Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Berpikir

commit to user Keterampilan Proses Dalam Mencapai Ketuntasan Belajar Konsep Energi Gerak Pada Siswa Kelas III SD Negeri III Sendang, Wonogiri, Tahun Pelajaran 2010 2011.”

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses dapat mencapai ketuntasan belajar pada pokok materi energi gerak bagi siswa kelas III SD Negeri III Sendang, Wonogiri tahun pelajaran 2010 2011 ?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang ada, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : untuk mencapai ketuntasan belajar siswa melalui penerapan pendekatan keterampilan proses pada pokok materi energi gerak bagi siswa kelas III SD Negeri III Sendang, Wonogiri tahun pelajaran 2010 2011.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Sebagai referensi atau sumber informasi untuk dapat melaksanakan suatu sistem pendidikan yang mendukung peningkatan proses belajar mengajar. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa Dapat meningkatkan ketrampilan berpikir siswa, kerjasama dan komunikasi, serta mempunyai keberanian dalam mengemukakan pendapatnya di dalam kelas b. Manfaat bagi guru 1 Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan terbaik bagi siswa. 7 commit to user 2 Semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran. c. Manfaat bagi sekolah Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan implementasi pelaksanaan KTSP di sekolah. 8 commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Proses Belajar dan Mengajar

a. Pengertian Belajar

Belajar pada hakekatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon John Locke dalam Wina Sanjaya, 2006 : 114. Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman W.S. Winkel, 2007 : 56-68. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman Ngalim Purwanto dalam http:edukasi.kompasiana.com , 5 Mei 2011 Berdasarkan definisi belajar menurut beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu hal di mana terjadi perubahan tingkah laku yang disebabkan karena adanya pengalaman. Ciri khas bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah dengan adanya perubahan pada diri orang tersebut, yaitu dari belum mampu menjadi mampu. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi perubahan berbagai aspek, yaitu: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap Oemar Hamalik, 2008 : 30 Dalam proses belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada Oemar Hamalik, 20008 : 32. Faktor-faktor itu adalah faktor kegiatan, latihan, keberhasilan, pengetahuan, asosiasi, pengalaman, kesiapan belajar, minat dan usaha, fisiologis, dan intelegensi. 9 commit to user

b. Pengertian Mengajar

Mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses ini sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Mentransfer diartikan sebagai proses menyebarluaskan atau menanamkan pengetahuan atau ketrampilan Wina Sanjaya, 2008 : 96. Mengajar dapat diartikan sebagai 1 menyampaikan pengetahuan kepada siswa, 2 mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, 3 usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, 4 memberikan bimbingan belajar kepada murid, 5 kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, 6 suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari Oemar Hamalik, 2008 : 44-53. Mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu Arifin dalam http:edukasi.kompasiana.com , 5 Mei 2011. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan dan bahkan menanamkan sebuah informasi atau pengetahuan terhadap seseorang atau peserta didik agar mampu menguasai dan mengembangkan pengetahuan tersebut untuk menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan dalam masyarakat.

c. Metode Mengajar

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal Wina Sanjaya, 2008 : 147. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara mengajar untuk mencapai tujuan. Semakin baik metode mengajar seorang guru maka semakin efektif pula pencapaian tujuannya. Seorang guru harus menetapkan terlebih dahulu metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sebelum mengajar di kelas. Dalam memilih metode mengajar yang akan digunakan perlu dipertimbangkan faktor-faktor tertentu antara lain : kesesuaiannya dengan dengan 10 commit to user tujuan instruksional serta keterlaksanaannya dilihat dari waktu dan sarana yang ada Ibrahim dan Nana Syaodih, 2003 : 108.

2. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar a.

Hakekat IPA Kata “IPA” merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam” yang merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut ”Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam M. Iskandar, 2001 : 2. Webster’s : New Collegiate Dictionary 1981 menyatakan “natural science is knowledge concernedwith the physical world and its phenomena”, yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala- gejalanya. Sedangkan di dalam Purnell’s : Concise Dictionary of Science 1983 tercantum definisi “Science is the broad field of human knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and explained by means of ruler, laws, principles, theories, and hyphotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis M. Iskandar, 2001 : 2. IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains dianggap sebagai cara berpikir yang benar, penalaran logis untuk menarik kesimpulan khusus dari berbagai fenomena yang bersifat umum Aristoteles dalam Ali Nugraha, 2005 : 4. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait 11 commit to user mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain Abu Ahmadi dalam Ali Nugraha, 2005 : 3. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan untuk mempelajari tentang alam. Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.

b. Energi Gerak

Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Benda tak hidup pun dapat bergerak jika ada yang menggerakkannya. Contohnya, anak berlari, burung terbang, katak melompat, bola menggelinding karena ditendang, air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, dan sebagainya. Mengapa benda dapat bergerak? Benda dapat bergerak karena ada tenaga yang menggerakkannya. Gerak benda dapat terjadi dengan berbagai cara. Ada yang bergerak dengan berlari, ada yang bergerak dengan berjalan, ada yang bergerak dengan terbang, ada yang bergerak di atas air, ada yang bergerak cepat, ada yang bergerak lambat, dan sebagainya. Benda yang dapat bergerak cepat, antara lain, sepeda motor, mobil, dan pesawat terbang. Benda yang bergerak lambat, antara lain, jarum jam, daun rontok, dan siput berjalan. Kamu dapat menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran, tempat atau kedudukan. Macam-macam gerak pada benda, antara lain, jatuh, mengalir, memantul, menggelinding, berputar, dan tenggelam Priyono Titik Sayekti, 2008 : 107. Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Jadi, segala sesuatu dapat melakukan kegiatan atau usaha jika mempunyai energi. Energi gerak disebut juga energi kinetik. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang sedang bergerak. Contohnya, air yang mengalir, angin, orang yang berlari, 12 commit to user kereta yang berjalan, dan roda yang berputar Priyono Titik Sayekti, 2008 : 120. Energi tidak dapat kita lihat secara langsung sehingga untuk mengukur energi yang digunakan tidak dapat dilakukan secara langsung. Mengukur energi secara tidak langsung adalah dengan cara mengamati pengaruh yang ditimbulkan oleh energi itu pada suatu benda. Misalnya, energi panas dapat menyebabkan suhu benda meningkat makin panas. Besar kecilnya kenaikan suhu suatu benda dapat digunakan untuk menunjukkan besar kecilnya energi panas yang diterima oleh benda tersebut. Makin tinggi suhunya, maka jumlah energi panas yang diterima benda tersebut makin besar. Jadi, meskipun tidak dapat kita lihat, energi panas termasuk energi-energi yang lain dapat kita rasakan keberadaannya Priyono Titik Sayekti, 2008 : 127. Berbagai sumber energi gerak, antara lain : a. Baterai Di dalam baterai terdapat zat kimia yang dapat menghasilkan energi kimia. Saat baterai digunakan, energi kimia tersebut berubah menjadi energi listrik. Ukuran baterai bermacam-macam, ada yang besar, ada pula yang kecil. Baterai merupakan sumber energi yang sangat praktis dan mudah dibawa kemana- mana. Namun, energi listrik yang dihasilkan baterai tidak begitu besar. Contohnya pada mainan mobil-mobilan yang menggunakan baterai yang dapat menghasilkan energi listrik yang kemudian diubah menjadi energi gerak Priyono Titik Sayekti, 2008 : 128-129. b. Air Air biasanya mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Aliran air dapat menghasilkan energi. Contohnya, air terjun. Jadi, air terjun juga merupakan sumber energi. Umumnya, air terjun mempunyai aliran air dalam jumlah besar sehingga dapat menghasilkan energi yang besar pula. Energi yang berasal dari aliran air terjun dapat digunakan untuk memutar turbin pada pusat pembangkit energi listrik. Putaran yang dihasilkan turbin dapat menggerakkan generator listrik sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Pembangkit listrik 13 commit to user tenaga air dikenal dengan singkatan PLTA Priyono Titik Sayekti, 2008 : 130. c. Angin Angin adalah udara yang bergerak. Angin menyimpan energi. Jadi, angin juga termasuk sumber energi. Manusia telah memanfaatkan energi angin sejak dahulu. Misalnya, untuk menggerakkan perahu layar, layang-layang, dan kincir angin. Saat ini, angin juga dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik, tetapi masih terbatas pada negara-negara tertentu Priyono Titik Sayekti, 2008 : 130-131. Salah satu tujuan dari adanya penggunaan sumber energi gerak adalah : menggerakkan suatu benda. Energi apa yang digunakan mobil? Mobil dan kendaraan bermotor menggunakan energi gerak. Energi gerak tersebut, umumnya diperoleh dari bahan bakar bensin atau solar sehingga kendaraan dapat berjalan. Nelayan yang mempunyai perahu layar, memanfaatkan energi gerak yang berasal dari angin saat akan melaut. Energi gerak tersebut digunakan untuk menggerakkan perahu layarnya. Dapatkah kamu menunjukkan contoh penggunaan energi gerak yang lain? Angin adalah salah satu sumber energi yang paling lama dikenal dan dimanfaatkan orang. Angin sudah digunakan untuk menggerakkan kapal layar sejak tahun 3500 sebelum masehi. Konsep energi dalam kehidupan sehari-hari meliputi : a. Kincir Air Kincir air adalah salah satu jenis alat yang memanfaatkan kekuatan air. Apakah kegunaan kincir air? Kincir air dapat digunakan untuk mengangkat air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi. Kincir air juga bisa digunakan untuk memutar generator pembangkit energi listrik. Di zaman serba modern ini, mungkin kincir sudah jarang dijumpai. Kincir air: suatu alat yang terdiri dari roda serta perlengkapan-perlengkapan lain yang digerakkan oleh aliran air Priyono Titik Sayekti, 2008 : 138. 14 commit to user b. Kincir Angin Kincir angin: suatu alat yang terdiri atas baling-baling dan perlengkapan- perlengkapan lain yang digerakkan oleh aliran udara Priyono Titik Sayekti, 2008 : 141.

3. Pendekatan Keterampilan Proses a. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses

Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru Semiawan dalam Noehi Nasution, 2007 : 1.8. Pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik Dimyati dan Mudjiono dalam Soli Abimanyu, 2009 : 5.3. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Untuk mengungkapkan fakta-fakta dan menemukan konsep-konsep perlu dilakukan suatu proses yang dapat mengungkapkan dan menemukan fakta dan konsep IPA. Proses-proses yang digunakan untuk mengungkapkan dan menemukan fakta serta menumbuhkan sikap dan nilai konsep yang dilakukan oleh seorang ilmuwan yang disebut ketrampilan proses. Keterampilan proses merupakan teknik pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang telah ada dalam diri siswa. Dalam hal ini: 1 pendekatan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan. 2 mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceriterakan atau mendengarkan ceritera 15 commit to user tentang ilmu pengetahuan. Di sisi yang lain, siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak menjadi si pelajar yang pasif, dan 3 menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus Funk dalam Noehi Nasution, 2007 : 1.7. Pendekatan Keterampilan Proses memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuwan. Konsekuensi yang harus diterima dengan penerapan Pendekatan Keterampilan Proses ini, guru tidak saja dituntut untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan. Lebih dari pada itu, guru hendaknya juga menanamkan sikap dan nilai sebagai ilmuwan kepada para siswanya. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan- kemampuan mental, fisik,dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas. Pendekatan pembelajaran proses adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan ketrampilan proses yang digunakan untuk mengungkap dan menemukan fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dilakukan oleh murid. Proses pembelajaran dengan pendekatan ini dimulai dari obyek nyata atau obyek yang sebenarnya dengan menggunakan pengalaman langsung, sehingga siswa diharapkan terjun dalam kegiatan belajar mengajar yang lebih realistis, dan anak juga diajak ,dilatih, dan dibiasakan melakukan observasi langsung dan membuat kesimpulan sendiri. Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian tentang Pendekatan keterampilan Proses ini adalah berikut : 1. Pendekatan Keterampilan Proses sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan pada diri siswa. 16 commit to user 2. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan keterampilan proses pada diri siswa, dan 3. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep serta prinsip ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa. Dengan demikian unsur keterampilan proses, ilmu pengetahuan, serta sikap dan nilai yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses, saling berinteraksi dan berpengaruh satu dengan yang lain.

b. Jenis-jenis Pendekatan Keterampilan Proses

Keterampilan proses dalam IPA dibagi menjadi dua kelompok menurut Esler dan Esler Noehi Nasution, 2007 : 1.36, yaitu : 1 Keterampilan Dasar Keterampilan dasar meliputi keterampilan observasi pengamatan, pengelompokkan mengklasifikasi, pengukuran, menghubungkan ruang dan waktu, meramalkan memprediksi, mengkomunikasikan, menarik kesimpulan. 2 Keterampilan Terintegrasi Keterampilan terintegrasi meliputi keterampilan menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan, mendefinisi, menyusun hipotesis, menafsirkan data, mengontrol variabel, mengatur alat dan bahan, melakukan percobaan. Berdasarkan pengelompokkan tersebut akan diambil beberapa keterampilan yang akan diterapkan dalam konsep energi gerak bagi siswa kelas III, antara lain : 1 Keterampilan Mengamati Keterampilan mengamati atau mengobservasi adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat-sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian Esler dan Esler dalam Noehi Nasution, 2007 : 1.9. Definisi serupa disampaikan oleh Abruscato Noehi Nasution, 2007 : 1.9 17 commit to user yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya mengunakan segenap panca indera untuk memperoleh informasi atau data mengenai benda atau kejadian. Jadi keterampilan mengobservasi adalah keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera. Melalui mengamati kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis. manusia mengamati obyek-obyek dengan fenomena alam melalui panca indra: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasapengecap. Informasi yang kita peroleh, dapat menuntun keingintahuan, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interprestasi tentang lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Selain itu, kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal esensial untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses lain. Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap berbagai obyek dan peristiwa alam dengan menggunakan panca indra. Dengan kata lain, melalui observasi kita mengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan kita. Mengamati memiliki dua sifat utama, yakni sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi. Contoh kegiatan mengamati yang bersifat kualitatif ialah menentukan warna penglihatan, mengenali suara jengkerik pendengaran, membandingkan rasa manis gula dengan sakarin pengecap, menentukan struktur suatu obyek perabaan, mengenal bau tajam amoniak penciuman. Mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaannya selain menggunakan panca indera, juga digunakan peralatan lain yang memberi informasi khusus dan tepat. Contoh kegiatan mengamati yang bersifat kuantitatif ialah menghitung panjang ruang kelas dengan satuan ukuran tegel, menentukan titik didih air dengan bantuan thermometer, membedakan luas daerah satu dengan daerah lain, dan kegiatan lain yang sejenis. Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi dalam pembelajaran konsep energi gerak adalah melihat benda yang bergerak dan merasakan hembusan angin. 18 commit to user 2 Keterampilan Menafsirkan Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler dapat dikatakan juga sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menurut Abruscato Nasution, 2007 : 1.49, menyimpulkan secara sementara adalah menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang diobservasi. Keterampilan menginferensi yaitu keterampilan proses menafsirkan sesuatu berupa benda, peristiwa, konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan, penelitian, atau eksperimen. Contoh kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini adalah menafsirkan berbagai alat dan bahan yang tersedia untuk membuat sebuah percobaan. 3 Keterampilan Memprediksi Memprediksi adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan terjadi pada observasi yang akan datang atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi Nasution, 2007 : 1.55. Keterampilan memprediksi menurut Esler dan Esler adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan dari kejadian-kejadian yang terjadi sekarang, keterampilan menggunakan grafik untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan-terkaan atau dugaan-dugaan. Nasution, 2007 : 1.55. Keterampilan memprediksi yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi. Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui. Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari dapat diamati. Untuk dapat membuat prediksi yang dapat dipercaya tentang obyek dan peristiwa maka dapat dilakukan dengan memperhitungkan penentuan secara tepat perilaku terhadap lingkungan kita. Keteraturan dalam lingkungan kita mengijinkan untuk mengenal pola-pola dan untuk memprediksi terhadap pola-pola apa yang mungkin dapat diamati kemudian 19 commit to user hari. Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan atas pola atau kecenderungan tertentu, atau keterhubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. Contoh dari kegiatan ini adalah memprediksi gerakan turbin yang digerakkan oleh air. 4 Keterampilan Mengatur alat dan bahan Yang dimaksudkan dengan keterampilan mengatur alat dan bahan disini merupakan keterampilan siswa dalam menentukan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Seperti menggunakan benda yang dapat digerakkan. 5 Keterampilan Merencanakan penelitian Rancangan penelitian ini, diharapkan selalu dibuat pada setiap kegiatan penelitian. Berdasarkan pentingnya rancangan penelitian terhadap perolehan penelitian itu sendiri, maka keterampilan merancang penelitian perlu diberikan sejak dini. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel, hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Contoh kegiatan yang tercakup dalam keterampilan merancang penelitian, antara lain: menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, menggambarkan hubungan antar variabel, dan kegiatan yang lain. Salah satu kegiatannya adalah siswa membuat percobaan energi gerak dengan membuat kincir air untuk menghidupkan lampu pada generator. 6 Keterampilan Menentukan variable-variabel Yang dimaksud dengan menentukan variabel dalam pemebelajaran konsep energi gerak disini adalah siswa mengetahui serta mempraktekkan langkah kerja dalam melakukan percobaan pembuatan kincir air. 20 commit to user 7 Keterampilan Menerapkan konsep Kegiatan dalam keterampilan menerapkan konsep disini sebagai contoh adalah penerapan siswa tentang konsep gerak benda dalam pembuatan kincir air. Di mana air yang mengalir dapat menggerakkan turbin yang dapat menyalakan generator sehingga dapat menyalakan lampu. 8 Keterampilan Berkomunikasi Mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan Abruscato dalam Nasution, 2007: 1.44 . Keterampilan mengkomunikasikan, menurut Esler dan Esler dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda-benda serta kejadian-kejadian secara rinci. Jadi keterampilan mengkomunikasikan adalah menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan. Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membuat dan menginterpretasi informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain-lain. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda-benda dan kejadian tertentu secara rinci. Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskripsikan benda dalam percobaan, kemudian siswa tersebut menjelaskan deskripi tentang gerakan kincir air di depan kelas. 9 Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Keterampilan mengajukan pertanyaan merupakan keterampilan yang mengharuskan siswa lebih aktif mencari tahu tentang beberapa konsep dalam materi pembelajaran. Keterampilan ini dapat berupa kegiatan mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang dipelajari.

c. Alasan dan Manfaat Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses

Alasan menggunakan pendekatan keterampilan proses, yaitu : 1 dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran karena waktunya tidak akan cukup, 2 dalam usia perkembangan anak, secara 21 commit to user psikologis lebih mudah memahami konsep, apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-contoh konkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Sesuai dengan J. Piaget yang mengatakan bahwa intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas, baik fisik maupun mental, 3 ilmu pengetahuan boleh dikatakan bersifat relative, artinya, suatu kebenaran teori pada suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situasi. Suatu teori bisa gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih jitu. Jadi, suatu teori masih dapat dipertanyakan dan diperbaiki. Oleh karena itu, perlu orang-orang yang kritis, mempunyai sikap ilmiah. Wajar kiranya kalau anak-anak atau siswa sejak dini sudah ditanamkan dalam dirinya sikap ilmiah dan sikap kritis ini. Dengan menggunakan keterampilan proses, maksud tersebut untuk saat ini pantas diterima, dan 4 proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh artinya cerdas, terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. Jadi, pengembangan pengetahuan dan sikap harus menyatu. Dengan keterampilan memproses ilmu, diharapkan berlanjut kepemilikan sikap dan mental Conny Semiawan dalam Soli Abimanyu, 2009 : 5.3. Dengan melihat alasan ini, betapa pentingnya keterampilan proses bagi siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa di masa yang akan datang, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa maju lainnya. Manfaat dari adanya penerapan pendekatan keterampilan proses sebagai berikut : 1 dengan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran, siswa akan memperoleh pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu pengetahuan, 2 dengan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran berarti siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan itu, dan 3 dengan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran, siswa secara serentak belajar tentang proses dan produk ilmu pengetahuan Funk dalam Soli Abimanyu, 2009 : 5.6. 22 commit to user

4. Ketuntasan Belajar a.

Hakekat Belajar Tuntas Belajar tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur, bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran pada siswa, membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada siswa, dan berguna untuk menciptakan kecepatan belajar rate of program. Belajar tuntas dilandasi dua asumsi, yaitu 1 bahwa adanya korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensial bakat berdasarkan teori John B. Carol “bahwa anak didik apabila didistribusikan secara normal dengan memperhatikan kemampuannya secara potensial untuk beberapa bidang pengajaran yang sama dan hasil belajarnya diukur ternyata menunjukkan distribusi normal” 2 apabila pembelajaran dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur, maka semua peserta didik akan mampu menguasai bahan yang disajikan kepadanya Martinis Yamin, 2007 : 121. Belajar tuntas adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perseorangan maupun kelompok, dengan kata lain, apa yang dipelajari siswa dapat dikuasai sepenuhnya. Uzer Usman dalam http:id.shvoong.comsocial-scienceseducation2136977- pengertian-belajar-tuntasixzz1QgMeNEpb Belajar tuntas adalah suatu sistem belajar yang menginginkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas”. Kunandar dalam http:techonly13.wordpress.com20101027konsep-belajar- tuntas Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, belajar tuntas adalah suatu sistem pengajaran yang menuntaskan tercapainya tujuan pengajaran oleh semua siswa. Hal yang perlu mendapat perhatian guru adalah bagaimana mengusahakan agar siswa dapat belajar efektif sehingga dapat menguasai materi pelajaran yang dianggap esensial bagi perkembangan siswa itu sendiri. 23 commit to user

b. Prinsip belajar Tuntas

Belajar tuntas menciptakan peserta didik memiliki kemampuan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengecilkan perbedaan antara anak cerdas dengan anak yang tidak cerdas. Belajar tuntas menciptakan anak didik dapat mencapai tujuan pembelajran, sehingga di dalam kelas tidak terjadi anak cerdas akan mencapai semua tujuan pembelajaran sedang anak didik kurang cerdas mencapai sebagian tujuan pembelajaran atau tidak mencapai sama sekali tujuan pembelajaran. Dalam bukunya Diferential Education for the Gifted, Virgil Ward dalam Martinis Yamin, 2007 : 122-123 menjelaskan tentang proposisi anak yang berbakat, yaitu 1 pendidikan anak berbakat intelektual berbeda dari anak lainnya dan sayogianya amat menekankan aktivitas intelektual, 2 pembelajaran anak berbakat harus diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih sesuai dengan kemampuannya yang lebih tinggi dari anak biasa.

c. Strategi Belajar Tuntas

Strategi belajar tuntas dapat diterapkan secara tuntas untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama pada level mikro, yaitu mengembangkan individu dalam proses belajar di kelas. Terdapat tiga strategi dalam belajar tuntas, yaitu mengidentifikasi prakondisi, mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar, dan mengimplementasikan dalam pembelajaran klasikal yang disesuaikan dengan kemampuan individual Benyamin S. Bloom dalam Martinis Yamin, 2007: 125. Belajar tuntas dapat dilakukan bilamana didukung oleh alatsarana pembelajaran seperti media pembelajaran yang dapat mengefektifkan proses belajar.

d. Langkah-langkah Mencapai Ketuntasan Tuntas

Kriteria yang digunakan dalam pencapaian taraf minimal belajar tuntas adalah : mencapai 65 dari materi setiap pokok bahasan dengan melalui nilai formatif, maksudnya siswa mencapai sekurang-kurangnya 65 dari materi 24 commit to user pelajaran. Kriteria tersebut mengandung pengertian bahwa siswa hendaknya mencapai penguasaan sekurang-kurangnya 65 dari mata pelajaran. Guru dapat melakukan belajar tuntas dan peserta didik memiliki penguasaan penuh atau tuntas dengan cara melakukan kegiatan yang terdiri atas 1 feedback atau umpan balik yang terperinci kepada guru maupun siswa, 2 sumber dan metode-metode pengajaran yang dapat dilakukan di mana saja S. Nasution dalam Martinis Yamin, 2007 : 129. Langkah-langkah umum yang harus ditempuh agar ketuntasan belajar tercapai : 1 mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok, 2 memberikan tes diagnosa untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut sehingga dapat diketahui siswa yang telah memenuhi kriteria dan yang belum, 3 siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif, dan 4 melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah tercapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu.

e. Variabel Ketuntasan Belajar

Variabel-variabel ketuntasan belajar antara lain: 1 bakat siswa guru hendaknya mengetahui bakat terbesar yang dipunyai siswa agar siswa bisa langsung diarahkan dengan tepat sehingga nantinya ada korelasi antara bakat dengan hasil belajar; 2 ketekunan belajar guru harus bisa mendorong siswanya agar mempunyai motivasi untuk belajar.misalnya saja dengan diadakanya pretest shg mau tidak mau siswa harus belajar; 3 kualitas pembelajaran kualitas pembelajaran ditentukan oleh kualitas penyajian, penjelasan, dan pengaturan unsur-unsur tugas belajar jadi berkualitas atau tidaknya suatu pembelajaran ada di tangan guru; dan 4 kesempatan yang tersedia untuk belajar dalam memahami mata pelajaran,bidang studi,atau pokok bahasan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kesulitannya dalam hal ini guru harus benar-benar paham www.isjoni.com . 25 commit to user

f. Penilaian IPA Mencapai Ketuntasan

Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan Sarwiji Suwandi, 2008 : 15. Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi. Alasannya adalah sebagai berikut : 1 untuk membandingkan siswa satu dengan siswa lainnya, 2 untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi standar terrtentu, 3 untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa, 4 untuk mengetahui atau mengontrol apakah program pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya Baxter dalam Sarwiji Suwandi, 2008 : 16. Penilaian harus mendukung dan memperkuat aspek-aspek program pembelajaran lainnya Gronlund dalam Sarwiji Suwandi, 2008 : 17. Penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru sebagai bagian dari sistem pengajaran yang direncanakan dan diimplementasikan di kelas. Komponen-komponen pokok penilaian meliputi pengumpulan informasi, interpretasi terhadap informasi yang telah dikumpulkan, dan pengambilan keputusan. Dalam pelaksanaan penilaian harus memperhatikan beberapa prinsip penting antara lain : valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh dan bermakna Depdiknas dalam Sarwiji Suwandi, 2008 : 29. Guru dalam melaksanakan penilaian sebaiknya 1 memandang penilaian dan kegiatan belajar mengajar secara terpadu, 2 mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri, 3 melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik, 4 mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik, 5 mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik, 6 menggunakan cara dan alat 26 commit to user penilaian yang bervariasi, 7 mendidik dan meningkatkan mutu proses pembelajaran seefektif mungkin Sarwiji Suwandi, 2008 : 47. Teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, psikomotor, dan afektif. Penilaian dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu secara tertulis biasanya berupa tes dan bukan tertulis non tes. Penilaian secara tertulis dapat dilakukan dalam bentuk essai dan pilihan ganda. Pertanyaan yang disusun dalam bentuk pertanyaan konvergen dan pertanyaan divergen. Penilaian dalam bentuk essai memerlukan jawaban yang berupa pembahasan atau uraian kata-kata. Jawaban yang dituliskan oleh siswa akan lebih bersifat subjektif, yang berarti menggambarkan pemahaman yang lebih individualistik. Pengukuran yang dilakukan melakui tes yang dikonstruksi dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda, kemungkinan jawaban atas pertanyaan sudah disiapkan dan biasanya terdiri atas empat atau lima pilihan. Penilaian yang diperoleh dengan menggunakan pilihan jawaban dapat memberikan hasil yang lebih obyektif, sebab jawaban atas masalah yang ada telah ditetapkan. Hasil belajar dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada gambar 1. Gambar 1. Rumus Hitung Hasil Nilai Siswa Penilaian melalui melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan. Pengamatan dalam penilaian ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses kegiatan pembelajaran IPA dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati perilaku siswa secara langsung dalam menunjukkan kemampuan ketrampilan proses yang dimiliki. Selain itu, hasil-hasil pekerjaan tugas siswa atau produk hasil belajar 27 commit to user siswa juga dapat diamati untuk menilai keterampilan proses siswa secara integrative. Sebuah contoh rubrik penilaian untuk mengukur kegiatan percobaan laboratorium dapat disajikan pada tabel 1 Sarwiji Suwandi, 2008 : 83-84. Tabel 1. Rubrik Penilaian Percobaan Kriteri a Skor 4 3 2 1 Tujuan percoba an Mengidentifikasi tujuan dan ciri khusus Mengidentifika si tujuan Mengidentifika si sebagian tujuan Salah mengidentifi kasi tujuan Alat dan Bahan Mengidentifikasi semua alat dan bahan Mengidentifika si semua bahan Mengidentifika si beberapa bahan Salah Mengidentifi kasi bahan Hypote sis Memprediksi dengan benar fakta dan membuat hipotesis Memprediksi dengan benar fakta Memprediksi dengan beberapa fakta Menebak- nebak Prosedu r Mendeskripsikan semua tahap dan detail-detail khusus Mendeskripsika n semua tahap Mendeskripsika n beberapa tahap Salah Mendeskripsi kan tahap Hasil Data direkam, diorganisir, dan digrafiskan Data direkam, diorganisir Data direkam Hasil salah atau tidak betul Simpul an Tampak memahami konsep dan membuat hipotesis baru untuk aplikasi pada situasi lain. Tampak memahami konsep yang telah dipelajari Tampak memahami beberapa konsep Tidak ada kesimpulan atau tampak miskonsepsi 28 commit to user Keterangan penilaian : nilai 1 menyatakan tidak kompeten, nilai 2 menyatakan cukup kompeten, nilai 3 menyatakan kompeten, dan nilai 4 menyatakan sangat kompeten. Criteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut : 1 Jika seseorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten 2 Jika seseorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten 3 Jika seseorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten 4 Jika seseorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten Dalam rubrik biasanya juga disertai dengan deskriptor. Dekriptor menyatakan harapan kondisi siswa pada setiap level unjuk kerja untuk setiap criteria. Pada contoh rubrik, dapat dilihat adanya perbedaan diskriptor antara tujuan kegiatan yang dirumuskan dengan sangat baik dan tujuan kegiatan yang dirumuskan dengan baik. Pada deskriptor, siswa dapat melihat syarat unjuk kerja untuk mencapai sebuah level kriteria. Bagi guru, deskriptor dapat membantu guru untuk memberikan penilaian secara konsisten pada hasil kerja siswa. Dalam implementasinya, penilaian melalui observasi dengan menggunakan rubrik penilaian memiliki beberapa keunggulan. Observasi dapat menghasilkan penilaian yang konsisten dan obyektif. Selain itu, hasil penilaian dapat menghasilkan umpan balik feedback yang lebih baik. Hasil penilaian dapat menunjukkan level khusus performans siswa selanjutnya yang harus dicapai oleh siswa. Dalam hal ini, guru dan siswa dapat mengetahui secara pasti, area kebutuhan siswa yang perlu pengembangan. Dengan demikian, penilaian yang dilakukan untuk mengukur dapat dikomunikasikan secara pasti kepada siswa saat pelaksanaan pembelajaran. Penilaian pun dapat mencapai tujuan sebagaimana mestinya. 29 commit to user

B. Kerangka Berpikir

Keterampilan siswa merupakan salah satu bentuk atau cara bagi siswa untuk mengetahui seberapa besar keahlian siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Keterampilan siswa terdiri dari keterampilan siswa secara dasar dan terintegrasi yang disebut sebagai keterampilan proses. Ketuntasan belajar IPA siswa sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : pemilihan metode pembelajaran oleh guru, alat peraga dan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, skenario pembelajaran yang disusun guru, pola interaksi selama proses pembelajaran, kondisi siswa saat mengikuti pembelajaran dan sarana dan prasaran yang dimiliki sekolah. Jika guru banyak menerapkan pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah, tugas dan tanya jawab serta tidak mengunakan media dan alat peraga, maka siswa selama pembelajaran pasif, interaksi hanya terjadi antara guru dan murid atau searah saja, maka hal ini menyebabkan ketuntasan belajar IPA siswa kelas III rendah. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk mencari solusi atau tindakan dengan cara menerapkan metode pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses, dalam upaya peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri III Sendang, Wonogiri Tahun Pelajaran 20102011. Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses melalui langkah-langkah sebagai berikut : Observasi, Prediksi, Hipotesis, Eksprimen, Perolehan dan Pemrosesan Data serta Komunikasi. Tidak semua langkah-langkah dalam Pendekatan Keterampilan Proses dapat dilaksanakan di SDMI dikarenakan faktor usia perkembangan anak SDMI dan karakteristik materi pembelajaran di SDMI. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih, untuk mengadakan penelitian yang sederhana dengan menggunakan metode ilmiah. Mata pelajaran IPA dapat dipandang sebagai produk, sebagai proses dan sebagai pengembang sikap ilmiah. Yang dimaksud dengan ”proses” adalah proses mendapatkan IPA. Jadi proses IPA adalah metode ilmiah, untuk anak SD dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan 30 commit to user dimulai dari yang paling sederhana. Dengan penerapan Pendekatan Keterampilan Proses anak mengalami langsung tentang proses untuk memperoleh pengetahuan. Anak menjadi senang, aktif, berfikir kritis melalui suatu percobaan yang dirancang dengan menggunakan peralatan sederhana. Karena anak mengalami langsung pembelajaran menjadi bermakna dan menantang kreatifitas dan daya pikir anak. Situasi pembelajaran akan dinamis, karena anak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri melalui percobaan sederhana. Interaksi terjadi multi arah yakni antara : guru–murid, murid–guru, murid–murid serta murid–sumber belajar. Pada saat pembelajaran anak bebas berpendapat dengan diskusi kelompok, pada diskusi kelompok itulah terjadi tukar pendapatsharing sehingga hasil kesimpulan kerja kelompok akan lebih baik jika dibandingkan dengan pendapat pribadi. Anak dilatih untuk menghormati pendapat orang lain demi mencari kesimpulan yang obyektif sesuai dengan hasil percobaan. Suasana kelas akan semarak, anak senang melakukan percobaaan sehingga imungkinkan potensi anak dapat berkembang secara optimal. Dengan melakukan percobaan sendiri anak akan mengalami langsung tentang materi pelajaran, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi kehidupan anak di kemudian hari. Dari fakta yang nyata itulah anak dirangsang untuk berfikir kritis, inovatif dan berfikir tingkat tinggi. Jika hal ini dilakukan sejak usia SDMI maka anak akan memiliki sikap ilmiah, sehingga jika menghadapi masalah hidup akan dipecahkan secara ilmiah pula. Setelah Pendekatan Keterampilan Proses dilaksanakan, menurut kajian pustaka tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketuntasan belajar IPA siswa kelas III SD Negeri III Sendang, Wonogiri Tahun Pelajaran 20102011. Penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, tahapan ini disebut dengan siklus. Siklus yang akan digunakan mencapai tiga siklus, di mana tiap siklus terdiri dari empat tahap. Siklus pertama menerapkan pendekatan keterampilan proses untuk membentu siswa mengetahui konsep materi gerak benda terlebih dahulu. Setelah dilakukan siklus pertama guru melakukan pengamatan yang kemudian dilakukan tindak lanjut pada siswa dengan menerapkan keterampilan proses yang lain yaitu melakukan sebuah percobaan. 31 commit to user Pelaksanaan siklus kedua selesai, maka akan diketahui tingkat belajar siswa apakah siswa telah benar-benar memahami konsep energi gerak. Dengan adanya siklus kedua maka siswa diarahkan dengen menerapkan konsep energi gerak dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan pada pergerakkan turbin dalam siklus ketiga. Adapun alur kerangka berpikir digambarkan dalam gambar 2. Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir

C. Penelitian Relevan

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Mencapai Ketuntasan Belajar pada Pokok Materi Sistem Koloid bagi Siswa Kelas XI Semester II SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Pelajaran 200520

1 12 86

Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III Di SD Negeri 02 Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010 2011

0 4 135

Pengembangan model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas V SD. Negeri Grabag 1 Tahun Pelajaran 2010 2011

0 8 93

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 GAGAKSIPAT, NGEMPLAK , BOYOLALI, PADA TAHUN PELAJARAN 2009 – 2010

0 4 84

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 GUNUNGJAYA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 47

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI III BUBAKAN KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 6 91

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 NADI BULUKERTO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 6 93

PERANAN PENGAJARAN REMEDIAL DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 7 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011/20012.

0 2 14

“Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Kabunan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 2

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Mencapai Ketuntasan Belajar pada Pokok Materi Sistem Koloid bagi Siswa Kelas XI Semester II SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 ( Studi Kasus Penelitian Tindakan Kelas ).

0 1 1