Sifat Kimiawi Sifat bahan pangan

Sifat Bahan Pangan Pengawasan Mutu BahanProduk Pangan 8 Penyebaran panas dalam bahan pangan dipengaruhi juga oleh kandungan air. Dengan demikian persamaan di atas dapat diganti dengan persamaan berikut : dimana : ά = Penyebaran panas cm 2 menit A w = Penyebaran panas pada air pada temperatur yang diinginkan cm 2 menit air = Kandungan air dalam bentuk bobot

1.2.2 Sifat Kimiawi

Sifat kimiawi dari bahan pangan ditentukan oleh senyawa kimia yang terkandung sejak mulai dari bahan pangan dipanenditangkap hingga diolah. Perubahan kan- dungan senyawa kimia pada bahan pangan tergantung dari tingkat kematangan biologis, jenis kelamin, kematangan seksual, temperatur, suplai makanan atau pupuk, stres, atau parameter lingkungan lainnya. Sebagian besar bahan pangan memiliki kandungan air relatif tinggi. Dengan kandungan air demikian, bahan pangan tersebut merupakan media yang baik bagi mikroba pembusuk untuk tumbuh dan berkembang. Upaya dilakukan untuk menurun- kan kandungan air dalam bahan pangan sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh dan berkembang masih terus dikem- bangkan. Keberhasilan upaya ini akan dapat meningkatkan masa simpan bahan pangan. Pada komoditas perikanan dan beberapa bahan pangan nabati lainnya diketahui mengandung minyak yang dapat diekstrak. Hati ikan hiu, kelapa, bunga matahari, dan jagung merupakan sejumlah bahan pangan yang telah diketahui banyak mengan- dung minyak. Minyak memiliki beberapa sifat khas, yaitu temperatur beku dan leleh, jumlah ikatan rangkap yang menentukan tingkat kejenuhan. Jumlah minyak yang dapat diekstrak tergantung dari jenis bahan pangan, musim, makanan yang dikonsumsi, siklus perkawinan, dan temperatur lingkungan. Tingkat kemanisan yang dimiliki bahan pangan dipengaruhi oleh temperatur lingkungan. Jagung muda baby corn atau ubi jalar lebih terasa manis apabila sebelum dimasak disimpan ter- lebih dahulu pada suhu rendah. Pada suhu rendah, karbohidrat yang dikandung oleh jagung muda atau ubi jalar berada dalam bentuk glukosa sehingga terasa manis. ά = 0.053+A w – 0.053 air Di unduh dari : Bukupaket.com Sifat Bahan Pangan Pengawasan Mutu BahanProduk Pangan 9 Kandungan senyawa kimia juga akan berubah apabila bahan pangan mengalami stres menje- lang kematiannya. Ternak dan ikan yang mengalami stres berat menjelang kematiannya akan memiliki masa simpan relatif lebih singkat dibandingkan dengan ternak dan ikan yang tidak stres. Selama stres, ternak dan ikan banyak menggunakan energinya sehingga cadangan energi yang dimilikinya menjadi berkurang. Energi cadangan ini sangat diperlukan bagi ternak dan ikan untuk mempertahankan kesegar- an daging setelah kematian Gambar 1.5. Derajat keasaman pH dapat menggambarkan jumlah ion H + yang terkandung dalam bahan pangan. Nilai pH merupakan log dari ion H + dan besarnya berkisar 1 – 14. Nilai 7 artinya pH bahan pangan netral, Nilai 7 artinya pH-nya asam, dan 7 berarti pH- nya basa. Peningkatan kandung- an ion H + akan menurunkan pH sehingga tercipta lingkungan bersuasana asam. Bahan pangan dengan nilai pH rendah cenderung memiliki masa simpan lebih lama dibandingkan dengan bahan pangan yang me- miliki nilai pH mendekati netral, karena sebagian besar mikroba pembusuk tidak tahan hidup pada lingkungan dengan pH rendah Gambar 1.6.. Nilai pH daging ikan lebih tinggi dibandingkan daging ternak. Ikan mati memiliki pH mendekati netral ± 6.4-6.8 sedangkan daging ternak memiliki pH lebih rendah ± 5.3- 6.0. Oleh karenanya, ikan me- miliki masa simpan relatif singkat dibandingkan masa simpan dari daging ternak. Kenyataan ini telah mendasari para ahli pangan untuk menurunkan pH lingkungan sehingga dapat mengawetkan bahan pangan.

1.2.3 Sifat Biologis