlah modal KUD dan dapat
menghambat perkembangan usaha KUD, dampaknya adalah keuangan KUD akan semakin jelek.
b. Rasio Cepat
Rata-rata rasio cepat KUD di Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kriteria cukup baik. Kondisi ini juga disebabkan karena adanya
fluktuasi utang lancar dan aktiva lancar yang tidak memperhitungkan persediaan, tetapi jumlah aktiva lancar tersebut lebih besar
commit to user 66
dibandingkan jumlah utang lancarnya. Beberapa KUD tidak menginvestasikan kekayaannya dalam persediaan agar tidak
menimbulkan biaya penyimpanan persediaan yang akan mengurangi modal usaha. Misalnya pada KUD Sari Tani, KUD Bhakti dan KUD
Karya Bhakti. Jika dilihat rasio cepat dari tahun 2005 sampai 2009, rata-rata mengalami peningkatan nilai rasio. Peningkatan rasio yang
terjadi pada tahun 2005 sampai 2009 juga merupakan akibat dari adanya piutang KUT yang meningkat pada aktiva lancar serta
peningkatan utang bank karena KUT pada utang lancar. Selain itu, peningkatan rasio pada beberapa KUD juga disebabkan karena adanya
peningkatan kas dan peningkatan piutang, misalnya pada KUD Karya Bhakti serta adanya pengurangan utang lancar karena adanya
pembayaran utang tersebut dengan modal sendiri baik donasi maupun cadangan. Misalnya adanya donasi yang digunakan untuk membayar
utangnya adalah pada KUD Sapta Usaha Mulya. Nilai rasio lancar dan rasio cepat KUD menunjukkan bahwa KUD di
Kabupaten Sukoharjo mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan termasuk kriteria cukup baik. Kondisi ini berbeda dengan
hipotesis yang digunakan dalam penelitian yang menyatakan bahwa KUD belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini disebabkan
KUD di Kabupaten Sukoharjo telah dapat menggunakan total modal yang dimiliki untuk meningkatkan aktiva lancar yang dimiliki dan dapat
digunakan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Hipotesis yang digunakan didasarkan pada kondisi KUD di
Indonesia secara keseluruhan menurut masyhuri 2010:119-125 yang menyatakan bahwa ketergantungan KUD terhadap pemerintah terutama
fasilitas dan kebijakan sedemikian besar sehingga prinsip kemandirian koperasi terhambat, KUD hanya mengurusi kegiatan ekonomi usahatani
yang nilai tambahnya terendah dibandingkan dengan nilai subsistem agribisnis yang lain sehingga KUD tidak dapat meningkatkan daya saing
dan daya tawar petani terhadap swasta atau pemerintah, dan KUD
commit to user 67
dibentuk secara top down sehingga kaderisasi sering kurang lancar dan ada ketergantungan pada figur tertentu. Dari kondisi tersebut dapat diketahui
bahwa KUD di Indonesia belum dapat memenuhi kewajibannya. Hipotesis ini juga didasarkan dari penelitian terdahulu yang dilakukan pada KUD di
Kabupaten Boyolali dan hasil wawancara dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo yang menyatakan kondisi KUD belum
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Solvabilitas