kompensasi bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang bersangkutan.
2. Prinsip Promosi sebagai Langkah Pembinaan Tenaga pendidik dan kependidikan
Sekolah besar memiliki keuntungan yang jelas dibandingkan dengan sekolah kecil dalam program promosi para tenaga pendidik
dan kependidikannya. Sekolah besar memiliki alokasi anggaran budget alocation yang tinggi dalam pembinaan tenaga pendidik dan
kependidikan, dapat lebih mudah menyisihkan waktu pimpinanKepsekial untuk mengikuti pelatihan dan biasanya lebih
canggih dalam memilih tenaga pendidik dan kependidikan yang akan dipromosikan. Akan tetapi, sebenarnya sekolah kecil pun memiliki
peluang yang cukup untuk menata diri dengan alokasi terbatas, sehingga pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan tetap
berputar. Jadi, meskipun suatu perusahaan tidak mampu mengadakan investasi besar-besaran untuk membina para tenaga
pendidik dan kependidikan, namun sekolah tersebut tidak perlu putus asa untuk berusaha membina mereka.
Kualifikasi dalam pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan setiap sekolah sudah diketahui, dan sebagian besar akan mubazir
saja untuk mengharapkan terjadinya pembinaan tanpa mengindahkan kualifikasi tersebut. Pada dasarnya setiap tenaga pendidik dan
kependidikan harus dibebani tenaga pendidik dan kependidikanan yang memberikan pelajaran, dan manajemen harus diserahi untuk
memanfaatkan kesanggupan mengajar selama berlangsungnya tenaga pendidik dan kependidikanan tersebut. Dengan kata lain,
tenaga pendidik dan kependidikan yang sedang dibina dalam rangka
163
promosi, harus siap bertindak sebagai tutor, tidak memberikan nasihat kecuali jika diminta, tetapi siap untuk mendiskusikan baik buruknya
metode alternatif setelah hasil tindakan manajemen terealisasi. Fungsi pelatih adalah memperluas cakrawala pandangan akan
pengalaman manajemen tersebut dengan jalan memperkenalkan sudut-sudut yang mungkin belum memperoleh perhatian dari tenaga
pendidik dan kependidikan yang bersangkutan. Promosi sebagai langkah pembinaan tenaga pendidik dan
kependidikan mutlak dilakukan manajemen pada setiap hirarki sekolah. Dengan demikian, promosi dianggap sebagai kegiatan yang
telah mendapatkan prioritas perencanaan sebelumnya, bukan hanya merupakan kegiatan yang spontanitas karena merupakan ganjaran
atas prestasi sementara tenaga pendidik dan kependidikan yang bersangkutan.
Pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan adalah suatu proses yang dapat diatur dalam arti bahwa sampai batas yang wajar
dapat merencanakan, mengorgansiasikan, dan mengendalikan sebagian besar variabel yang mempengaruhinya. Artinya, manajemen
dapat mengenali unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan, terutama kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan yang bersangkutan
dalam menyelesaikan beban kerja. Lagi pula manajemen dapat campur tangan pada waktu yang tepat untuk menjamin bahwa
prosesnya tidak terhalang. Dalam praktek, campur tangan ini merupakan bagian yang paling rumit dari pembinaan tenaga pendidik
dan kependidikan, karena cenderung banyak konflik dengan manajemen pada tingkat lain. Bukan merupakan suatu alternatif
pilihan, bahwa promosi harus tetap terprogram dan tatap berjalan sesuai dengan perkembangan sekolah. Dengan demikian, para
164
tenaga pendidik dan kependidikan memiliki keyakinan tinggi bahwa dirinya punya perhatian terhadap manajemen.
3. Penetapan Kriteria Untuk Promosi