Gambar 2.1 Ilustrasi model pembelajaran Team Games Tournament TGT
D. Model Pembelajaran Konvensional Berpusat pada guru
Menurut Djamarah dan Zain 2010: 97, metode ceramah boleh dikatakan sebagai metode tradisional atau konvensional, karena metode ini telah dipakai
sejak dulu sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Pada metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru
daripada siswa. Menurut Imam Suyitno 2011: 24, model pembelajaran konvensional merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut peran aktif
guru. Dalam hal ini, guru lebih dominan mengambil kesempatan dalam aktivitas pembelajaran.
Menurut Djamarah dan Zain 2010: 97, model pembelajaran konvensional mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahannya sebagai berikut:
Kelompok A Kelompok B
Kelompok C •
A1 •
A2 •
A3 •
A4 •
C1 •
C2 •
C3 •
C4 •
B1 •
B2 •
B3 •
B4 Meja 1
Meja 2 Meja 3
Meja 4
1. Kelebihan pembelajaran konvensional a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Mudah mengorganisasikan tempat dudukkelas. c. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
2. Kelemahan pembelajaran konvensional a. Mudah menjadi verbalisme pengertian kata-kata.
b. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan. c. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada
pembelajarnnya, ini sukar sekali. d. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam
hal ini, guru yang menjadi sumber utama pengetahuan
E. Hasil Belajar
Menurut Sudjana 2010: 3, hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar mengajar. Dalam
kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan pembelajaran. Siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
Dari ketiga ranah di atas, ranah kognitif lebih sering digunakan guru untuk melakukan penilaian terhadap pengetahuan siswa. Adapun objek penilaian hasil
belajar pada penelitian ini adalah menggunakan ranah kognitif dimana bentuk nilai atas kemampuan siswa mengerjakan soal adalah skor yang menggambarkan
keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
F. Minat Belajar