5. Sistem Mutasi dan Perubahan
Angkatan Kerja
Permasalahan utama dalam mendesain sistem mutasi ialah perubahan mendasar pada angkatan kerja. Seperti telah ditekankan
bahwa sasaran utama sistem mutasi adalah mempengaruhi perilaku individu. Sistem mutasi harus dicocokkan dengan sifat para individu
yang bertugas dalam sekolah. Hal ini dapat dikatakan baik tentang sistem mutasi yang merupakan sanksi maupun tentang mutasi
berdasarkan imbalan. Tugas mencocokkan sistem mutasi dengan karakteristik angkatan kerja menjadi semakin kompleks disebabkan
oleh beberapa perubahan jangka panjang yang sedang terjadi pada diri angkatan kerja. Tinjauan ringkas tentang perubahan yang terjadi
meliputi tingkat pendidikan di Indonesia meningkat, pengetahuan orang semakin luas, angkatan kerja menjadi lebih heterogen,
kesadaran hak bertambah, struktur keluarga mengalami perubahan, penerimaan orang terhadap kekuasaan primitif berkurang, serta peran
waktu luang berubah.
a. Tingkat Pendidikan di Indonesia Meningkat Semakin banyak orang yang melanjutkan studi di perguruan tinggi
dan mendapatkan gelar sarjana dianggap sebagai salah satu cara untuk menaikkan status dalam masyarakat. Pendidikan yang sering
diobral dapat menunjang harapan terhadap perubahan kerja mempengaruhi manajemen dalam mengambil keputusan berdasarkan
kekuasaan tradisional.
b. Pengetahuan Orang Semakin Luas
150
Popularitas televisi dan alat-alat media massa lainnya telah menambah pengetahuan dalam masyarakat kita mengenai
permasalahan diskriminasi, keadilan sosial, dan mobilitas ke atas. Akibatnya, tidak sedikit tenaga pendidik dan kependidikan
memgembangkan gambaran yang lebih jelas mengenai cara bertugas sistem pengharkatan dalam masyarakat. Pengetahuan ini secara
potensial menimbulkan lebih banyak tantangan terhadap cara mendistribusikan kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan yang
tepat. Problem seperti bagaimana seharusnya keluaran kerja dievaluasi dan berapa tarif yang layak untuk tingkat manajemen
hierarkis yang lebih tinggi sudah didiskusikan secara bebas. Kecenderungan menunjukkan bahwa tenaga pendidik dan
kependidikan kurang menyadari bahwa dengan bertugas mereka akan memperoleh mutasi pada posisi yang layak ketimbang
kemampuan sebelumnya. Konsepsi proses mutasi yang sama buat dua tenaga pendidik dan kependidikan atau lebih yang sama semakin
mendapat tantangan di lingkungan organsiasi. Konsepsi proses mutasi yang sama untuk tenaga pendidik dan kependidikan yang
sama dianggap sebagai satu alternatif yang adil bagi tenaga pendidik dan kependidikan, baik atas dasar reward maupun sanksi terhadap
tindakan yang pernah sama-sama mereka lakukan pada waktu sebelumnya.
c. Angkatan Kerja menjadi Lebih Heterogen Dalam skala besar jumlah kekuatan telah menyatu dalam
menambah karakteristik heterogen dari angkatan kerja. Perundang- undangan di bidang kesamaan hak atas kesempatan kerja dan
diskriminasi umur telah menyebabkan kaum minoritas dan wanita
151
lebih banyak bertugas di perusahaan. Di masa mendatang, tampaknya pabrik-pabrikperusahaan akan memtenaga pendidik dan
kependidikankan lebih banyak orang dewasa ketimbang anak-anak. Bertambahnya kehadiran kaum wanita, anggota-amggota kelompok
minoritas, dan orang-orang berumur dalam perusahaan berarti bahwa nilai-nilai, gaya hidup, dan keadaan keluarga para anggota
perusahaan lebih heterogen. Akibatnya, kesukaan mereka terhadap mutasi bersifat heterogen pula.
d. Kesadaran hak Bertambah Sejumlah kekuatan tampaknya telah menyatu dan menjadikan
tenaga pendidik dan kependidikan perorangan semakin sadar akan haknya atas proses keputusan yang seimbang di bidang-bidang yang
penting seperti kompensasi, promosi, dan pemberhentian. Kekauatan- kekuatan yang dapat dikenal di sini meliputi pedoman normatif yang
bersifat diskriminatif, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan tersedianya ahli hukum untuk menuntut perkara. Dampak yang ada
adalah para tenaga pendidik dan kependidikan semakin menunjukkan kemampuan mereka untuk menentang keputusan perusahaan yang
mempengaruhi mereka di bidang-bidang penting.
e. Struktur Keluarga Mengalami Perubahan Kenyataan menunjukkan bahwa semakin banyak wanita bertugas,
makin banyak individu yang menunda perkawinan dan kehamilan sampai umur yang lebih tua, sehingga struktur keluarga berubah. Hal
ini berimplikasi terhadap kebutuhan dan keinginan yang didambakan setiap individu. Ini berarti, golongan umur yang biasanya merasakan
kebutuhan akan keamanan, sekarang tidak lagi demikian. Dalam hal
152
lain berarti pendapatan dua orang menjadi pendapata satu keluarga dan ini meningkatkan daya beli. Di samping itu, mobilitas geografis
dalam keluarga juga mengakibatkan struktur keluarga berubah. Akibatnya, banyak praktek perusahaan yang tadinya dikembangkan
untuk struktur keluarga primitif saat ini menjadi kurang tepat. f. Penerimaan Orang Terhadap Kekuasaan Primitif Berkurang
Makin banyak bukti bahwa di lembaga seseorang makin kurang bersedia menerima keputusan, meskipun keputusan tersebut berasal
dari seseorang yang berkedudukan lebih tinggi dalam organsiasi. Mungkin mereka mempertanyakan mengapa perintah tersebut
dikeluarkan. Mereka hanya menerima keputusan apabila didasarkan pada pertimbangan yang rasional, objektif, dan ilmiah.
g. Peran Waktu Luang Berubah. Waktu luang yang banyak adalah hal yang berguna bagi individu.
Suatu kombinasi dari kerja yang pendek, imbalan yang lebih tinggi, pengembangan industri, dan waktu luang akan menghasilkan tenaga
pendidik dan kependidikanan yang memuaskan dan terjangkau. Dampaknya adalah perusahaan menemukan tambahan pesaing
ketika mencoba menarik para tenaga pendidik dan kependidikan, mendorong mereka bertugas, serta melibatkan dirinya dalam tenaga
pendidik dan kependidikanan.
6. Faktor Dasar Mutasi