26
2.2.1.3 Jenis Pajak
Terdapat perbedaan atau penggolongan serta jenis-jenis pajak. Pembedaan atau penggolongan tersebut didasarkan pada suatu kriteria,
yaitu: -
Siapa yang membayar pajak -
Siapa yang pada akhirnya memikul beban pajak -
Apakah beban pajak dapat dilimpahkandialihkan kepada pihak lain -
Siapa yang memungut pajak -
Sifat-sifat yang melekat pada pajak yang bersangkutan -
Pajak dikenakan atas apa
1. Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang apabila beban pajak yang
dipikul seseorang atau badan tax burden tidak dapat dilimpahkan no tax shifting kepada pihak lain. Pihak yang ditunjuk oleh Undang-
Undang pajak untuk memikul beban pajak sudah jelas yaitu seseorang atau badan yang memiliki sesuatu, bukan pada sesuatunya, tetapi
kepada seseorang atau badannya. Destinataris-nya adalah seseorang atau badan.
Rochmat Soemitro dalam Siti Kurnia Rahayu 2010 mengemukakan berdasarkan pada tata usaha negara administrasi
pajak langsung diartikan sebagai pajak yang dikenakan berdasar atas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
surat ketetapan kohir dan pengenaannya dilakukan secara berkala pada tiap tahun dan waktu tertentu.
Contohnya: Pajak Penghasilan.
Pajak tidak langsung adalah beban pajak yang dipikul
seseorang tax burden dapat dilimpahkan tax shifting baik seluruhnya maupun sebagian kepada pihak lain. Tax incidence dari
pelimpahan adalah bahwa pajak pada akhirnya dibebankan seluruhnya pada konsumen akhir.
Merupakan pajak yang pemungutannya tidak dilakukan berdasar atas kohir dan pengenaanya tidak dilakukan secara berkala,
misalnya dikaitkan dengan suatu kegiatan tertentu yang menyertainya. Contohnya: Pajak Penjualan dan Pertambahan Nilai. Siti Kurnia
Rahayu:2010 2. Pajak Subyektif dan Pajak Obyektif
Pajak Subyektif merupakan pajak yang erat hubungannya
dengan subyek yang dikenakan pajak, dan besarnya sangat dipengaruhi keadaan subyek pajak. Member perhatian pada keadaan
pribadi Wajib Pajak. Untuk menetapkan pajaknya maka diberi alas an obyektif yang berhubungan erat dengan keadaan materiilnya. Seperti
status kawin, tidak kawin, dan kawin dengan tanggungan. Hal tersebut menjadikannya sebagai beban yang harus dipikul dragkracht sebagai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
pengurangan dari penghasilan. Contohnya: Pajak Penghasilan. Siti Kurnia Rahayu:2010
Pajak Obyektif merupakan pajak yang erat hubungannya
dengan obyek pajak, sehingga besarnya jumlah pajak hanya tergantung kepada keadaan obyek itu, dan sama sekali tidak
menghiraukan serta tidak dipengaruhi oleh keadaan subyek pajak. Memperhatikan obyek bukan benda, yang dapat berupa keadaan,
perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak. Baru kemudian ditentukan subyeknya yang
mempunyai hukum tertentu dengan obyek itulah yang ditunjukan sebagai subyek pembayar pajak.
Pajak obyektif ini dalam literatur disebut juga pajak yang bersifat kebendaan atau zakelijk. Rochmat Soemitro dalam Siti
Kurnia Rahayu, 52:2010 Contoh: Bea Masuk, Cukai, Pajak Pertambahan Nilai, Bea Materai.
3. Pajak Pusat dan Pajak Daerah Pembedaan ini diadasarkan pada kriteria lembaga atau instansi
yang memungut pajak.
Pajak Pusat adalah pajak yang di administrasikan oleh
pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Keuangan, yakni Direktorat Jendral Pajak. Misalnya Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Materai.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah. Dibedakan dengan pajak pemerintah propinsi dan pemerintah daerah tingkat II.
Pajak pemerintah daerah tingkat I: -
Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air -
Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air -
Pajak bahan bakar kendaraan bermotor -
Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan
Pajak daerah tingkat II: -
Pajak hotel dan restoran -
Pajak hiburan -
Pajak reklame -
Pajak penerangan jalan -
Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C -
Pajak parker
2.2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak