20
cenderung menggunakan kata mempunyai, misalnya “Seandainya saja saya
mempunyai guru yang lebih sabar...”, “Seandainya saya bisa mengendarai motor...”, “Seandainya saya memiliki banyak uang...”, “Seandainya saja saya
memiliki lebih banyak waktu untuk bersama dengan teman- teman saya...”.
sedangkan orang yang memusatkan perhatian pada Lingkaran Pengaruh cenderung menggunakan kata menjadi
, misalnya “Saya menjadi lebih sabar”, “Saya menjadi bijaksana”, “Saya menjadi lebih tegar”.
5. Komponen-komponen Karakter Proaktif
a. Mampu mengambil keputusan Mampu memfokuskan perhatian pada hal-hal yang bisa
dikendalikan. Memiliki inisiatif dan mengambil inisiatif bukan karena situasi yang mendesak.
b. Memilih berdasarkan nilai-nilai hidup Nilai adalah sesuatu yang berharga dalam kehidupan. Pada
umumnya nilai berwujud prinsip-prinsip yang abstrak. Orang-orang proaktif mengambil keputusan dengan berpedoman pada nilai-nilai
hidupnya yang mempengaruh pikiran, perasaan dan perilakunya secara cermat, penuh kesadaran dan sensitif terhadap lingkungan sekitar.
c. Tidak menyalahkan pihak-pihak eksternal orang lain, situasi dan hal-
hal di luar dirinya Berpikir dan bertindak positif adalah kunci untuk menghindari
menyalahkan orang lain. Orang proaktif jarang menyalahkan orang lain dan keadaan diluar dirinya karena ia dapat membedakan mana yang
21
dalam kendalinya, mana yang dikendalikan orang lain, dan mana yang dikendalikan Tuhan. Kesadaran dalam
mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai, tujuan dan visinya selalu dimiliki orang yang
proaktif. Setiap keputusan yang diambil, ia lakukan secara sadar, oleh karena itu dirinyalah yang bertanggung jawab atas pilihannya dan
berani mengambil resiko yang merupakan akibat dari keputusannya. Sebelum berfokus pada
Lingkaran Pengaruh, orang perlu mempertimbangkan dua hal dalam lingkaran kepedulian yang layak
dipikirkan lebih dalam, yaitu: konsekuensi dan kesalahan. Bebas memilih tindakan bukan berarti bebas memilih konsekuensi dari
tindakan yang dilakukan. Konsekuensi selalu ada dalam Lingkaran Kepedulian.
6. Bahasa Proaktif dan Bahasa Reaktif
Sikap dan perilaku seseorang mengalir keluar dari paradigma orang tersebut, jika kita menggunakan kesadaran diri kita untuk memeriksa
sikap dan perilaku tersebut, kita sering dapat melihat keduanya itu sifat dari peta yang mendasari kita. Penggunaan bahasa adalah indikator yang
sangat riil mengenai tingkat di mana kita memandang diri kita sebagai orang yang proaktif.
Bahasa orang reaktif membebaskan mereka dari tanggung jawab, “Itulah saya. Memang begitulah saya.” Saya sudah memutuskan . Tidak
ada yang dapat saya lakukan tentang hal itu.” “Ia membuat saya begitu marah” Saya tidak bertanggung jawab. Kehidupan emosi saya diatur oleh
22
sesuatu di luar kendali saya. “Saya terpaksa melakukannya.” Bahasa itu
berasal dari paradigma dasar determinisme dan seluruh semangatnya adalah pemindahan tanggung jawab. Orang proaktif membuat cinta
menjadi kata kerja. Cinta adalah sesuatu yang dilakukan: pengorbanan yang anda buat, pemberian diri anda, seperti seorang ibu melahirkan
anaknya ke dunia. Cinta adalah nilai yang diwujudkan melalui perbuatan penuh kasih. Berikut bahasa orang proaktif dan bahasa orang reaktif bisa
dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Bahasa Proaktif dan Reaktif
7. Ciri-ciri Orang Proaktif