Penerimaan Pelaporan Hasil Melakukan Komunikasi Hasil analisis yang telah dilaku-

Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 158 dengan komunikasi yang baik, maka permintaan bantuan staf dari bagian lain tidak menyebab- kan kinerja bagian tersebut me- nurun. Dengan demikian peker- jaan dapat terlaksana secara baik di semua bagian. Apabila menemukan kesulitan yang melebihi kapasitas kemam- puan diri, hendaknya dikemuka- kan kepada pimpinan atau kepa- da penanggungjawab diatasnya. Keberanian dalam mengambil keputusan melebihi kapasitas kemampuan diri akan berpotensi menimbulkan masalah, tidak saja bersifat pribadi tetapi juga secara kelembagaan. Bekerja di laboratorium memer- lukan keterampilan dan ketelitian yang tinggi agar hasil yang diperoleh sesuai dengan keingin- an. Tanpa hal tersebut, hasil pekerjaan lebih sering menda- tangkan kekurang sempurnaan, kegagalan, kecerobohan mau- pun ketidaktahuan sehingga sering menimbulkan kecelakaan di laboratorium. Untuk mencegah kecelakaan, maka semua pemakai labora- torium harus memiliki pengeta- huan memadai mengenai prose- dur analisis dan cara bekerja di laboratorium. Bagaimana menye- diakan bahan kimia yang diguna- kan dalam analisis, pengopera- sian peralatan, dan penanganan bahan atau peralatan yang sudah digunakan.

8.6. Prosedur Analisis Perdagangan bebas menuntut

standarisasi mutu yang berlaku secara internasional. Oleh kare- na itu, untuk dapat bersaing di pasar internasional, diperlukan standar yang berlaku secara nasional sebagai dasar penentu- an mutu bahan pangan yang akan dipasarkan. Indonesia telah memiliki Standar Nasional Indonesia SNI yang mengacu ke standar sejenis yang berlaku secara internasional. Standar demikian harus menjadi acuan bagi semua laboratorium yang diberi kewenangan mener- bitkan sertifikat mutu. Penerapan metode analisis mem- butuhkan sarana, peralatan dan sumberdaya manusia. Pengeta- huan mengenai prosedur analisis bahan pangan, dari penerimaan sampel hingga penyerahan ke pemilik sampel, perlu terus ditingkatkan demi menghasilkan data analisis bahan pangan yang memenuhi standar internasional.

8.6.1 Penerimaan

Pengambilan Sampel Sampel yang akan dianalisis di laboratorium dapat berasal dari dua sumber. Pertama, sampel yang dikirim oleh perseorangan atau lembaga untuk dianalisis di laboratorim. Sampel tersebut di- siapkan oleh pemiliknya dan dise- rahkan ke laboratorium. Prose- dur pengambilan sampel tidak diketahui dan demikian pula Di unduh dari : Bukupaket.com Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 159 dengan keahlian orang yang mengambil dan menyiapkan sam- pel. Kedua, sampel yang diambil oleh laboratorium untuk dianalisis. Sampel jenis kedua diambil ber- dasarkan prosedur yang standar. Petugas yang mengambil sampel memiliki kemampuan yang dibu- tuhkan dan dilengkapi dengan peralatan yang sesuai. 8.6.2 Penanganan Sampel Sampel yang diterima maupun diperoleh sendiri segera ditangani dengan mencatatnya dalam buku penerimaan sampel. Selanjutnya sampel diberi label yang berisi informasi berkaitan dengan kon- disi sampel. Bila tidak segera dianalisis, sam- pel disimpan pada suhu dan wa- dah yang sesuai. Sampel harus sudah dianalisis 3 jam kemudian.

8.6.3 Pengujian Sampel Ada beberapa tahapan yang ha-

rus dilalui dalam pengujian sam- pel, yaitu : a preparasi sampel; b penyiapan peralatan; c penyi- apan bahan kimia; d pelaksa- naan pengujian. 8.6.3.1 Preparasi sampel Sampel yang akan dianalisis per- lu disiapkan dengan baik. Penyi- apan sampel tergantung dari ba- han pangan yang akan dianalisis dan metode analisis yang akan digunakan. Sampel harus ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot- nya. Bagi sampel berbentuk cair perlu ditentukan volumenya. Kadang-kadang, jumlah sampel harus dinyatakan dalam konsen- trasi atau persentase. Sebaiknya satuan yang digunakan harus diupayakan sama Sampel yang telah ditimbang kemudian dihancurkan dengan menggunakan blender atau dilu- matkan dengan menggunakan mortar. Penyiapan sampel bahan pangan berbentuk cair dapat dilakukan dengan penyaringan atau penguapan. Sampel yang akan digunakan untuk uji organoleptik perlu dise- diakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bias. Sampel harus diberi kode tiga digit.

8.6.3.2 Penyiapan peralatan Peralatan yang harus disiapkan

tergantung dari jenis dan metode analisis yang digunakan. Peralat- an yang diperlukan dapat berupa peralatan gelas, plastik, atau besi. Pastikan ukuran panjang atau volume peralayang yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan analisis. Peralatan yang digunakan harus bersih. Beberapa prosedur anali- sis, seperti analisis susu, produk makanan, membutuhkan peralat- an yang tidak hanya bersih tetapi juga steril. Di unduh dari : Bukupaket.com Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 160 Peralatan destilasi perlu diperiksa ulang, apakah sudah bersih dari sisa bahan kimia. Sebagai contoh, peralatan yang sudah digunakan untuk destilasi protein harus dicuci dengan akuades. Apabila destilat yang tertampung dapat merubah warna garam borat dari violet menjadi hijau, maka perlu dicuci kembali. Pada pengujian organoleptik di- butuhkan peralatan berupa wa- dah tempat sampel, lembar peni- laian, dan kadang bilik sampel.

8.6.3.3 Penyiapan Bahan Kimia Bahan kimia yang dibutuhkan ter-

gantung dari jenis dan metode analisis yang digunakan. Hindari penggunaan bahan kimia yang sudah kadaluarsa atau jumlahnya terbatas. Beberapa bahan kimia harus disiapkan secara langsung. Sedangkan beberapa bahan ki- mia perlu diperiksa apakah masih mampu melaksanakan reaksi. Berdasarkan fungsinya, bahan ki- mia dapat dibagi menjadi tiga je- nis, yaitu larutan kimia, reagen kimia, dan indikator. Untuk pengujian mikrobiologis, perlu disiapkan media kaldu broth atau media agar untuk tempat tumbuhnya mikroba. 8.6.3.4 Pelaksanaan Pengujian Sampel yang telah disiapkan secara baik dianalisis sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Pengujian bahan pangan dapat dilakukan secara fisik, kimiawi, biologis mikrobiologis, dan orga- noleptik. 8.6.4 Pencatatan Hasil Analisis Seluruh aktivitas yang dilakukan di laboratorium pengujian harus dicatat. Prosedur yang digunakan dan data hasil analisis dicatat dalam buku data. Tujuan utama pencatatan adalah agar mudah menelusuri kembali apabila diper- lukan. Bila terdapat kejadian atau hal yang bersifat khusus, harus dicatat secara lengkap dan diberi keterangan. Kelemahan yang di- jumpai selama pelaksanaan pe- ngujian juga dicatat untuk diper- timbangkan perbaikannya. Data yang bersifat ekstrim juga harus dicatat, sehingga dapat dilapor- kan

8.6.5 Pelaporan Hasil

Penelitian Hasil analisis sampel dilaporkan kepada penanggungjawab atau pimpinan laboratorium. Bila ada kejadian khusus yang dialami harus dilaporkan guna diambil tindakan secara tepat. Data yang bersifat ekstrim juga harus segera dilaporkan kepada penanggungjawab pimpinan sebelum kegiatan pelaksanaan pengujian dilanjutkan, sehingga penanggungjawab pimpinan dapat mengambil tindakan untuk mengatasinya. Di unduh dari : Bukupaket.com Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 161

8.6.6 Melakukan Komunikasi Hasil analisis yang telah dilaku-

kan oleh laboratorium pengujian tidak akan berarti apabila tidak dapat dikomunikasikan secara baik. Personil laboratorium seba- iknya memiliki kemampuan untuk menerima dan meneruskan pe- san baik lisan maupun tertulis. Kemampuan berkomunikasi pen- ting untuk mencegah terjadinya salah pengertian. Komunikasi mencakup personil laboratorium dengan supervisor, manajer, per- sonil laboratorium lainnya, ang- gota masyarakat, konsumen, dan pelanggan. Personil laboratorium hendaknya juga memiliki kemampuan cukup baik untuk menyediakan informa- si yang relevan dalam menang- gapi permintaan sesuai batas waktu yang telah disepakati. Jenis informasi yang perlu dise- diakan antara lain : 1 prosedur di tempat kerja yang meliputi informasi mengenai metode analisis, prosedur kerja, UU dan peraturan pemerintah, pelayanan terhadap konsumen, atau cara penggunaan telepon; 2 Informasi mengenai daftar nama atau direktori staf dalam bentuk data base online atau CD; dan 3 informasi perpustakaan. Personil laboratorium juga harus memiliki kemampuan yang baik dalam menerima dan bertindak sesuai instruksi. Mereka harus mampu menterjemahkan instruksi menjadi bentuk kerja. Kemampuan lain yang juga perlu dimiliki oleh personil laboratorium adalah kemampuan dalam mene- rima dan meneruskan pesan. Personil harus mampu menerima pesan dari atasan, pelanggan, atau teman sejawat dan mene- ruskannya pesan tersebut hingga ketujuan. 8.6.7 Melakukan Pekerjaan dengan aman Keselamatan kerja merupakan tu- juan utama yang harus dicapai dalam melaksanakan kegiatan pengujian di laboratorium. Tuju- an tersebut dapat dicapai apabila laboratorium melaksanakan Ke- selamatan dan Kesehatan Kerja K3. Keselamatan dan Kesehat- an Kerja merupakan milik semua yang terlibat dalam laboratorium tersebut. Adapun karyawan yang dapat ditunjuk untuk melaksana- kan K3 adalah : a majikan pengawas; b Karyawan yang dipilih; dan c Pegawai lain yang bertanggungjawab terhadap K3. Keselamatan Kerja yang tercan- tum dalam K3 meliputi pemeliha- raan kesehatan diri sendiri dan orang lain. Termasuk di dalam- nya penerapan ukuran kontrol resiko dalam upaya meminimal- kan ancaman dari : - peralatan kontrol dan bahaya- nya - lingkungan - limbah dan pembuangannya - SOPs dan instruksi kerja Di unduh dari : Bukupaket.com Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 162 - Keselamatan, kedaruratan, api dan kecelakaan kerja - Pemilihan dan perggunaan peralatan serta pakaian pe- lindungi diri 8.7. Perubahan terhadap rencana kerja Kadang-kadang karena alasan mendasar pimpinan penang- gungjawab harus melakukan pe- rubahan terhadap rencana kerja. Perubahan juga dapat terjadi karena adanya pemutahiran ren- cana kerja. Semua perubahan yang dilakukan terhadap rencana kerja harus dicatat agar mudah ditelusuri.

8.8. Pengendalian

Laboratorium Laboratorium harus selalu diken- dalikan agar selalu siap dan mampu melaksanakan tugasnya. Adapun kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian laborato- rium meliputi kemampuan untuk memesan, memelihara, dan mengontrol penggunaan bahan kimia media laboratorium. Kegi- atan ini juga termasuk membe- rikan fasilitasi mengenai keper- luan pengujian lainnya. Bahan atau fasilitas yang diper- lukan untuk menunjang aktivitas dalam mengendalikan laboratori- um adalah : 1 katalog pemasok dan data pelanggan; 2 lemari dan rak penyimpanan bahan kimia media; 3 lemari pendingin untuk bahan-bahan yang mudah rusak; 4 sistim inventaris on-line atau data basesoft ware dalam komputer; 5 buku keluar masuk bahan kimiamedia; 6 stok ba- han dan peralatan; dan 7 stok dokumentasi dan bentuk pesan- an. Kemampuan laboratorium untuk menerapkan prosedur yang telah ditetapkan di tempat kerja mem- punyai berhubungan erat dengan : a pemeliharaan; b pemesanan; c penyimpanan; dan d penguji- an stok.

8.8.1. Pemeliharaan

dan pengontrolan stok bahan Ketersediaan bahan kimia dan bahan uji sangat menentukan ter- hadap mutu laboratorium. Jum- lah dan kualitas bahan yang ter- sedia akan menentukan kualitas hasil pengujian Kegiatan yang dilakukan sehu- bungan dengan pemeliharaan dan pengontrolan stok bahan kimia adalah pemberian label, pencatatan dan penyimpanan stok. Pisahkan antara stok ber- dasarkan sifat bahan kimia. Jangan mencampurkan antara bahan kimia yang mudah terba- kar, meledak atau menyebabkan karat. Bahan kimia dan bahan uji harus dipelihara dan dikontrol secara benar, yaitu dengan cara ; a wadah bahan harus diberi label, dicatat, dan disimpan sesuai Di unduh dari : Bukupaket.com