59
menghadapi situasi yang buruk, remaja proaktif akan cepat pulih karena menyadari kehidupan harus terus berlanjut.
e. Selalu mencari jalan untuk menjadikan segalanya terlaksana Remaja yang memiliki proaktivitas akan selalu mencari
jalan agar segala sesuatu yang diinginkan dapat terlaksana. Remaja memiliki kemampuan untuk mengambil inisiatif sehingga tidak
menunggu hal yang baik terjadi namun menciptakan peluang agar hal baik dapat terjadi.
f. Fokus pada hal-hal yang dapat diubah dan tidak mencemaskan hal yang tidak bisa diubah.
Remaja proaktif tidak akan bersedih terlalu lama ketika mendapatkan nilai buruk di sekolah. Remaja proaktif tidak
berfokus pada perasaan sedih karena mendapat nilai buruk namun berfokus pada nilai yang buruk dan mencari cara agar tidak
mendapatkan nilai yang buruk pada ujian berikutnya.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Dari beberapa penelitian yang relevan terkait dengan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning antara lain; Menurut hasil penelitian Barus 2016, hasil penelitian Starnas tahun ke-2
2015 menunjukkan bahwa implementasi terbatas model pendidikan karakter berbasis bimbingkan klasikal dengan pendekatan experiential
learning pada 9 SMP di berbagai kota di Indonesia menunjukkan hasil yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
menggembirakan. Terjadi peningkatan hasil pendidikan karakter antara pre- post test pada ke 9 SMP. Implementasi model ini telah mampu
mentransformasi rata-rata skor karakter dari terendah 2,28 menjadi tertinggi 3,52 pada skala 4 stanfour. Baik guru maupun siswa pada ke 9 sekolah
menilai model ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan model pendidikan karakter terintegrasi. Lebih dari 95 siswa mengaku merasa lebih mampu
menghargai teman, lebih semangat untuk mengikuti kegiatan, membangun kepeduliankesetiakawanan,
lebih meningkatkan
kesadaran untuk
memperbaiki diri, lebih berani bertanggung jawab, mempererat rasa persaudaraanpersahabatan, memupuk kesediaan bekerja samakekompakan
tim, menumbuhkan keinginan untuk menolong orang lain, dan mereka mengakui kegiatan bimbingan karakter model ini sangat memberi manfaat
bagi perbaikan perilaku. Menurut hasil penelitian Artati 2015 terdapat peningkatan karakter
bertanggung jawab siswa secara signifikan senilai Sig 2-tailed 0,001 0,05. Dengan demikian, implementasi layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning efektifdalam meningkatkan karakter bertanggung jawab siswa. Menurut hasil penelitian
Farah 2015, terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah mendapatkan bimbingan kelompok untuk meningkatkan perilaku proaktif
siswa kelas 2 SMK di panti asuhan Siti Khadijah Semarang. Hasil observasi juga menunjukkan adanya perkembangan perilaku proaktif siswa setelah
61
mendapatkan layanan bimbingan kelompok, siswa sudah banyak yang mandiri serta bertanggung jawab atas pilihan keputusannya.
G. Kerangka Berpikir