Tempat dan Waktu Penelitian Subjek Penelitian Uji Normalitas

66 desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest Treatment Posttest O1 X O2 Keterangan: O1 : tes awal pretest sebelum perlakuan diberikan. O2 : tes akhir posttest setelah perlakuan diberikan. X : treatment pelakuan Treatment yang diberikan dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential leaning.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah negeri yang ada di Wonosobo, yaitu SMP N 1 Kejajar, Wonosobo. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. Penelitian tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi dilakukan di Kampus III Paingan untuk persiapan. Persiapan dilakukan di kampus terkait dengan penyusunan modul dan kuesioner untuk implmentasi model ke lapangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Bimbingan Klasikal Bimbingan Hari I Hari, tanggal Waktu Topik bimbingan Durasi Jumat, 18 Mei 2016 07.30-08.30 Aku Percaya Diri 120 Menit 10.00-12.00 Bertanya pada Guru Siapa Takut 120 Menit Bimbingan Hari II Sabtu, 19 Mei 2016 07.30-08.30 Menjadi Pribadi Proaktif 120 Menit

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP N 1 Kejajar Wonosobo, Tahun Ajaran 20152016. Jumlah subjek dalam penelitian sebanyak 30 siswa. Penelitian ini termasuk penelitian sampel dengan teknik random sampling. Teknik ini disebut juga teknik acak, serampangan, tidak pandang bulutidak pilih kasih, obyektif, sehingga seluruh elemen populasi mempunyai kesempatan untuk menjadi sampel penelitian. Berikut rincian subjek penelitian yang digambarkan pada tabel 3.2 terdiri 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah karakter proaktif. Tabel 3.3 Tabel Subjek Penelitian Subjek Penelitian Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Siswa-siswi kelas VII A 15 15 Jumlah total 30 68

D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data 1.

Teknik Pengumpulan Data Sugiyono 2013 menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes dan non tes sebagai teknik pengumpulan data. Tes bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pre-test dan post-test peningkatan karakter proaktif. Sedangkan teknik non tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektivitas implementasi pendidikan karakter proaktif berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menurut penilaian siswa.Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Tahap persiapan 1 Menganalisis topik materi. 2 Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling RPBK. 69 3 Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner atau skala. 4 Membuat soal-soal tes dan item kuesioner 5 Revisi dan konsultasi kepada tim ahli, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M. Si b. Tahap pelaksanaan 1 Pemberian pre-test untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti implementasi. 2 Implementasi pendidikan karakter bela gender berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning. 3 Pemberian post-test untuk melihat peningkatan penguasaan dan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti implementasi. c. Tahap akhir 1 Mengumpulkan data yang diperoleh. 2 Mengolah data hasil penelitian. 3 Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. 4 Menarik kesimpulan.

2. Instrumen Penelitian

Sugiyono 2013 mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test dan kuesioner. 70 Menurut Umar 1998: 49, teknik kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 instrumen berupa soal test karakter proaktif, Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif self asesmen , dan kuesioner validasi efektivitas model dengan berbagai model seperti pada penjelasan di bawah ini. a. Tes Tingkat Karakter Proaktif Winkel dan Hastuti 2004:295 mengatakan bahwa, terdapat beberapa tipe penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian grafis dan daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda multiple choice. Artinya data penelitian dapat dianalisis setelah scooring dilakukan. Multiple Choice Question adalah pertanyaan pilihan ganda yang menyajikan lebih dari dua alternatif jawaban. Tes tingkat karakter proaktif memiliki alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 sampai 4. dan masing-masing alternatif jawaban memiliki kebenaran. Keempat jawaban tersebut memiliki pengaplikasian nilai karakter proaktif. Sedangkan skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sangat kurang mewakili nilai karakter proaktif. Tes tingkat karakter proaktif disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan tim dosen Strategi Nasional, dalam hal ini berperan Dr. Gendon PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Barus, M.si. Tes tingkat karakter proaktif diberikan kepada 30 siswa kelas VIII D sebelum kegiatan bimbingan klasikal pretest dan sesudah kegiatan bimbingan klasikal posttest. Pretest dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum tingkat pemahaman dan penerapan karakter proaktif siswa. Sedangkan posttest dimaksud untuk mencari data yang diperlukan guna mengetahui efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam usaha meningkatkan karakter proaktif bagi siswa kelas VIII D SMP N 1 Kejajar, Wonosobo Tahun Ajaran 20152016. Dalam penelitian ini tes tingkat karakter proaktif memuat pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan nilai-nilai karakter proaktif sebagai siswa. Kuesioner yang telah disusun oleh peneliti ini bersifat tertutup karena alternatif jawaban sudah disediakan, sehinga peserta didik tinggal memilih alternatif jawaban yang dirasa paling sesuai. Kuesioner terlampir pada Lampiran 1 halaman 119.Berikut kisi- kisi Tes Tingkat Karakter Proaktif: Table 3.4 Kisi-kisi Tes Tingkat Karakter Proaktif No Aspek Indikator Item 1. Mampu mengambil keputusan a. Siswa memiliki rasa percaya diri 1, 4, 6 b. Siswa berani mencoba hal baru 2 c. Siswa mempunyai pendirian yang kuat 3 d. Siswa mudah bergaul dengan orang baru 5,7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 No Aspek Indikator Item 2. Memilih berdasarkan nilai-nilai hidup a. Siswa berani bertanya ketika belum paham tentang sesuatu. 14, 15, 16, 17, 19, 20 b. Siswa memiliki rasa bertanggung jawab 12, 13 c. Siswa memiliki sikap jujur 8 3. Tidak menyalahkan pihak-pihak eksternal a. Siswa fokus pada keputusan yang telah diambil 18 b. Siswa peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar 9, 11 c. Siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar 10 b. Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif Self Asessment Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif dalam penelitian ini berbentuk pernyataan checklist dengan menggunakan skala likert. Menurut Riduwan 2007 skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Item instrument yang disusun berupa pernyataan positif fovorabel dan pernyataan negatif unfovorabel. Jawaban setiap item dalam kuesioner karakter proaktif memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Tabel 3.5 Gradasi Pernyataan Item Skala Likert Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju Ss = 4 Sangat Setuju Ss = 1 Setuju S = 3 Setuju S = 2 Tidak Setuju Ts = 2 Tidak Setuju Ts = 3 Sangat Tidak Setuju = 1 Sangat Tidak Setuju = 4 Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif dibagikan kepada siswa setiap akhir sesi atau topik bahasan. Kuesioner ini digunakan untuk melihat pengaruh dari model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terhadap nilai karakter proaktif yang menjadi fokus peneliti. Kuesioner terlampir pada Lampiran 2.127. Berikut kisi-kisi Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif: Tabel 3.6 Kisi-kisi Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif No Aspek Indikator No item 1 Kesadaran Diri a. Memahami kelebihan yang dimiliki b. Memahami kekurangan yang dimiliki 1, 5 4, 6, 7, 19 2 Imajinasi a. Memiliki rasa percaya diri b. Berinisiatif c. Berani memcoba hal baru d. Mengakui kelebihan orang lain untuk dijadikan motivasi bagi diri sendiri 2, 3, 8, 11, 12, 20 16 17 3 Suara Hati a. Jujur 9, 15 74 No Aspek Indikator No item b. Memiliki sikap empati pada orang-orang di sekitarnya 13 4 Kehendak Bebas a. Menjalankan tugas dengan baik b. Bertanya mengenai sesuatu yang belum dipahami 10, 14 18 c. Kuesioner Validasi Efektivitas Model responden siswa Validasi efektivitas model dengan responden siswaberbentuk pernyataan checklist withguttman scale. Sugiyono 2013:141 menerangkan bahwa skala pengukuran tipe ini, akan menghasilkan jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio. Dalam penelitian ini digunakan istilah “ya dan tidak”. Guttman scale digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh peneliti. Validasi efektivitas model dengan responden siswa digunakan untuk melihat efektivitas dari program yang dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa. Kuesioner terlampir pada Lampiran 3.128.

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya, atau 75 memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut Azwar, 2009: 5-6. Validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas isi dan statistik. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang kompeten atau expert judgement Azwar, 2009: 45. Peneliti menyusun instrumen berdasarkan aspek karakter proaktif, konstruk pengembangan instrumen kemudian dikonsultasikan kepada ahli, yaitu Dr. Gendon Barus, M.si. Instrumen telah dianalisis oleh ahli dan dinyatakan layak untuk dipakai, langsung diberikan kepada subjek penelitian, sehingga tidak dilakukan uji coba terlebih dahulu karena keterbatasan waktu. Peneliti melakukan uji terpakai pada instrumen yang dibuat. Uji coba terpakai adalah instrumen yang diberikan langsung kepada subjek penelitian bersamaan dengan waktu pelaksanaan penelitian. Uji validitas empiris tes tingkat karakter proaktif dan Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif dianalisis menggunakan korelasi product momentPearson dengan rumus sebagai berikut. ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ √ ∑ ∑ 76 Keterangan : koefisien korelasi : skor item : skor total : banyaknya subjek Berdasarkan Uji Validitas dari 20 butir item, sebanyak 13 item memiliki nilai koefisien dibawah 0,30 dan sebanyak 7 item memiliki nilai koefisien validitas sama dengan atau ebih dari 0,30. Walaupun tidak semua aitem tes tingkat karakter proaktif memiliki nilai koefisien validitas sama atau lebih besar dari 0,30, berdasarkan konsultasi dengan ahli, semua item Tes Karakter Proaktif tetap digunakan sebagai item instrumen penelitian Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Proaktif. Hasil uji validitas empiris inventori karakter proaktif dapat dilihat pada lampiran 4.129 Berdasarkan Uji Validitas Empiris pada Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif menggunakankorelasi Product MomentPearson diperoleh hasil4 item memiliki nilai koefisien validitas dibawah 0,3 dan 16 item sama dengan atau lebih dari 0,3. Dengan demikian 16 item dinyatakan valid dan 4 item tidak valid. Walaupun demikian berdasarkan pertimbangan hasil konsultasi dengan ahli diputuskan semua butir item 20 Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil uji validitas empiris Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif dapat dilihat pada lampiran 7.134. 77 Sedangkan untuk mengetahui validitas Kuesioner Validasi Model digunakan teknik korelasi biserial, karena skornya berbentuk dikotomi. Adapaun rumus korelasi point biserial adalah: r pbis = ̅ ̅ √ X i = Mean skor subjek yang mendapat nilai 1 pada butir i. X t = Mean skor seluruh subjek St = Deviasi standar skor seluruh subjek p = Proporsi subjek yang mendapatkan nilai 1pada butir. Bila N adalah jumlah seluruh subjek, maka p adalah jumlah subjek yang mendapat skor 1 pada butir 1 dibagi oleh N q = 1 – p Berdasarkan uji validitas empiris pada Kuesioner Validasi Siswa menggunakan korelasi biserial diperoleh hasil 3 item memiliki nilai koefisien validitas dibawah 0,3 dan dan 17 item sama dengan atau lebih dari 0,3. Dengan demkian 17 item dinyatakan valid dan 3 item tidak valid. Walaupun demikian berdasarkan pertimbangan hasil konsultasi dengan ahli diputuskan semua butir item 20 Kuesioner Validasi Siswa digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil uji validitas empiris Kuesioner Validasi Siswa dapat dilihat pada lampiran 8.135.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah hasil suatu pengukuran yang dapat dipercaya Azwar, 2009. Pengukuran yang memiliki reliabilitas diri disebut sebagai pengukuran reliabel, atau terpercaya atau daya keajegannya tinggi. Nilai reliabilitas Tes Tingkat Karakter Proaktif dan Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif, Kuesioner Validasi Model dihitung menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 metode internal consistency. Metode ini hanya menyajikan satu kali pengumpulan data saja single triad administration Mansyur dkk, 2015:134; Supratiknya, 2014:157. Untuk menghasilkan nilai reliabilitas Tes Tingkat Karakter Proaktif dan Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif dilakukan prosedur estimasi reliabilitas belah-dua split-half. Hasil perhitungan korelasi belah dua dilanjutkan dengan perhitungan reliabilitas menggunakan koefisien alpha dengan rumus Mansyur dkk, 2015:354. α = ⌊ ⌋ Keterangan rumus : dan = varian skor belahan 1 dan varian skor belahan 2 = varian skor skala Perhitungan hasil uji reiabilitas dengan menggunakan kriteria Guilford, 1956 sebagai berikut : Tabel 3.7 Norma Kategori Reliability Statistics Guilford Norma atau kriteria Skor Kategori 0,80 - 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi 0,60 - 0,80 Reliabilitas Tinggi 0,40 - 0,60 Reliabilitas Sedang 0,20 - 0,40 Reliabilitas Rendah 79 Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Tes Tingkat Karakter Proaktif Tabel 3.8 menjelaskan bahwa ada 20 item, dimana setelah melakukan uji realibiliatas harga r hitung dikonsultasikan kepada r tabel . Berdasarkan output hasil hitung diketahui bahwa nilai Alpha sebesar 0,336, kemudian nilai ini akan dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan N Item = 20 dicari pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,336. Kesimpulannya Alpha= 0,336 r tabel= 0,444 artinya item-item dalam alat tes pendidikan karakter proaktif dapat dikatakan reliabel. Selanjutnya bila ditinjau melalui norma kategorisasi Guilford pada tabel 3.4, hasil uji reliabilitas statistik item-item dalam alat tes pendidikan karakter proaktif 0,336 masuk dalam reliabilitas rendah. Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items ,756 20 Tabel 3.9 menjelaskan bahwa ada 20 item, dimana setelah melakukan uji realibiliatas harga r hitung dikonsultasikan kepada r tabel . Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items ,336 20 80 Berdasarkan output hasil hitung diketahui bahwa nilai Alpha sebesar 0,753, kemudian nilai ini akan dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan N Item = 20 dicari pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,444. Kesimpulannya Alpha= 0,753 r tabel= 0,444 artinya item-item dalam alat tes pendidikan karakter proaktif dapat dikatakan reliabel. Selanjutnya bila ditinjau melalui norma kategorisasi Guilford pada tabel 3.4, hasil uji reliabilitas statistik item-item dalam alat tes pendidikan karakter proaktif 0,753 masuk dalam reliabilitas tinggi. Sedangkan untuk menghitung nilai reliabilitas Kuesioner Validasi Model digunakan formula Kuder-Richardson. Penggunaan formula ini apabila setiap belahan tes merupakan butir yang diberi skor dikotomi Mansyur, 2015:360. Skor Kuesioner Validasi Model berupa angka 0 dan 1, maka digunakan rumus: KR −20 = [ ∑ ] Keterangan : = Proporsi subjek yang mendapat skor 1pada butir i, yaitu banyaknya subjek mendapat skor 1 dibagi dengan banyaknya seluruh subjek. = Varian skor tes X J = Banyaknya butir tes, dalam hal ini adalah banyaknya butir tes Berdasarkan perhitungan reliabilitas menggunakan Formula Kuder-Richardson diperoleh nilai reliabilitas Kuesioner Validasi Model sebesar 0,901. Nilai tersebut selanjutnya dikonsultasikan pada kriteria 81 Guilford dan masuk pada kategori sangat tinggi, dengan demikian reliabilitas Kuesioner Validasi Model dinyatakan reliabel.

F. Uji Normalitas

Menurut Nurgiyantoro, dkk 2009:110 uji normalitas adalah salah satu bagian dari uji persyarat analisis data, artinya sebelum melakukan analisis data yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Kriteria keputusan dalam uji normalitas pada SPSS adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, bila nilai segnifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak normal. Setelah dilakukan uji nomalitas menurut Kolmogorov-Smirnov data yang diperoleh peneliti teruji berdistribusi normal. Hasil uji normalitas divisualisasikan dalam tabel 3.10 berikut: Tabel 3.10 Tabel Uji Normalitas Tes Tingkat Karakter Proaktif Tests of Normality Kelom pok Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statist ic Df Sig. Statist ic Df Sig. Pretest_Po sttest dimension1 1 ,084 29 ,200 ,978 29 ,787 2 ,123 31 ,200 ,984 31 ,909 a. Lilliefors Significance Correction . This is a lower bound of the true significance. 82 Pada tabel 3.10 hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,2000,05 dengan demikian sampel peneliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika tinjauan dar hasil normalitas Shapiro- Wilk menunjukkan nilai signifikansi 0,9090,05 hal ini pun berarti sampel penelitian berasal dari populasi yang berdisribusi normal.

G. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 2 135

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156