Uji kualitatif aktivitas antibakteri isolat menggunakan Metode Disc

Tabel 9. Uji Kualitatif Aktivitas UV Protection Isolat 2 Waktu menit Ekstrak 10μg Mass loading 10 μg Mass loading 20 μg Mass loading 30 μg BG Rf BG Rf BG Rf BG Rf 0’ 5 - 5 - 5 - 5 - 1’ 1 - 1 - 1 - 1 - 3’ 1 - 1 - 1 - 1 - 6’ 1 - - - - 9’ 1 - - - - 12’ 0,13 1- 0,77 1- - - - 15’ 0,13 1- 0,771- - - -

3. Uji kualitatif aktivitas antibakteri isolat menggunakan Metode Disc

Diffusion Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode Disc Diffusion merupakan salah metode difusi dengan prinsip kerja meletakkan paperdisc yang mengandung senyawa antibakteri pada permukaan media padat yang sudah diinokulasikan bakteri uji di mana akan terlihat zona hambat berupa zona jernih sebagai parameter positif karena adanya difusi dari senyawa aktif. Secara umum, difusi merupakan perpindahan suatu senyawa dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, hal inilah yang dimanfaatkan pada metode disc diffusion karena senyawa aktif yang terdapat pada paper disc dapat berdifusi pada media padat sehingga senyawa aktif tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang diinokulasikan pada media. Penelitian dilakukan untuk menguji aktivitas antibakteri isolat terhadap bakteri S. aureus. Isolat yang diuji dibuat 3 variasi volume penjenuhan yang berbeda dari konsentrasi 1mgmL sehingga didapatkan massa 50 μg, 100 μg, dan 200 μg pada paper disc. Metode difusi yang dilakukan ini merupakan metode Kirby Bauwer di mana bakteri diinokulasikan pada media agar padat dengan cara digores hingga merata dengan konsentrasi tertentu, kemudian paper disc yang mengandung antibiotik diletakkan di atas media dan diinkubasi selama 18-24 sebulum pengamatan hasil Trihendrokesowo,1986. Gambar 13. Uji kualitatif aktivitas antibakteri Isolat 1 terhadap bakteri S. aureus A : 50μg, B : 100 μg, C : 200μg C B A Tabel 10. Uji kualitatif aktivitas antibakteri isolat 1 terhadap bakteri S. aureus Mass Loading μg Diameter zona hambat mm Rata-rata Diameter zona hambat mm SD mm Diameter zona hambat mm 50 - - - - 100 - - - - 200 - - - - Gambar 14. Uji kualitatif aktivitas antibakteri Isolat 2 terhadap bakteri S. aureus A : 50μg, B : 100 μg, C : 200μg B C A Tabel 11. Uji kualitatif aktivitas antibakteri isolat 2 terhadap bakteri S. aureus Mass Loading μg Diameter zona hambat mm Rata-rata Diameter zona hambat mm SD mm Diameter zona hambat mm 50 - - - - 100 - - - - 200 5,0 5,3 0,58 5,3±0,58 6,0 5,0 Isolat 1 hasil yang ditunjukkan tidak memiliki aktivitas antibakteri karena tidak terlihat adanya zona hambat yang terbentuk di area sekitar paper disc. Berbeda dengan isolat 2, pada isolat 2 dengan massa 200 μg memiliki aktivitas antibakteri yang ditunjukan dengan adanya zona hambat yang terbentuk dengan diameter rata-rata sebesar 5,3 mm. Menurut Davis dan Stout 1971, kriteria kekuatan aktivitas antibakteri yang ditunjukkan dengan adanya zona jernih sebagai parameter positif dapat dibagi menjadi 4 kelompok sebagai berikut : Tabel 12. Klasifikasi kekuatan aktivitas antibakteri Diameter zona hambat Kekuatan aktivitas antibakteri ≤ 5 mm Lemah 5 – 10 mm Sedang 10 – 20 mm Kuat ≥ 20 mm Sangat kuat Berdasarkan tabel pengelompokkan di atas, kekuatan isolat 2 sebagai antibakteri memiliki kekuatan sedang yaitu 5,3 mm, walaupun jika dibandingkan dengan kekuatan daya antibakteri amoxicillin yang sangat kuat, tapi dengan seiring peningkatan konsentrasi maka daya antibakteri akan lebih besar. Hasil pengujian antibakteri ini dapat memberikan informasi bahwa isolat 2 yang didapatkan berperan terhadap adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak etanolik daun pegagan pada spot pemisahan dengan Rf 0,29-0,34. Gambar 15. Uji kualitatif aktivitas antibakteri Amoxicillin terhadap bakteri S. aureus A : 5μg, B : 7,5 μg, C : 10μg A B C Tabel 13. Uji kualitatif aktivitas antibakteri Amoxicillin terhadap bakteri S. aureus Mass Loading μg Diameter zona hambat pada S.aureus mm Rata-rata diameter Zona hambat mm SD Rata-rata diameter Zona hambat mm 5 26,0 25,7 0,58 25,7 ± 0,058 25,0 26,0 7,5 29,0 29,7 0,58 29,7 ± 0,058 30,0 30,0 10 31,0 32,0 1,0 32,0 ± 0,1 32,0 33,0

4. Uji kualitatif identifikasi senyawa aktif pada ekstrak etanolik dan isolat

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Senyawa Alkaloida Ekstrak Etanol Sponge Xestospongia sp de Laubenfels

1 51 82

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

8 110 71

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (Secara In-Vitro)

3 71 74

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In vitro)

1 47 71

Uji Aktivitas Penghambatan Pembentukan Batu Ginjal (Anti Nefrolitiasis) Ekstrak Etanol dari Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) pada Tikus Putih Jantan

0 61 88

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Asiatikosida Dari Pegagan (Centella asiatica l. Urban) Sebagai Senyawa Antibakteri

2 19 61

Isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkap radikal bebas dpph, uv protection, dan antibakteri ekstrak bunga kenanga (cananga odorata (lmk.) Hook.F.

8 37 129

Isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkap radikal bebas, uv protection dan antibakteri ekstrak kacang hijau (vigna radiata (l.) R. Wilczek).

13 48 140

Isolasi dan identifikasi golongan senyawa aktif penangkap radikal bebas, antibakteri, dan uv protection ekstrak rimpang kunyit (curcuma longa l.).

0 11 134

Isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkap radikal bebas dpph, uv protection, dan antibakteri ekstrak rimpang temugiring (Curcuma heyneana Val.

1 7 118