67
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pola Makan Vegetarian dan Non Vegetarian
V
egetarian dan non vegetarian dibedakan atas jenis makanan yang dikonsumsinya. Vegetarian adalah sekelompok orang yang berpantang makan
makanan yang berasal dari hewan maupun produk turunannya seperti susu, telur dan lain-lain, sedangkan yang bukan vegetarian adalah sekelompok orang yang
mengonsumsi makanan baik dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Pola makan yang dikonsumsi masing-masing kelompok ini berpengaruh terhadap kesehatan
maupun terjadinya penyakit kronis. Jenis makanan yang dikonsumsi responden diperoleh dari formulir food frequency. Keseluruhan bahan makanan tersebut
kemudian dibagi menjadi kelompok makanan pokok, lauk-pauk nabati, tumbuhan polong, sayur-sayuran, buah-buahan, makanan hewani dan makanan selingan snack.
Adapun jenis bahan makanan pokok yang paling sering dikonsumsi responden adalah nasi. Bahan makanan lain yang juga dikonsumsi yaitu, mie, roti, kentang,
singkong, dan sereal. Makanan pokok, khususnya serealia selain sebagai sumber karbohidrat, juga kaya akan protein, vitamin B, dan vitamin E. Mailoa 2007 dalam
Sevenris 2007 mengatakan bahwa seorang vegetarian harus mengonsumsi bahan makanan sumber energi 6-8 porsi setiap hari atau 200 gr dalam sekali waktu makan.
Hal ini bertujuan untuk mengimbangi kekurangan lemak. Kebutuhan karbohidrat orang dewasa adalah sekitar 300 grhari untuk 2000
kalori diet. Sumber karbohidrat tinggi terdapat pada nasi putih 79,3 gr ; kismis 71,7 gr ; dan pisang 21 gr Rossi, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Untuk kelompok bahan makanan lauk-pauk yang paling sering dikonsumsi adalah tahu, tempe, gluten dan jamur. Tahu, tempe dan jamur dominan dikonsumsi
vegetarian pada frekuensi 1-3 kalihari sedangkan untuk gluten dikonsumsi pada frekuensi 1-3 kalibulan. Pada non vegetarian, tahu dan tempe dikonsumsi pada
frekuensi 1-3 kaliminggu sedangkan gluten dan jamur tidak pernah dikonsumsi oleh non vegetarian. Produk kacang kedelai seperti tahu dan tempe selain mengandung
protein yang tinggi juga mengandung kalsium, zat besi, vitamin B1, B2 dan B3. Sumber protein lainnya adalah jenis kacang-kacangan dan gluten.
Kebutuhan protein orang dewasa adalah sekitar 50 gr. Dalam bahan makanan vegetarian juga terdapat sumber protein tinggi antara lain pada kacang kedelai 36,5 gr
dan kacang hijau 23,9 gr, dibandingkan dengan daging sapi atau kambing tanpa lemak yang hanya 20,2 gr Rossi, 2010.
Jenis tumbuhan polong seperti kacang kedelai dikonsumsi vegetarian pada frekuensi 1-3 kalihari, kacang hijau dengan frekuensi 1-3 kaliminggu, kacang merah
dan kacang panjang dikonsumsi pada frekuensi 4-5 kaliminggu, serta buncis dikonsumsi pada frekuensi 1-3 kalibulan. Sedangkan pada non vegetarian kacang
kedelai, kacang merah dan kacang panjang masing-masing pada frekuensi 1-3 kalibulan, kacang hijau dan buncis dikonsumsi pada frekuensi 1 kalibulan. Hal ini
dikarenakan para vegetarian mengetahui bahwa jenis tumbuhan polong merupakan sumber protein yang lengkap dengan mengonsumsi sekaligus beberapa macamnya.
Sebelumnya banyak orang berpendapat bahwa protein banyak diperoleh dari makanan hewani, sementara protein dari makanan nabati jauh lebih sedikit
jumlahnya. Hasil penelitian Soya Food Research Council USA menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
dengan berat yang sama, kacang kedelai mengandung kadar protein sebanyak dua kali lipat dibanding daging hewan dan empat kali lipat dibanding telur. Protein
kedelai menyusun 34 kalori dan mengandung semua asam amino esensial Sumantri, 2001.
Konsumsi sayur-sayuran sangat bervariasi antara lain bayam, kangkung, kol, daun singkong, selada, kembang kol, asparagus, tauge, dan wortel. Jenis sayuran
yaitu kangkung, tauge dan kembang kol dikonsumsi pada frekuensi 1-3 kaliminggu, bayam, kol, asparagus dan daun singkong dikonsumsi pada frekuensi 4-5
kaliminggu, dan wortel dikonsumsi pada frekuensi 1-3 kalibulan. Sedangkan jenis sayuran yang dikonsumsi non vegetarian yaitu bayam dan kangkung dikonsumsi
masing-masing pada frekuensi 1-3 kaliminggu, kol dikonsumsi pada frekuensi 1-3 kali minggu dan 1-3 kalibulan, daun singkong dikonsumsi pada frekuensi 1-3
kaliminggu, selada dikonsumsi pada frekuensi 1 kalibulan, kembang kol dikonsumsi pada frekuensi 1-3 kalibulan, asparagus dikonsumsi pada frekuensi 1
kalibulan, dan wortel dikonsumsi pada frekuensi 1-3 kaliminggu. Hal ini disebabkan adanya lauk-pauk hewani sebagai pengganti lauk-pauk nabati.
Jenis buah yang dikonsumsi antara lain pisang, semangka, jeruk, pepaya, nenas, mangga, apel, pir, dan anggur. Pisang, manga dan semangka dikonsumsi pada
frekuensi 1-3 kalihari, pepaya, jeruk, anggur, apel dan pir dikonsumsi pada frekuensi 4-5 kaliminggu. Sedangkan non vegetarian pisang pada frekuensi 4-5 kaliminggu, 1-
3 kaliminggu dan 1-3 kalibulan, pepaya dikonsumsi pada frekuensi 4-5 kaliminggu dan 1-3 kalibulan, jeruk dikonsumsi pada frekuensi 4-5 kaliminggu dan 1-3
kalibulan, mangga dikonsumsi pada frekuensi 1 kalibulan, anggur dikonsumsi
Universitas Sumatera Utara
pada frekuensi 1 kalibulan, apel dikonsumsi pada frekuensi 1 kalibulan, semangka dikonsumsi pada frekuensi 4-5 kaliminggu, nenas dikonsumsi pada
frekuensi 4-5 kaliminggu dan 1-3 kalibulan, dan pir dikonsumsi opada frekuensi 1-3 kalibulan.
Sayur dan buah yang bervariasi selain sebagai sumber serat juga merupakan sumber zat fitokimia dan antioksidan dalam tubuh. Kebutuhan serat orang Asia
dewasa yang pada umumnya hanya mengnsumsi 2000 kalori adalah 25 grhari. Pengaruh mengonsumsi serat makanan terhadap penyakit degeneratif lebih rendah
daripada pemakan daging. Para vegetarian juga cenderung memiliki umur lebih panjang daripada para pemakan daging Bangun, 2003.
Sebagian besar dari para vegetarian tidak mengonsumsi vitamin C dan piltablet besi yang merupakan suplemen zat gizi. Para vegetarian berusaha
mendapatkan zat-zat gizi dari makanan alami misalnya dengan memperbanyak sayur dan buah. Demikian juga dengan kelompok non vegetarian tidak mengonsumsi vit. C
ataupun tablet besi dengan anggapan dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Selain itu seluruh vegetarian juga tidak mengonsumsi makanan hewani dan produk olahannya. Sedangkan non vegetarian makanan hewani yang dikonsumsi
anatara lain adalah ayam yang dikonsumsi pada frekuensi 4-5 kaliminggu dan 1-3 kalibulan, daging dikonsumsi pada frekuensi 1-3 kalibulan dan 1 kalibulan, ikan
dikonsumsi pada frekuensi 4-5 kaliminggu, telur dikonsumsi pada frekuensi 4-5 kaliminggu dan 1-3 kaliminggu, susu dikonsumsi pada frekuensi 1-3 kalihari dan 4-
5 kaliminggu, dan keju tidak pernah dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara
Adapun makanan yang dikonsumsi oleh vegetarian diantara waktu makan snack adalah agar-agar, puding, roti selai, donat, bubur kacang hijau dan salad.
Sedangkan para non vegetarian sering mengonsumsi makanan siap saji seperti burger, pizza, ice cream, bakmie dan pork. Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa jenis
makanan yang dikonsumsi responden vegetarian sesuai dengan prinsip diet vegetarian yang meliputi dan dikatakan baik karena terdiri dari empat jenis atau lebih makanan
nabati, yaitu palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan agar asam amino esensial yang berbeda dapat saling melengkapi. Sedangkan bagi non
vegetarian, selain mengonsumsi makanan nabati juga mengonsumsi makanan hewani. Selain itu non vegetarian juga sering mengonsumsi makanan siap saji yang dapat
memicu tingginya kadar gula darah dan kolesterol. Jika tidak diimbangi dengan olahraga yang cukup dan rutin diperkirakan dapat memicu terjadinya penyakit
degeneratif. Bagi vegetarian sendiri olahraga yang dilakukan cukup rutin yaitu olahraga fitness yang biasa dilakukan di fitness center.
5.2. Kadar Gula Darah dan Diabetes Mellitus pada Vegetarian dan Non