Vegetarian dan Diabetes Mellitus

mengandung potasium tinggi seperti : sayuran dan buah-buahan, kentang, alpukat, susu dan yogurt, pisang, makan buah-buahan kaya vitamin C, terutama jeruk dan strawberry, aktif secara seksual seks dapat memperlancar produksi urin sehingga menurunkan kadar asam urat, konsumsi salah satu produk alami seperti sidaguri, habbatussauda, brotowali, dan teh hijau Ahmad, 2011.

2.4. Vegetarian dan Diabetes Mellitus, Kolesterol, dan Asam Urat

2.4.1. Vegetarian dan Diabetes Mellitus

Para ilmuwan dan para peneliti telah menemukan bahwa diabetes Tipe 2 dapat dirawat lebih efektif dengan pola makan vegetarian yang rendah lemak daripada pola makan diabetes standar. Di samping itu, pola makan vegetarian yang rendah lemak bahkan mungkin lebih efektif mengobati penyakit tersebut daripada pengobatan zat tunggal dengan obat-obatan diabetes yang diminum Sirpis, 2010. Diabetes Tipe 2 adalah bentuk penyakit yang paling umum yang diderita oleh 85-90 dari semua penderita diabetes. Penyakit ini biasanya dikaitkan secara umum dengan usia lanjut. Akan tetapi, karena gaya hidup masa kini yang tidak sehat, tinggi lemak, jarang berolah raga, maka ada lebih banyak generasi muda yang menderita penyakit tersebut termasuk anak-anak Sirpis, 2010. Penelitian terakhir the Adventist Health Study memperlihatkan penurunan risiko terkena DM yang signifikan pada kelompok vegetarian jika dibandingkan dengan kelompok pemakan daging nonvegetarian. Dari populasi ± 60.000 pria dan wanita pengikut diet vegetarian yang diteliti dalam penelitian tersebut ditemukan prevalensi diabetes lebih kurang satupertiga dari prevalensi diabetes mellitus pada nonvegetarian 2,9 dan 7,6, sementara kelompok lacto-ovo vegetarian, pesco- Universitas Sumatera Utara vegetarian, dan semivegetarian, memiliki prevalensi diabetes mellitus diantaranya, yaitu masing-masing sebesar 3,2, 4,8, and 6,1. Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan untuk menjelaskan hasil penelitian di atas. Dalam hal ini makanan vegan yang dimaksud berupa makanan alami yg terdiri dari biji-biji utuh dan sereal sebagai sumber karbohidrat, kacang-kacangan sebagai sumber protein, sayur dan buah. Jadi bukan tepung gandum, roti atau mie dan makanan olahan lain termasuk gluten dari tepung terigu yg dijadikan bahan pangan pengganti daging. Hipotesis tersebut antara lain adalah : 1. Kelompok vegan memiliki profil lipid yang lebih baik daripada nonvegetarian mengingat makanan vegetarian tidak mengandung kolesterol yang menjadi ciri lemak hewani karena senyawa sterol dalam nabati adalah fitosterol atau sitosterol yang justru mampu menurunkan kadar kolesterol darah tapi kaya akan serat. Sebaliknya makanan hewani kaya akan kolesterol tapi tidak mengandung serat. Gangguan pada profil lipid dislipidemia ternyata meningkatkan risiko terkena gangguan metabolisme karbohidrat yang dikenal sebagai penyakit Diabetes Mellitus. 2. Serat solubel dalam makanan vegetarian bukan hanya menurunkan indeks glikemik makanan IG mengukur berapa besar kenaikan kadar gula darah setelah seseorang makan makanan tertentu dibandingkan gula glukosa tetapi juga menghambat kerja enzim termasuk alfa-glikosidase yang memfasilitasi penyerapan gula di dalam usus. Asupan serat yang tinggi juga memperlambat pengosongan lambung dan menurunkan kadar gula darah sesudah makan di Universitas Sumatera Utara samping mengurangi pula respons insulin mencegah hipoglikemia pada pasien DM. 3. Kelompok vegetarian ternyata memiliki tubuh yang lebih ramping daripada nonvegetarian. Dalam penelitian di atas, indeks massa tubuh BMI atau Body Mass Index pada vegetarian rata-rata sebesar 23,6 di bawah nilai 25 yang menjadi batas kegemukan sedangkan BMI rata-rata pada nonvegetarian adalah 28,8. Orang yang gemuk memiliki risiko terkena pradiabetes sindrom metabolik dibandingkan orang yang tubuhnya normal yaitu BMI antara 18 dan 25. 4. Senyawa heme yang banyak terdapat di dalam daging ternyata dapat menjadi radikal bebas yang merusak sel beta penghasil insulin dalam pankreas. Sebaliknya heme atau zat besi organik dalam sayuran dan kacang-kacangan yang berwarna merah bit merah, bayam merah dan kacang polong tidak sebanyak daging sehingga mengurangi bahaya radikal bebas di dalam tubuh. 5. Daging sering mengandung nitrosamin yang merupakan hasil penguraian bahan pengawet daging sodium nitrit ketika daging itu dibakar atau digoreng. Nitrosamin bukan hanya menyebabkan kanker tapi juga dapat merusak sel beta. Nitrosamin ditemukan bersifat toksik bagi sel beta pankreas dan meningkatkan risiko DM tipe 1 dan tipe 2 pada percobaan binatang dan risiko DM tipe 1 pada beberapa penelitian epidemiologi. 6. Makanan nabati umumnya kaya akan magnesium karena kandungan klorofilnya. Hemoglobin dan mioglobin dalam sel darah merah serta Universitas Sumatera Utara ototdaging memiliki inti zat besi yang membuatnya berwarna merah sementara klorofil dalam sayuran hijau dan kacang hijau memiliki inti magnesium yang membuatnya berwarna hijau. Korelasi terbalik antara risiko DM dan asupan magnesium mungkin disebabkan oleh efeknya pada sensitivitas insulin, kerja insulin, dan metabolisme glukosa Andryhart, 2011.

2.4.2. Vegetarian dan Kolesterol