Koherensi Intensitas Koherensi Perincian
Kedua wacana di atas salah karena wacana tersebut tidak kohesif meskipun sudah koheren. Hal itu terlihat pada penggunaan kata ganti yang tidak
tepat dalam wacana. Pada wacana 1 penggunaan kata ganti seharusnya bukan dia
melainkan mereka. Pada wacana 2 penggunaan kata ganti seharusnya bukan mereka
melainkan -nya. Perbaikan:
1 Rombongan darmawisata itu mula-mula mendatangi Pulau Madura.
Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali.
2 Karena tidak berhati-hati, anak kecil itu terjatuh ke sungai. Beberapa
orang yang lewat mencoba menolongnya.
Meskipun kohesi dan koherensi umumnya berpautan, tidaklah berarti bahwa kohesi harus ada agar wacana menjadi koheren. Bisa saja ada wacana yang
jika ditinjau dari segi kata-katanya sama sekali tidak kohesif tetapi dari segi maknanya koheren. Contohnya pada percakapan berikut ini.
A; Bu, tolong itu teleponnya dijawab. B: Aduh, lagi tanggung Mas. Moeliono dkk., 1997: 35
Jika dilihat dari segi hubungan katanya, tidak tampak ada perpautan antara
A dan B. Akan tetapi, kedua kalimat di atas koheren karena maknanya berkaitan. Perkaitan itu disebabkan oleh kata-kata yang tersembunyi yang tidak diucapkan.
Kalimat B sebenarnya dapat berbunyi “Maaf Mas, saya tidak dapat menjawab telepon itu karena saya lagi tanggung menjahit baju
.”