d. Mengidentifikasi calon-calon yang memberi harapan baik.
Calon-calon yang baik dari dalam maupun dari luar sistem sekolah hendaknya dipertimbangkan. Daftar calon yang
memperlihatkan harapan baik mungkin dapat dihasilkan melalui: a pemeriksaan daftar pelamar yang lebih dulu di
departemen pendidikan dan di kantor-kantor penempatan tenaga pendidik dan kependidikan; b wawancara dengan
para pelamar; dan c kunjungan ke kampus-kampus LPTK, universitas, dan lembaga lain yang mendidik bakal guru untuk
mengadakan wawancara dengan para bakal calon.
e. Mengumpulkan informasi yang diperlukan. Setiap pelamar
untuk suatu kedudukan harus menyampaikan salinan ijazah, program pendidikan, dan bukti-bukti lain yang diperlukan.
Calon-calon yang nampaknya memberi harapan paling baik harus diminta datang untuk diwawancarai.
f. Menilai bakal calon. Hendaknya dibuat persiapan untuk
menilai kesanggupan tiap pelamar melalui wawancara pribadi. Selama proses penilaian ini hendaknya diusahakan dengan
sungguh-sungguh untuk memperoleh penilaian yang teliti tentang kesanggupan pelamar untuk memenuhi
pengharapan-pengharapan yang dikaitkan kepada jabatan yang akan diisi itu, dan untuk menjaga bahwa pengharapan-
pengharapan itu tidak bertentangan dengan kebutuhan dan motivasi pelamar. Adalah jauh lebih baik untuk mengetahui
setiap batas yang serius selama proses seleksi itu daripada menggunakan banyak waktu dan sumber sekolah dalam
tindakan pembetulan kemudian setelah calon itu diangkat.
86
g. Memiliki dan mengusulkan pengangkatan calon. Selesai
penilaian semua bukti yang tersedia tentang setiap calon, pelamar yang paling memenuhi untuk kedudukan yang
lowong itu harus dipilih. Pelamar itu selanjutnya, melalui proedur yang telah ditetapkan, harus diusulkan kepada
departemen pendidikan untuk memperoleh persetujuan untuk diangkat oleh yang berwajib.
Prosedur seleksi personil seperti digambarkan di muka didasarkan pada asumsi bahwa lembaga-lembaga pendidikan guru
menghasilkan bakal guru dalam jumlah dan jenis yang mencukupi kebutuhan sekolah-sekolah dan bahwa tenaga pendidik dan
kependidikanan guru cukup menarik bagi para lulusannya, sehingga setiap kedudukan yang lowong akan menarik banyak pelamar. Dalam
kenyataannnya, khususnya sekolah-sekolah menengah umum dan kejuruan, pada dewasa ini sulit untuk memperoleh pelamar-elamar
bakal guru dalam mata-mata pelajaran tertentu, disebabkan karena jumlah mereka masih terlalu sedikit atau mereka lebih suka untuk
memilih tenaga pendidik dan kependidikanan bukan guru. Dalam situasi serupa itu prosedur-prosedur seleksi yang teliti tak mungkin
diterapkan, dan sekolah-sekolah terpaksa berjalan dengan tenaga apa adanya.
4. Cara dan Metode Seleksi