Uji Instrumen Pembelajaran Teknik Analisis Data

penelitian ini, expert judgement dilakukan oleh dosen untuk menilai ketepatan dari setiap item instrumen.

G. Uji Instrumen Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian oleh peneliti diuji validitas isi dan validitas konstruk oleh beberapa ahli yaitu dosen sebagai validator 1 dan guru sebagai validator 2. Peneliti memilih dosen dan guru karena dianggap memiliki kemampuan yang sesuai dalam bidang dan lingkup objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menunjuk seorang dosen ahli yaitu Dr. Y. Karmin, M.Pd. Validitas yang selanjutnya adalah peneliti meminta bantuan kepada Dwi Martati, S.Pd., M.Si. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 8 Yogyakarta karena beliau salah satu guru yang menurut peneliti ahli dalam bidang pendidikan bahasa Indonesia terutama di sekolah menengah pertama.

H. Teknik Analisis Data

Sugiyono 2012: 147 mengemukakan bahwa analisis data dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Kegiatan dalam menganalisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulasi dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Analisis data dilakukan setelah menentukan kriteria perhitungan yang sudah ditetapkan, maka hasilnya akan dihitung dengan menggunakan model Penilaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Acuan Patokan PAP tipe I. Peneliti telah menetapkan suatu batas penguasaan bahan pengajaran atau kompetensi minimal yang dianggap dapat meluluskan passing skor dari kesuluruhan bahan yakni 65 yang diberi nilai cukup. Dengan kata lain passing score adalah hasil kemampuan menulis siswa yang dituntut sebesar 65 dari total skor yang seharusnya dicapai, lalu diberi nilai cukup. Jadi, passing score terletak pada persentil 65. Tuntutan pada persentil 65 juga sering disebut persentil maksimal. Persentil maksimal yaitu passing score pada persentil 65 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang sangat tinggi, yang berarti bahwa tuntutan ketiga syarat dan keadaan belajar siswa termasuk pada tingkat tinggi Masidjo, 2010. Tabel 2 PAP tipe I Tingkat Kemampuan Menulis Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa siswa dikatakan mahir jika tingkat kemampuan menulis siswa berada pada 65-100 atau siswa dikatakan mahir kemampuan menulis jika siswa tersebut mendapat skor minimal C atau cukup mahir. Dalam menganalisis data, hal pertama yang dilakukan yaitu data yang dikumpulkan melalui tes dihitung jumlah skor masing-masing siswa, dan dari skor ditentukan nilai siswa. Penghitungan PAP tipe I ini dengan rumus: Tingkat penguasaan Kompetensi Nilai huruf Keterangan 90 - 100 A Sangat Mahir 80 - 89 B Mahir 65 - 79 C Cukup Mahir 55 - 64 D Tidak Mahir Di bawah 55 E Sangat Tidak Mahir Jumlah skor yang diperoleh siswa Nilai = x 100 Jumlah skor maksimal

I. Pelaksanaam penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP N 8 Yogyakarta, Jl. Prof. Dr. Kahar Muzakir No.2, Terban kota Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII G dan kelas VII J serta guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP N 8 Yogyakarta yaitu Dwi Martati, S.Pd., M.Si. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran menulis khususnya menulis teks eksposisi dengan menerapkan pendekatan Kontekstual di kelas eksperimen. Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 20152016, yaitu bulan Oktober-November 2015. Sebelum melakukan treatment peneliti meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan observasi pada guru Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta. Peneliti meminta agar diperbolehkan melakukan observasi pada dua kelas VII. Atas pertimbangan guru-guru Bahasa Indonesia di SMP N 8 Yogyakarta kelas VII yang diperbolehkan untuk diobservasi adalah kelas VII G dan VII J. Setelah itu, peneliti dan Ibu Dwi Martati selaku guru Bahasa Indonesia kelas VII G dan VII J memutuskan agar kelas VII J dijadikan kelas eksperimen atau yang diberikan treatment sedangkan kelas VII G sebagai kelas kontrolnya. Pada akhir observasi, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Dwi Martati mengenai metode dan teknik yang dilakukan ketika mengajar Bahasa Indonesia, karakteristik siswa SMP N 8 Yogyakarta khususnya kelas VII G dan VII J dan hambatan apa saja yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dittemukan ketika mengajar. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan itu, peneliti mengetahui bahwa SMP N 8 Yogyakarta menggunakan kurikulum 2013. Pada semester ganjil, materi yang diajarkan adalah teks observasi dan teks eksposisi. Pada kesempatan ini, beliau mengajar teks eksposisi dengan Teknologi Tepat Guna dan Mandiri Pangan. Siswa SMPN 8 Yogyakarta tergolong rajin dan cerdas karena inputnya memang sudah bagus. Mereka aktif dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan mampu memberikan contoh di dalam kelidupan mereka. Keterampilan berbahasa yang perlu dipertahankan adalah keterampilan berbicara. Siswa dituntut terampil dalam menanggapi permasalahan yang ada di dalam kelas dan mengomunikasikan hasil pembelajaran. Metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas adalah Inkuiri dengan memberikan teks, menampilkan video, dan memberikan contoh teks yang mereka pelajari. Tujuan guru menggunakan metode dan teknik tersebut yaitu untuk mengembangkan daya pemahaman siswa. Respon siswa terhadap metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga sangat baik karena siswa sangat sangat senang bahkan kreatif. Selain itu, metode dan teknik yang digunakan mampu membangkitkan semangat dan keaktifan siswa di dalam kelas dan siswa menjadi antusias dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan guru, siswa mampu mendapat nilai yang lebih baik. Selain nilai, siswa juga mampu berprestasi. Tidak sedikit hambatan yang sering terjadi saat Ibu Dwi Martati mengajar Bahasa Indonesia di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah konsentrasi anak setelah jeda istirahat berkurang. Jarak belajar yang terlalu jauh, misal hari Selasa dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sabtu. Ketika mendapat PR membaca, mereka sudah lupa. Solusinya ketika siswa tidak connect dalam pelajaran, guru memberi waktu siswa untuk membaca ulang, guru juga menampilkan video terkait pembelajaran. 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab hasil penelitian dan pembahasan, ada dua hal yang diuraikan peneliti yaitu hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. Berikut adalah penjelasan dari hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian ini.

A. Data Penelitian