Penyiapan peralatan Peralatan yang harus disiapkan Penyiapan Bahan Kimia Bahan kimia yang dibutuhkan ter-

Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 159 dengan keahlian orang yang mengambil dan menyiapkan sam- pel. Kedua, sampel yang diambil oleh laboratorium untuk dianalisis. Sampel jenis kedua diambil ber- dasarkan prosedur yang standar. Petugas yang mengambil sampel memiliki kemampuan yang dibu- tuhkan dan dilengkapi dengan peralatan yang sesuai. 8.6.2 Penanganan Sampel Sampel yang diterima maupun diperoleh sendiri segera ditangani dengan mencatatnya dalam buku penerimaan sampel. Selanjutnya sampel diberi label yang berisi informasi berkaitan dengan kon- disi sampel. Bila tidak segera dianalisis, sam- pel disimpan pada suhu dan wa- dah yang sesuai. Sampel harus sudah dianalisis 3 jam kemudian.

8.6.3 Pengujian Sampel Ada beberapa tahapan yang ha-

rus dilalui dalam pengujian sam- pel, yaitu : a preparasi sampel; b penyiapan peralatan; c penyi- apan bahan kimia; d pelaksa- naan pengujian. 8.6.3.1 Preparasi sampel Sampel yang akan dianalisis per- lu disiapkan dengan baik. Penyi- apan sampel tergantung dari ba- han pangan yang akan dianalisis dan metode analisis yang akan digunakan. Sampel harus ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot- nya. Bagi sampel berbentuk cair perlu ditentukan volumenya. Kadang-kadang, jumlah sampel harus dinyatakan dalam konsen- trasi atau persentase. Sebaiknya satuan yang digunakan harus diupayakan sama Sampel yang telah ditimbang kemudian dihancurkan dengan menggunakan blender atau dilu- matkan dengan menggunakan mortar. Penyiapan sampel bahan pangan berbentuk cair dapat dilakukan dengan penyaringan atau penguapan. Sampel yang akan digunakan untuk uji organoleptik perlu dise- diakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bias. Sampel harus diberi kode tiga digit.

8.6.3.2 Penyiapan peralatan Peralatan yang harus disiapkan

tergantung dari jenis dan metode analisis yang digunakan. Peralat- an yang diperlukan dapat berupa peralatan gelas, plastik, atau besi. Pastikan ukuran panjang atau volume peralayang yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan analisis. Peralatan yang digunakan harus bersih. Beberapa prosedur anali- sis, seperti analisis susu, produk makanan, membutuhkan peralat- an yang tidak hanya bersih tetapi juga steril. Di unduh dari : Bukupaket.com Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 160 Peralatan destilasi perlu diperiksa ulang, apakah sudah bersih dari sisa bahan kimia. Sebagai contoh, peralatan yang sudah digunakan untuk destilasi protein harus dicuci dengan akuades. Apabila destilat yang tertampung dapat merubah warna garam borat dari violet menjadi hijau, maka perlu dicuci kembali. Pada pengujian organoleptik di- butuhkan peralatan berupa wa- dah tempat sampel, lembar peni- laian, dan kadang bilik sampel.

8.6.3.3 Penyiapan Bahan Kimia Bahan kimia yang dibutuhkan ter-

gantung dari jenis dan metode analisis yang digunakan. Hindari penggunaan bahan kimia yang sudah kadaluarsa atau jumlahnya terbatas. Beberapa bahan kimia harus disiapkan secara langsung. Sedangkan beberapa bahan ki- mia perlu diperiksa apakah masih mampu melaksanakan reaksi. Berdasarkan fungsinya, bahan ki- mia dapat dibagi menjadi tiga je- nis, yaitu larutan kimia, reagen kimia, dan indikator. Untuk pengujian mikrobiologis, perlu disiapkan media kaldu broth atau media agar untuk tempat tumbuhnya mikroba. 8.6.3.4 Pelaksanaan Pengujian Sampel yang telah disiapkan secara baik dianalisis sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Pengujian bahan pangan dapat dilakukan secara fisik, kimiawi, biologis mikrobiologis, dan orga- noleptik. 8.6.4 Pencatatan Hasil Analisis Seluruh aktivitas yang dilakukan di laboratorium pengujian harus dicatat. Prosedur yang digunakan dan data hasil analisis dicatat dalam buku data. Tujuan utama pencatatan adalah agar mudah menelusuri kembali apabila diper- lukan. Bila terdapat kejadian atau hal yang bersifat khusus, harus dicatat secara lengkap dan diberi keterangan. Kelemahan yang di- jumpai selama pelaksanaan pe- ngujian juga dicatat untuk diper- timbangkan perbaikannya. Data yang bersifat ekstrim juga harus dicatat, sehingga dapat dilapor- kan

8.6.5 Pelaporan Hasil