Variabel Ketuntasan Belajar Penilaian IPA Mencapai Ketuntasan

commit to user pelajaran. Kriteria tersebut mengandung pengertian bahwa siswa hendaknya mencapai penguasaan sekurang-kurangnya 65 dari mata pelajaran. Guru dapat melakukan belajar tuntas dan peserta didik memiliki penguasaan penuh atau tuntas dengan cara melakukan kegiatan yang terdiri atas 1 feedback atau umpan balik yang terperinci kepada guru maupun siswa, 2 sumber dan metode-metode pengajaran yang dapat dilakukan di mana saja S. Nasution dalam Martinis Yamin, 2007 : 129. Langkah-langkah umum yang harus ditempuh agar ketuntasan belajar tercapai : 1 mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok, 2 memberikan tes diagnosa untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut sehingga dapat diketahui siswa yang telah memenuhi kriteria dan yang belum, 3 siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif, dan 4 melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah tercapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu.

e. Variabel Ketuntasan Belajar

Variabel-variabel ketuntasan belajar antara lain: 1 bakat siswa guru hendaknya mengetahui bakat terbesar yang dipunyai siswa agar siswa bisa langsung diarahkan dengan tepat sehingga nantinya ada korelasi antara bakat dengan hasil belajar; 2 ketekunan belajar guru harus bisa mendorong siswanya agar mempunyai motivasi untuk belajar.misalnya saja dengan diadakanya pretest shg mau tidak mau siswa harus belajar; 3 kualitas pembelajaran kualitas pembelajaran ditentukan oleh kualitas penyajian, penjelasan, dan pengaturan unsur-unsur tugas belajar jadi berkualitas atau tidaknya suatu pembelajaran ada di tangan guru; dan 4 kesempatan yang tersedia untuk belajar dalam memahami mata pelajaran,bidang studi,atau pokok bahasan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kesulitannya dalam hal ini guru harus benar-benar paham www.isjoni.com . 25 commit to user

f. Penilaian IPA Mencapai Ketuntasan

Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan Sarwiji Suwandi, 2008 : 15. Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi. Alasannya adalah sebagai berikut : 1 untuk membandingkan siswa satu dengan siswa lainnya, 2 untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi standar terrtentu, 3 untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa, 4 untuk mengetahui atau mengontrol apakah program pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya Baxter dalam Sarwiji Suwandi, 2008 : 16. Penilaian harus mendukung dan memperkuat aspek-aspek program pembelajaran lainnya Gronlund dalam Sarwiji Suwandi, 2008 : 17. Penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru sebagai bagian dari sistem pengajaran yang direncanakan dan diimplementasikan di kelas. Komponen-komponen pokok penilaian meliputi pengumpulan informasi, interpretasi terhadap informasi yang telah dikumpulkan, dan pengambilan keputusan. Dalam pelaksanaan penilaian harus memperhatikan beberapa prinsip penting antara lain : valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh dan bermakna Depdiknas dalam Sarwiji Suwandi, 2008 : 29. Guru dalam melaksanakan penilaian sebaiknya 1 memandang penilaian dan kegiatan belajar mengajar secara terpadu, 2 mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri, 3 melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik, 4 mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik, 5 mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik, 6 menggunakan cara dan alat 26 commit to user penilaian yang bervariasi, 7 mendidik dan meningkatkan mutu proses pembelajaran seefektif mungkin Sarwiji Suwandi, 2008 : 47. Teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, psikomotor, dan afektif. Penilaian dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu secara tertulis biasanya berupa tes dan bukan tertulis non tes. Penilaian secara tertulis dapat dilakukan dalam bentuk essai dan pilihan ganda. Pertanyaan yang disusun dalam bentuk pertanyaan konvergen dan pertanyaan divergen. Penilaian dalam bentuk essai memerlukan jawaban yang berupa pembahasan atau uraian kata-kata. Jawaban yang dituliskan oleh siswa akan lebih bersifat subjektif, yang berarti menggambarkan pemahaman yang lebih individualistik. Pengukuran yang dilakukan melakui tes yang dikonstruksi dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda, kemungkinan jawaban atas pertanyaan sudah disiapkan dan biasanya terdiri atas empat atau lima pilihan. Penilaian yang diperoleh dengan menggunakan pilihan jawaban dapat memberikan hasil yang lebih obyektif, sebab jawaban atas masalah yang ada telah ditetapkan. Hasil belajar dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada gambar 1. Gambar 1. Rumus Hitung Hasil Nilai Siswa Penilaian melalui melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan. Pengamatan dalam penilaian ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses kegiatan pembelajaran IPA dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati perilaku siswa secara langsung dalam menunjukkan kemampuan ketrampilan proses yang dimiliki. Selain itu, hasil-hasil pekerjaan tugas siswa atau produk hasil belajar 27 commit to user siswa juga dapat diamati untuk menilai keterampilan proses siswa secara integrative. Sebuah contoh rubrik penilaian untuk mengukur kegiatan percobaan laboratorium dapat disajikan pada tabel 1 Sarwiji Suwandi, 2008 : 83-84. Tabel 1. Rubrik Penilaian Percobaan Kriteri a Skor 4 3 2 1 Tujuan percoba an Mengidentifikasi tujuan dan ciri khusus Mengidentifika si tujuan Mengidentifika si sebagian tujuan Salah mengidentifi kasi tujuan Alat dan Bahan Mengidentifikasi semua alat dan bahan Mengidentifika si semua bahan Mengidentifika si beberapa bahan Salah Mengidentifi kasi bahan Hypote sis Memprediksi dengan benar fakta dan membuat hipotesis Memprediksi dengan benar fakta Memprediksi dengan beberapa fakta Menebak- nebak Prosedu r Mendeskripsikan semua tahap dan detail-detail khusus Mendeskripsika n semua tahap Mendeskripsika n beberapa tahap Salah Mendeskripsi kan tahap Hasil Data direkam, diorganisir, dan digrafiskan Data direkam, diorganisir Data direkam Hasil salah atau tidak betul Simpul an Tampak memahami konsep dan membuat hipotesis baru untuk aplikasi pada situasi lain. Tampak memahami konsep yang telah dipelajari Tampak memahami beberapa konsep Tidak ada kesimpulan atau tampak miskonsepsi 28 commit to user Keterangan penilaian : nilai 1 menyatakan tidak kompeten, nilai 2 menyatakan cukup kompeten, nilai 3 menyatakan kompeten, dan nilai 4 menyatakan sangat kompeten. Criteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut : 1 Jika seseorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten 2 Jika seseorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten 3 Jika seseorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten 4 Jika seseorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten Dalam rubrik biasanya juga disertai dengan deskriptor. Dekriptor menyatakan harapan kondisi siswa pada setiap level unjuk kerja untuk setiap criteria. Pada contoh rubrik, dapat dilihat adanya perbedaan diskriptor antara tujuan kegiatan yang dirumuskan dengan sangat baik dan tujuan kegiatan yang dirumuskan dengan baik. Pada deskriptor, siswa dapat melihat syarat unjuk kerja untuk mencapai sebuah level kriteria. Bagi guru, deskriptor dapat membantu guru untuk memberikan penilaian secara konsisten pada hasil kerja siswa. Dalam implementasinya, penilaian melalui observasi dengan menggunakan rubrik penilaian memiliki beberapa keunggulan. Observasi dapat menghasilkan penilaian yang konsisten dan obyektif. Selain itu, hasil penilaian dapat menghasilkan umpan balik feedback yang lebih baik. Hasil penilaian dapat menunjukkan level khusus performans siswa selanjutnya yang harus dicapai oleh siswa. Dalam hal ini, guru dan siswa dapat mengetahui secara pasti, area kebutuhan siswa yang perlu pengembangan. Dengan demikian, penilaian yang dilakukan untuk mengukur dapat dikomunikasikan secara pasti kepada siswa saat pelaksanaan pembelajaran. Penilaian pun dapat mencapai tujuan sebagaimana mestinya. 29 commit to user

B. Kerangka Berpikir

Keterampilan siswa merupakan salah satu bentuk atau cara bagi siswa untuk mengetahui seberapa besar keahlian siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Keterampilan siswa terdiri dari keterampilan siswa secara dasar dan terintegrasi yang disebut sebagai keterampilan proses. Ketuntasan belajar IPA siswa sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : pemilihan metode pembelajaran oleh guru, alat peraga dan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, skenario pembelajaran yang disusun guru, pola interaksi selama proses pembelajaran, kondisi siswa saat mengikuti pembelajaran dan sarana dan prasaran yang dimiliki sekolah. Jika guru banyak menerapkan pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah, tugas dan tanya jawab serta tidak mengunakan media dan alat peraga, maka siswa selama pembelajaran pasif, interaksi hanya terjadi antara guru dan murid atau searah saja, maka hal ini menyebabkan ketuntasan belajar IPA siswa kelas III rendah. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk mencari solusi atau tindakan dengan cara menerapkan metode pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses, dalam upaya peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri III Sendang, Wonogiri Tahun Pelajaran 20102011. Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses melalui langkah-langkah sebagai berikut : Observasi, Prediksi, Hipotesis, Eksprimen, Perolehan dan Pemrosesan Data serta Komunikasi. Tidak semua langkah-langkah dalam Pendekatan Keterampilan Proses dapat dilaksanakan di SDMI dikarenakan faktor usia perkembangan anak SDMI dan karakteristik materi pembelajaran di SDMI. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih, untuk mengadakan penelitian yang sederhana dengan menggunakan metode ilmiah. Mata pelajaran IPA dapat dipandang sebagai produk, sebagai proses dan sebagai pengembang sikap ilmiah. Yang dimaksud dengan ”proses” adalah proses mendapatkan IPA. Jadi proses IPA adalah metode ilmiah, untuk anak SD dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan 30

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Mencapai Ketuntasan Belajar pada Pokok Materi Sistem Koloid bagi Siswa Kelas XI Semester II SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Pelajaran 200520

1 12 86

Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III Di SD Negeri 02 Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010 2011

0 4 135

Pengembangan model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas V SD. Negeri Grabag 1 Tahun Pelajaran 2010 2011

0 8 93

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 GAGAKSIPAT, NGEMPLAK , BOYOLALI, PADA TAHUN PELAJARAN 2009 – 2010

0 4 84

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 GUNUNGJAYA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 47

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI III BUBAKAN KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 6 91

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 NADI BULUKERTO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 6 93

PERANAN PENGAJARAN REMEDIAL DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 7 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011/20012.

0 2 14

“Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Kabunan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 2

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Mencapai Ketuntasan Belajar pada Pokok Materi Sistem Koloid bagi Siswa Kelas XI Semester II SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 ( Studi Kasus Penelitian Tindakan Kelas ).

0 1 1