Dari tabel tersebut, modus kriteria hasil belajar kelas VIII-D adalah “Sangat Baik” dengan jumlah 11 siswa kategori sangat baik,
sedangkan modus kriteria hasil belajar kelas VIII- F adalah “Kurang”
dengan jumlah 14 siswa kategori kurang. Mayoritas siswa di kelas VIII-D mendapat kategori sangat baik,
sementara mayoritas siswa dikelas VIII-F mendapat kategori kurang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Team Games
Tournament TGT cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dari pada pembelajaran konvensional pada pokok bahasan persamaan
garis lurus di kelas VIII-D dan VIII-F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
2. Minat Belajar
Dari analisis angket kuesioner minat belajar siswa yang telah dilakukan, dari uji-Z didapat bahwa rata-rata nilai angket kiusioner
minat belajar di kelas VIII-D
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas VIII-F kelas kontrol. Rata-rata nilai angket minat
belajar di kelas VIII-D yaitu 72,574 sementara di kelas VIII-F 66,667. Berikut adalah hasil analisis minat belajar siswa di kedua kelas tersebut.
Tabel 4.12 Hasil Analisis Minat Belajar Siswa di Kelas VIII-D dan VIII-F
Kriteria Minat Belajar
Kelas VIII-D Kelas VIII-F
Jumlah Siswa
Persentase Jumlah
Siswa Persentase
Sangat Baik 9
26,47 1
2,94 Baik
18 52,94
20 58,82
Cukup 7
20,59 11
32,35 Kurang
0,00 2
5,88 Sangat Kurang
0,0 0,00
Dari tabel tersebut, modus kriteria minat belajar kelas VIII-D adalah “Baik” dengan jumlah 18 siswa kategori baik, sedangkan modus
kriteria hasil belajar kelas VIII- F adalah “Baik” dengan jumlah 20 siswa
kategori baik. Dilihat dari modus minat belajar siswa dari kriteria sangat baik,
kelas VIII-D lebih banyak dari pada kelas VIII-F. Terlihat dari tabel bahwa 9 siswa dikelas VIII-D mempunyai kriteria minat belajar yang
sangat baik sedangkan kelas VIII-F hanya 1 siswa yang mempunyai kriteria minat belajar sangat baik.
Selain itu, berdasarkan observasi peneliti ketika pembelajaran di kedua kelas berlangsung, siswa-siswa di kelas VIII-D eksperimen lebih
banyak berdiskusi dan bertanya jawab dengan siswa lainnya, terutama siswa yang sudah maju ke meja turnamen pada babak sebelumnya
berusaha membuka diskusi mengenai materi apa yang didapatkannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada saat di meja turnamen. Hal ini membuat siswa lebih banyak berinteraksi dengan siswa lainnya sehingga siswa menjadi tertarik untuk
memperhatikan dan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sedangkan di kelas VIII-F kontrol guru lebih dominan dan aktif dari pada siswa
sehingga siswa menjadi pasif dan lebih banyak diam. Hal ini membuat siswa cenderung menjadi jenuh dan kurang tertarik untuk memperhatikan
guru. Dari pembahasan ini
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif Team Games Tournament TGT cukup efektif dalam
memberikan pengaruh positif terhadap minat belajar siswa dibandingkan pembelajaran konvensional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif Team Games Tournament TGT menghasilkan minat belajar siswa yang lebih baik dari pada pembelajaran konvensional
pada pokok bahasan persamaan garis lurus di kelas VIII-D dan VIII-F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
3. Secara Keseluruhan