88
26 86,6 siswa memiliki karakter proaktif kategori tinggi, 2 6,66 siswa memiliki karakter proaktif pada kategori sedang, tidak ada 0 0
siswa memiliki karakter proaktif pada kategori rendah dan kategori sangat rendah. Dari keseluruhan nilai yang diperoleh setiap siswa, sejumlah 13
siswa mengalami penurunan, 1 siswa stagnan tidak ada perubahan, dan 16 siswa mengalami kenaikan.
2. Peningkatan Karakter Proaktif Siswa Setiap Sesi Pendidikan
Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
Gambaran tingkat karakter proaktif siswa siswa kelas VIII D SMP N 1 Kejajar, Wonosobo juga diperoleh per siklus layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning. Adapun gambaran tingkat karakter proktif siswa kelas VIII D SMP N 1 Kejajar, Wonosobo
tampak pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Skor Karakter Proaktif Siswa Kelas VIII D SMP N 1
Kejajar Wonosobo Tahun Ajaran 20152016 Antar Sesi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning
Rentang Skor
Kategori Sesi 1
Sesi 2 Sesi 3
F F
F ˃ 68
Sangat tinggi 1
0,3 56-68
Tinggi 10
3 18
5,4 11
3,3 44-55
Sedang 20
6 11
3,3 19
5,7 32-43
Rendah ˃ 32
Sangat rendah
89
Mencermati tabel 4.2 setelah sesi 1 tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat tinggi. Setelah sesi 2 meningkat sebanyak 1 siswa
0,3, namun pada sesi 3 menurun. Sedangkan pada kategori tinggi, setelah sesi 1 ada 10 siswa 3. Setelah sesi 2 meningkat sebanyak 8
siswa 2,4, dan sesi 3 menurun. Selanjutnya setelah sesi 1 lebih dari separuh siswa berada pada kategori sedang. Setelah sesi 2 menurun
sebanyak 9 siswa 2,7, dan pada sesi 3 meningkat sebanyak 8 siswa 2,4.
Data pada tabel di atas divisualisasikan dalam bentuk grafik 4.2 sebagai berikut:
Grafik 4.2 Tingkat Karakter Proaktif Siswa Kelas VIII D SMP N 1 Kejajar Wonosobo Tahun Ajaran 20152016 Antar Sesi Layanan
Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning
Berdasarkan grafik 4.2 terlihat perolehan nilai rata-rata setiap sesi mengalami peningkatan, namun tidak signifikan. Pada sesi 1 rata-rata
90
siswa berada pada nilai 53,5. Sesi 2 rata-rata capaian skor siswa meningkat dengan nilai 53,8, selanjutnya sesi 3 rata-rata siswa berada pada nilai 54,3.
Ketiga sesi layanan bimbingan ini secara keseluruhan siswa memperoleh nilai yang berada pada kategori sedang.
3. Signifikansi Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan