Uji Kualitatif Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Menggunakan

Tabel 3. Simpangan deviasi SD pengukuran uji kualitatif UV Protection pada ekstrak etanolik Waktu menit Retention factor Rf Rata – rata � Simpangan Deviasi SD BG Spot KLT BG Spot KLT - 5 - - 1 - 1 - - 3 - 1 - - 6 - 0,2 - 0,45 - 9 Rf = 0,14 - 0,20 Rf = 0,73 – 0,74 0,2 1 1 0,45 12 Rf = 0,14 – 0,20 Rf = 0,73 - 0,74 1 1 15 Rf = 0,14 – 0,20 Rf = 0,73 - 0,74 1 1 BG background untuk menunjukkan warna background pelat KLT sesudah disemprot �-karoten.

F. Uji Kualitatif Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Menggunakan

Metode Bioautografi Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk menggambarkan kebenaran dari kemanfaatan ekstrak daun pegagan yang dapat merawat kulit berjerawat. Jerawat yang dapat timbul pada kulit dapat disebabkan karena kulit wajah yang tidak dirawat kebersihannya, ada penyumbatan lemak pada pori-pori kulit, dan adanya infeksi oleh suatu bakteri tertentu. Menurut Campbell, Reece, dan Mitchell 2003, salah satu bakteri yang dapat menginfeksi kulit adalah bakteri S. aureus. Bakteri S. aureus dapat ditemukan secara normal pada kulit dan umumnya tidak menyebabkan penyakit tertentu, tetapi ketika adanya perubahan hormonal pada tubuh maka dapat menyebabkan kelenjar keringat lebih aktif memproduksi minyak sehingga minyak yang berlebih ini akan mengering menyebabkan terjadinya sumbatan aliran minyak dari folikel rambut ke pori-pori dan bakteri akan berkumpul dalam pori kulit. Bakteri yang tumbuh pada bagian tersumbat ini akan menguraikan lemak dari minyak sehingga menyebabkan iritasi kulit berupa bintil putih berisi nanah atau yang sering disebut jerawat. Penelitian uji kualitatif aktivitas antibakteri ekstrak etanolik daun pegagan dilakukan terhadap bakteri S. aureus yang merupakan bakteri pada kulit dan merupakan kelompok bakteri Gram positif serta pengujian terhadap bakteri E.coli yang merupakan bakteri kelompok bakteri Gram negatif. Kebenaran bakteri uji yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Uji kualitatif aktivitas antibakteri ekstrak etanolik daun pegagan dilakukan menggunakan metode bioautografi. Bioautografi merupakan teknik pengujian antibakteri terhadap pemisahan senyawa bioaktif pada suatu pelat KLT. Prinsip dari metode bioautografi adalah adanya kontak senyawa aktif dengan media agar yang menyebabkan senyawa aktif tersebut dapat berdifusi dari hasil pemisahan pada pelat KLT menuju media agar yang telah diinokulasikan bakteri uji sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan adanya zona jernih pada tiap spot pemisahan senyawa bioaktif sebagai tanda positif aktif antibakteri. Pada pengujian antibakteri dilakukan secara aseptis disetiap pengerjaannya untuk menghindari adanya kontaminasi. Keberhasilan pengerjaan secara aseptis ditunjukkan dengan kontrol media yang tidak ada pertumbuhan mikroorganisme apapun. Kontrol pertumbuhan dibuat dengan tujuan untuk mengetahui apakah bakteri yang diinokulasikan dapat tumbuh dengan baik pada media agar atau tidak. Kontrol positif dibuat bertujuan untuk membandingkan aktivitas antibakteri yang terdapat pada ekstrak etanolik dengan suatu aktivitas senyawa pembanding yaitu amoxicillin. Amoxicillin dipilih sebagai pembanding karena amoxicillin merupakan antibiotik turunan penisilin yang mempunyai spektrum kerja yang luas yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Konsentrasi ekstrak etanolik daun pegagan yang digunakan untuk penotolan pada pelat KLT adalah 5 mgmL dengan adanya variasi volume penotolan membuat variasi mass loading pula, yaitu 75 μg, 100 μg, dan 150 μg. Pelat KLT yang sudah dielusi, dikeringuapkan terlebih dahulu secara aseptis untuk menghindari adanya hasil positif palsu akibat masih adanya pelarut fase gerak kloroform:metanol 95:5 vv di mana kedua pelarut ini memiliki daya antibakteri pula. Pada Gambar 9, hasil pemisahan pelat KLT yang ditandai dengan lingkaran menunjukkan ekstrak etanolik daun pegagan tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli karena tidak terdapat zona jernih yang terbentuk disekitar kontak pada spot pemisahan. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya konsentrasi dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli yang memiliki membran luar sebagai karakteristik bakteri Gram negatif sehingga kekuatan senyawa aktif belum dapat merusak membran luar bakteri E. coli. Gambar 9. Uji kualitatif aktivitas antibakteri ekstrak etanolik terhadap bakteri E. coli menggunakan metode bioautografi

A: mass loading 75μg; B: mass loading 100 μg; C: mass loading 150 μg; D : mass loading 250 μg

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Senyawa Alkaloida Ekstrak Etanol Sponge Xestospongia sp de Laubenfels

1 51 82

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

8 110 71

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (Secara In-Vitro)

3 71 74

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In vitro)

1 47 71

Uji Aktivitas Penghambatan Pembentukan Batu Ginjal (Anti Nefrolitiasis) Ekstrak Etanol dari Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) pada Tikus Putih Jantan

0 61 88

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Asiatikosida Dari Pegagan (Centella asiatica l. Urban) Sebagai Senyawa Antibakteri

2 19 61

Isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkap radikal bebas dpph, uv protection, dan antibakteri ekstrak bunga kenanga (cananga odorata (lmk.) Hook.F.

8 37 129

Isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkap radikal bebas, uv protection dan antibakteri ekstrak kacang hijau (vigna radiata (l.) R. Wilczek).

13 48 140

Isolasi dan identifikasi golongan senyawa aktif penangkap radikal bebas, antibakteri, dan uv protection ekstrak rimpang kunyit (curcuma longa l.).

0 11 134

Isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkap radikal bebas dpph, uv protection, dan antibakteri ekstrak rimpang temugiring (Curcuma heyneana Val.

1 7 118