66
desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Pretest Treatment Posttest
O1 X
O2
Keterangan: O1 : tes awal pretest sebelum perlakuan diberikan.
O2 : tes akhir posttest setelah perlakuan diberikan. X
: treatment pelakuan Treatment yang diberikan dalam penelitian ini adalah layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential leaning.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah negeri yang ada di Wonosobo, yaitu SMP N 1 Kejajar, Wonosobo. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Mei 2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. Penelitian tidak hanya dilakukan di
sekolah tetapi dilakukan di Kampus III Paingan untuk persiapan. Persiapan dilakukan di kampus terkait dengan penyusunan modul dan kuesioner untuk
implmentasi model ke lapangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Bimbingan Klasikal
Bimbingan Hari I Hari, tanggal
Waktu Topik bimbingan
Durasi Jumat, 18 Mei
2016 07.30-08.30
Aku Percaya Diri 120 Menit
10.00-12.00 Bertanya
pada Guru Siapa Takut
120 Menit Bimbingan Hari II
Sabtu, 19 Mei 2016
07.30-08.30 Menjadi
Pribadi Proaktif
120 Menit
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP N 1 Kejajar Wonosobo, Tahun Ajaran 20152016. Jumlah subjek dalam penelitian
sebanyak 30 siswa. Penelitian ini termasuk penelitian sampel dengan teknik random sampling. Teknik ini disebut juga teknik acak, serampangan, tidak
pandang bulutidak pilih kasih, obyektif, sehingga seluruh elemen populasi mempunyai kesempatan untuk menjadi sampel penelitian. Berikut rincian
subjek penelitian yang digambarkan pada tabel 3.2 terdiri 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah karakter proaktif.
Tabel 3.3 Tabel Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki
Siswa-siswi kelas VII A 15 15
Jumlah total 30
68
D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data 1.
Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono 2013 menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis, maka dari itu
diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes dan non tes sebagai teknik pengumpulan data. Tes bertujuan untuk mendapatkan data dari
hasil pre-test dan post-test peningkatan karakter proaktif. Sedangkan teknik non tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
efektivitas implementasi pendidikan karakter proaktif berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menurut
penilaian siswa.Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tahap persiapan 1 Menganalisis topik materi.
2 Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling RPBK.
69
3 Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner atau skala.
4 Membuat soal-soal tes dan item kuesioner 5 Revisi dan konsultasi kepada tim ahli, dalam hal ini berperan Dr.
Gendon Barus, M. Si b. Tahap pelaksanaan
1 Pemberian pre-test untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti implementasi.
2 Implementasi pendidikan karakter bela gender berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning. 3 Pemberian post-test untuk melihat peningkatan penguasaan dan
pemahaman konsep siswa setelah mengikuti implementasi. c. Tahap akhir
1 Mengumpulkan data yang diperoleh. 2 Mengolah data hasil penelitian.
3 Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. 4 Menarik kesimpulan.
2. Instrumen Penelitian
Sugiyono 2013 mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan
data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test dan kuesioner.
70
Menurut Umar 1998: 49, teknik kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan 3 instrumen berupa soal test karakter proaktif, Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif self asesmen , dan kuesioner
validasi efektivitas model dengan berbagai model seperti pada penjelasan di bawah ini.
a. Tes Tingkat Karakter Proaktif Winkel dan Hastuti 2004:295 mengatakan bahwa, terdapat
beberapa tipe penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian grafis dan daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil
belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda multiple choice. Artinya data penelitian dapat dianalisis setelah scooring
dilakukan. Multiple Choice Question adalah pertanyaan pilihan ganda yang menyajikan lebih dari dua alternatif jawaban. Tes tingkat karakter
proaktif memiliki alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 sampai 4. dan masing-masing alternatif jawaban memiliki kebenaran. Keempat
jawaban tersebut memiliki pengaplikasian nilai karakter proaktif. Sedangkan skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sangat
kurang mewakili nilai karakter proaktif. Tes tingkat karakter proaktif disusun oleh peneliti sendiri dengan
arahan tim dosen Strategi Nasional, dalam hal ini berperan Dr. Gendon PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Barus, M.si. Tes tingkat karakter proaktif diberikan kepada 30 siswa kelas VIII D sebelum kegiatan bimbingan klasikal pretest dan
sesudah kegiatan bimbingan klasikal posttest. Pretest dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum tingkat pemahaman dan penerapan
karakter proaktif siswa. Sedangkan posttest dimaksud untuk mencari data yang diperlukan guna mengetahui efektivitas layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam usaha meningkatkan karakter proaktif bagi siswa kelas VIII D SMP N 1
Kejajar, Wonosobo Tahun Ajaran 20152016. Dalam penelitian ini tes tingkat karakter proaktif memuat
pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan nilai-nilai karakter proaktif sebagai siswa. Kuesioner yang telah disusun oleh peneliti ini
bersifat tertutup karena alternatif jawaban sudah disediakan, sehinga peserta didik tinggal memilih alternatif jawaban yang dirasa paling
sesuai. Kuesioner terlampir pada Lampiran 1 halaman 119.Berikut kisi- kisi Tes Tingkat Karakter Proaktif:
Table 3.4 Kisi-kisi Tes Tingkat Karakter Proaktif
No Aspek
Indikator Item
1. Mampu
mengambil keputusan
a. Siswa memiliki rasa percaya diri
1, 4, 6
b. Siswa berani mencoba hal baru
2 c.
Siswa mempunyai
pendirian yang kuat
3 d.
Siswa mudah bergaul dengan orang baru
5,7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
No Aspek
Indikator Item
2. Memilih
berdasarkan nilai-nilai
hidup a.
Siswa berani bertanya ketika belum paham tentang sesuatu.
14, 15,
16, 17,
19, 20
b. Siswa memiliki rasa bertanggung
jawab 12,
13
c. Siswa memiliki sikap jujur
8 3.
Tidak menyalahkan
pihak-pihak eksternal
a. Siswa fokus pada keputusan yang
telah diambil 18
b. Siswa peduli terhadap sesama
dan lingkungan sekitar 9,
11 c.
Siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
10
b. Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif Self Asessment Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif dalam penelitian ini
berbentuk pernyataan checklist dengan menggunakan skala likert. Menurut Riduwan 2007 skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Item instrument yang disusun berupa pernyataan positif
fovorabel dan pernyataan negatif unfovorabel. Jawaban setiap item dalam kuesioner karakter proaktif memiliki gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 3.5 Gradasi Pernyataan Item Skala Likert
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju Ss = 4
Sangat Setuju Ss = 1
Setuju S = 3
Setuju S = 2
Tidak Setuju Ts = 2 Tidak Setuju Ts
= 3 Sangat Tidak Setuju = 1
Sangat Tidak Setuju = 4
Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif dibagikan kepada siswa setiap akhir sesi atau topik bahasan. Kuesioner ini digunakan untuk
melihat pengaruh dari model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning terhadap
nilai karakter proaktif yang menjadi fokus peneliti. Kuesioner terlampir pada Lampiran 2.127. Berikut kisi-kisi Skala Penilaian Diri
Karakter Proaktif:
Tabel 3.6 Kisi-kisi Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif
No Aspek
Indikator No item
1 Kesadaran
Diri a. Memahami
kelebihan yang dimiliki
b. Memahami kekurangan yang dimiliki
1, 5 4, 6, 7, 19
2 Imajinasi
a. Memiliki rasa percaya diri
b. Berinisiatif c. Berani
memcoba hal
baru d. Mengakui
kelebihan orang
lain untuk
dijadikan motivasi
bagi diri sendiri 2, 3,
8, 11, 12, 20 16
17
3 Suara Hati
a. Jujur 9, 15
74
No Aspek
Indikator No item
b. Memiliki sikap empati pada orang-orang di
sekitarnya 13
4 Kehendak
Bebas a. Menjalankan
tugas dengan baik
b. Bertanya mengenai
sesuatu yang belum dipahami
10, 14 18
c. Kuesioner Validasi Efektivitas Model responden siswa Validasi efektivitas model dengan responden siswaberbentuk
pernyataan checklist withguttman scale. Sugiyono 2013:141 menerangkan bahwa skala pengukuran tipe ini, akan menghasilkan
jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio.
Dalam penelitian ini digunakan istilah “ya dan tidak”. Guttman scale digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap
suatu permasalahan yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh peneliti. Validasi efektivitas model dengan responden siswa digunakan untuk
melihat efektivitas dari program yang dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa. Kuesioner terlampir pada Lampiran 3.128.
E. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes
atau instrument pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya, atau
75
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat
akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut Azwar, 2009: 5-6.
Validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas isi dan statistik. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka namun
pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang kompeten atau expert
judgement Azwar, 2009: 45. Peneliti menyusun instrumen berdasarkan aspek karakter proaktif, konstruk pengembangan instrumen kemudian
dikonsultasikan kepada ahli, yaitu Dr. Gendon Barus, M.si. Instrumen telah dianalisis oleh ahli dan dinyatakan layak untuk
dipakai, langsung diberikan kepada subjek penelitian, sehingga tidak dilakukan uji coba terlebih dahulu karena keterbatasan waktu. Peneliti
melakukan uji terpakai pada instrumen yang dibuat. Uji coba terpakai adalah instrumen yang diberikan langsung kepada subjek penelitian
bersamaan dengan waktu pelaksanaan penelitian. Uji validitas empiris tes tingkat karakter proaktif dan Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif
dianalisis menggunakan korelasi product momentPearson dengan rumus sebagai berikut.
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ √ ∑ ∑
76
Keterangan : koefisien korelasi
: skor item : skor total
: banyaknya subjek Berdasarkan Uji Validitas dari 20 butir item, sebanyak 13 item
memiliki nilai koefisien dibawah 0,30 dan sebanyak 7 item memiliki nilai koefisien validitas sama dengan atau ebih dari 0,30. Walaupun tidak
semua aitem tes tingkat karakter proaktif memiliki nilai koefisien validitas sama atau lebih besar dari 0,30, berdasarkan konsultasi dengan ahli, semua
item Tes Karakter Proaktif tetap digunakan sebagai item instrumen penelitian Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Proaktif. Hasil uji validitas empiris
inventori karakter proaktif dapat dilihat pada lampiran 4.129 Berdasarkan Uji Validitas Empiris pada Skala Penilaian Diri
Karakter Proaktif
menggunakankorelasi Product
MomentPearson diperoleh hasil4 item memiliki nilai koefisien validitas dibawah 0,3 dan
16 item sama dengan atau lebih dari 0,3. Dengan demikian 16 item dinyatakan valid dan 4 item tidak valid. Walaupun demikian berdasarkan
pertimbangan hasil konsultasi dengan ahli diputuskan semua butir item 20 Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif digunakan sebagai instrumen
penelitian. Hasil uji validitas empiris Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif dapat dilihat pada lampiran 7.134.
77
Sedangkan untuk mengetahui validitas Kuesioner Validasi Model digunakan teknik korelasi biserial, karena skornya berbentuk dikotomi.
Adapaun rumus korelasi point biserial adalah:
r
pbis
=
̅ ̅
√
X
i
= Mean skor subjek yang mendapat nilai 1 pada butir i.
X
t
= Mean skor seluruh subjek St =
Deviasi standar skor seluruh subjek p =
Proporsi subjek yang mendapatkan nilai 1pada butir. Bila N adalah jumlah seluruh subjek, maka p adalah jumlah subjek
yang mendapat skor 1 pada butir 1 dibagi oleh N
q = 1
– p Berdasarkan uji validitas empiris pada Kuesioner Validasi Siswa
menggunakan korelasi biserial diperoleh hasil 3 item memiliki nilai koefisien validitas dibawah 0,3 dan dan 17 item sama dengan atau lebih
dari 0,3. Dengan demkian 17 item dinyatakan valid dan 3 item tidak valid. Walaupun demikian berdasarkan pertimbangan hasil konsultasi dengan
ahli diputuskan semua butir item 20 Kuesioner Validasi Siswa digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil uji validitas empiris Kuesioner
Validasi Siswa dapat dilihat pada lampiran 8.135.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah hasil suatu pengukuran yang dapat dipercaya Azwar, 2009. Pengukuran yang memiliki reliabilitas diri disebut sebagai
pengukuran reliabel, atau terpercaya atau daya keajegannya tinggi. Nilai reliabilitas Tes Tingkat Karakter Proaktif dan Skala Penilaian Diri
Karakter Proaktif, Kuesioner Validasi Model dihitung menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
metode internal consistency. Metode ini hanya menyajikan satu kali pengumpulan data saja single triad administration Mansyur dkk,
2015:134; Supratiknya, 2014:157.
Untuk menghasilkan nilai reliabilitas Tes Tingkat Karakter Proaktif dan Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif dilakukan prosedur estimasi
reliabilitas belah-dua split-half. Hasil perhitungan korelasi belah dua dilanjutkan dengan perhitungan reliabilitas menggunakan koefisien alpha
dengan rumus Mansyur dkk, 2015:354.
α
=
⌊ ⌋
Keterangan rumus : dan
= varian skor belahan 1 dan varian skor belahan 2 = varian skor skala
Perhitungan hasil uji reiabilitas dengan menggunakan kriteria Guilford, 1956 sebagai berikut :
Tabel 3.7 Norma Kategori
Reliability Statistics Guilford Norma atau kriteria
Skor Kategori
0,80 - 1,00 Reliabilitas
Sangat Tinggi
0,60 - 0,80 Reliabilitas Tinggi
0,40 - 0,60 Reliabilitas Sedang
0,20 - 0,40 Reliabilitas Rendah
79
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Tes Tingkat Karakter Proaktif
Tabel 3.8 menjelaskan bahwa ada 20 item, dimana setelah melakukan uji realibiliatas harga r
hitung
dikonsultasikan kepada r
tabel
. Berdasarkan output hasil hitung diketahui bahwa nilai Alpha sebesar
0,336, kemudian nilai ini akan dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan N Item = 20 dicari pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5 maka
diperoleh nilai r tabel sebesar 0,336. Kesimpulannya Alpha= 0,336 r tabel= 0,444 artinya item-item dalam alat tes pendidikan karakter proaktif
dapat dikatakan reliabel. Selanjutnya bila ditinjau melalui norma kategorisasi Guilford pada tabel 3.4, hasil uji reliabilitas statistik item-item
dalam alat tes pendidikan karakter proaktif 0,336 masuk dalam reliabilitas rendah.
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Skala Penilaian Diri Karakter Proaktif
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items ,756
20
Tabel 3.9 menjelaskan bahwa ada 20 item, dimana setelah melakukan uji realibiliatas harga r
hitung
dikonsultasikan kepada r
tabel
.
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items ,336
20
80
Berdasarkan output hasil hitung diketahui bahwa nilai Alpha sebesar 0,753, kemudian nilai ini akan dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan
N Item = 20 dicari pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,444. Kesimpulannya Alpha= 0,753 r
tabel= 0,444 artinya item-item dalam alat tes pendidikan karakter proaktif dapat dikatakan reliabel. Selanjutnya bila ditinjau melalui norma
kategorisasi Guilford pada tabel 3.4, hasil uji reliabilitas statistik item-item dalam alat tes pendidikan karakter proaktif 0,753 masuk dalam
reliabilitas tinggi. Sedangkan untuk menghitung nilai reliabilitas Kuesioner Validasi
Model digunakan formula Kuder-Richardson. Penggunaan formula ini apabila setiap belahan tes merupakan butir yang diberi skor dikotomi
Mansyur, 2015:360. Skor Kuesioner Validasi Model berupa angka 0 dan 1, maka digunakan rumus:
KR −20 =
[
∑
]
Keterangan : = Proporsi subjek yang mendapat skor 1pada butir i, yaitu banyaknya
subjek mendapat skor 1 dibagi dengan banyaknya seluruh subjek. = Varian skor tes X
J = Banyaknya butir tes, dalam hal ini adalah banyaknya butir tes Berdasarkan perhitungan reliabilitas menggunakan Formula
Kuder-Richardson diperoleh nilai reliabilitas Kuesioner Validasi Model sebesar 0,901. Nilai tersebut selanjutnya dikonsultasikan pada kriteria
81
Guilford dan masuk pada kategori sangat tinggi, dengan demikian reliabilitas Kuesioner Validasi Model dinyatakan reliabel.
F. Uji Normalitas
Menurut Nurgiyantoro, dkk 2009:110 uji normalitas adalah salah satu bagian dari uji persyarat analisis data, artinya sebelum melakukan analisis data
yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam
variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal.
Kriteria keputusan dalam uji normalitas pada SPSS adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
Sebaliknya, bila nilai segnifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak normal. Setelah dilakukan uji nomalitas menurut Kolmogorov-Smirnov data yang
diperoleh peneliti teruji berdistribusi normal. Hasil uji normalitas divisualisasikan dalam tabel 3.10 berikut:
Tabel 3.10 Tabel Uji Normalitas Tes Tingkat Karakter Proaktif
Tests of Normality
Kelom pok
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statist
ic Df
Sig. Statist
ic Df
Sig. Pretest_Po
sttest
dimension1
1 ,084
29 ,200
,978 29
,787 2
,123 31
,200 ,984
31 ,909
a. Lilliefors Significance Correction . This is a lower bound of the true significance.
82
Pada tabel 3.10 hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,2000,05 dengan demikian sampel peneliti berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Jika tinjauan dar hasil normalitas Shapiro- Wilk menunjukkan nilai signifikansi 0,9090,05 hal ini pun berarti sampel
penelitian berasal dari populasi yang berdisribusi normal.
G. Teknik Analisis Data