Latar Belakang ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS PADA KUD DI KABUPATEN SUKOHARJO

commit to user 1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan UUD 1945 Sitio dan Halamoan, 2001: 19. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian menjelaskan bahwa usaha koperasi terutama diarahkan pada bidang usaha yang terkait langsung dengan kepentingan anggota baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya. Maka pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif, dan efisien dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota dengan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha. Menurut Anoraga 1995: 131, keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya tergantung dari aktivitas para anggotanya, apakah mereka mampu melaksanakan kerja sama, memiliki kemauan untuk bekerja dan mentaati segala ketentuan serta kebijakan yang telah ditetapkan dalam rapat anggota. Koperasi harus berupaya untuk memberikan jasa agar produk yang dihasilkan oleh anggotanya dapat dipasarkan secara terpadu dan koperasi dapat memberikan balas jasa sesuai dengan kontribusi yang diberikan oleh para anggota. Sebagian besar anggota koperasi tidak mau berperan aktif dalam usaha yang dilakukan koperasi. Hal ini menyebabkan koperasi tidak dapat mengembangkan usahanya dan meningkatkan kesejahteraan anggota. Munculnya pesaing-pesaing sektor swasta yang memiliki kemampuan manajemen dan permodalan lebih baik semakin memperburuk posisi koperasi di masyarakat. Banyak koperasi yang dibentuk oleh pemerintah kemudian tidak dapat melanjutkan usahanya karena kurangnya sumber daya manusia yang baik dan modal yang cukup. Koperasi yang mandiri dan peran aktif commit to user 2 anggota koperasi diperlukan pada saat ini agar gerakan ekonomi rakyat yang sehat dan kuat dapat tercapai. Oleh karena itu, setiap koperasi harus berusaha dengan kemampuannya masing-masing untuk tetap aktif melakukan usahanya di sektor ekonomi. Koperasi yang sangat dominan dan tersebar luas di Indonesia adalah KUD Koperasi Unit Desa. KUD telah berkembang selama beberapa dekade untuk mendampingi pembangunan pertanian selama orde baru di Indonesia. Berakhirnya pemerintahan orde baru, kebijakan pemerintah terhadap koperasi mulai berubah. Pemerintahan orde reformasi membuat KUD bukanlah satu- satunya koperasi di pedesaan, karena itu pemerintah melakukan liberalisasi koperasi dengan memberikan kemudahan mendirikan koperasi dan pinjaman lunak yang sangat mudah. Akhirnya KUD yang semula dirancang untuk menjadi satu-satunya koperasi di pedesaan tidak berkembang. Demikian juga koperasi yang lain yang ada tidak terarah sehingga di pedesaan tidak ada lagi koperasi yang kuat Masyuri, 2010: 119-120. Adanya koperasi di Kabupaten Sukoharjo seharusnya dapat membantu meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakatnya. Namun dalam perkembangannya koperasi di Kabupaten Sukoharjo banyak yang tidak dapat melanjutkan usahanya lagi. Sebanyak 141 dari total 590 koperasi di Kabupaten Sukoharjo dinyatakan tidak aktif dalam usahanya. Tidak aktifnya ratusan koperasi di Kabupaten Sukoharjo tersebut salah satunya disebabkan kebijakan yang bersifat top-down yang membuat koperasi tidak mampu bertahan lama karena tidak adanya kesadaran sejak awal dari anggota koperasi. Jumlah anggota koperasi di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 1. commit to user 3 Tabel 1. Jumlah Koperasi dan Anggotanya Menurut Jenis Koperasi di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 No Jenis Koperasi Jumlah Aktif Anggota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 KUD Koperasi Pondok Pesantren Kopinkra Koperasi Pertanian Primkoppas K P R I Kopkar Koperasi Angkatan Darat Koperasi Serba Usaha Koperasi Wanita Koperasi Pepabri Koperasi Mahasiswa Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Lainnya Koperasi Sekunder 13 8 3 114 5 89 49 2 147 6 1 2 106 41 4 12 5 3 25 2 84 43 2 132 6 1 2 95 33 5 48.190 1.013 229 22.778 2.936 11.801 16.718 1.910 18.435 2.256 46 120 12.344 31.429 502 Total 590 449 157.701 Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Tahun 2010. Pada tahun 2010, koperasi yang memiliki anggota terbanyak adalah KUD dengan jumlah anggota 48.190 orang dimana anggota laki-laki sejumlah 41.784 orang dan anggota perempuan sejumlah 6.406 orang. Setiap KUD memiliki buku daftar anggotanya, namun karena jumlah anggota masing-masing KUD yang cukup banyak sehingga belum dapat dibedakan secara tepat jumlah anggota yang aktif dalam KUD dan jumlah anggota yang pasif. Jumlah anggota KUD pada tahun 2010 tidak mengalami perubahan baik penambahan maupun pengurangan dibanding tahun 2009. Kondisi ini disebabkan kurang berminatnya masyarakat untuk menjadi anggota KUD karena menganggap usaha dan kegiatan yang dilakukan KUD tidak memberikan manfaat kepada masyarakat secara langsung. Semua KUD yang berada di Kabupaten Sukoharjo adalah hasil dari kebijakan pemerintah yang didasarkan pada UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menjelaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan koperasi adalah salah satu usaha yang sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud. KUD bertugas untuk commit to user 4 melanjutkan program yang kurang berhasil ditangani langsung oleh pemerintah, seperti penyaluran kredit bimbingan masyarakat menjadi kredit usaha tani, pola pengadaan pajak pemerintah dan lain-lain sampai pada pengembangan usaha baru. Namun, banyak KUD tidak mampu untuk membantu pengembangan pembangunan yang berbasis pedesaan. Hal ini karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya KUD. Pembentukan KUD awalnya dimaksudkan untuk memperlancar kegiatan pertanian, namun karena adanya perubahan sistem ekonomi mendorong KUD untuk membuka usaha di sektor lain misalnya jasa simpan pinjam untuk mempertahankan badan usahanya. Perlu adanya evaluasi bagi KUD untuk mengetahui perkembangan usaha yang dilakukan. Evaluasi yang dimaksud adalah bentuk dari evaluasi kinerja KUD khususnya pada kinerja keuangannya untuk mengetahui perkembangan KUD. Seperti bentuk badan usaha lain, KUD juga membuat laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan akuntansi yang memberikan informasi penting dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan juga digunakan untuk berkomunikasi antara pengurus dengan pihak anggota dan pihak ekstern seperti bank, pemerintah, dan badan usaha lainnya. Laporan keuangan biasanya terdiri dari laporan perubahan modal, neraca, laporan laba-rugi, laporan laba yang ditahan, dan berbagai jenis laporan lainnya. Neraca menggambarkan kondisi keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku. Laporan laba-rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dan ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut Jumingan, 2006: 4. Analisis laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui kondisi keuangan KUD. Analisis rasio adalah salah satu teknik analisis laporan keuangan. Menurut Munawir 1999: 64 analisis rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain yang akan menjelaskan keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai commit to user 5 standar. Analisis rasio dalam analisis laporan keuangan diantaranya adalah analisis likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas, ketiga analisis rasio tersebut menunjukkan kemampuan KUD untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dan memperoleh keuntungan.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada PT. Bank Riau

0 26 107

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DI KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

2 8 77

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPMA (KOPERASI MAHASISWA) DI UMS DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS.

0 4 7

ANALISIS RENTABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS UNTUK MENILAI KEBERHASILAN USAHA PADA KUD DHEWI SRI DI GATAK SUKOHARJO.

0 1 6

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA PT. KHARISMA ROTAN MANDIRI DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 18

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS (Studi Kasus Pada PTPN X Surakarta).

0 5 95

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS (Studi Kasus Pada PTPN X Surakarta).

0 2 8

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA KONVEKSI ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA KONVEKSI SONY KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

0 0 12

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA PT. KHARISMA ROTAN MANDIRI DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 12

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA PT. KHARISMA ROTAN MANDIRI DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 6