1. Kromatografi lapis tipis
Kromatografi Lapis Tipis KLT merupakan bentuk kromatografi planar di mana fase diamnya berupa lapisan yang seragam pada permukaan bidang datar
yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik. Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengan diameter
partikel antara 10-3 0 μm. Semakin kecil ukuran rata–rata partikel fase diam dan
semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya. Fase gerak pada KLT yang disebut sebagai pelarut
pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik ascending, atau karena pengaruh gravitasi pada
pengembangan secara menurun descending. Sistem yang paling sederhana ialah campuran dua pelarut organik, karena daya elusi campuran kedua pelarut dapat
mudah diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan pemisahan yang optimal Gandjar dan Rohman, 2007.
KLT pada umumnya digunakan untuk analisis kualitatif dengan cara membandingkan nilai Rf solut dengan nilai Rf senyawa baku. Nilai retardasi
factor Rf dapat menggambarkan pemisahan yang terjadi pada kromatografi planar. Nilai Rf dapat dihitung menggunakan perbandingan melalui persamaan :
Nilai Rf =
�� � � �� � �
� �
Untuk dapat memaksimalkan pemisahan yang terjadi, pada sistem fase gerak yang dipilih dapat diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan nilai Rf
antara 0,2-0,8 Gandjar dan Rohman, 2007.
2. Kromatografi kolom
Kromatografi kolom secara umum digunakan sebagai salah satu teknik pemurnian dengan tujuan untuk dapat mengisolasi suatu komponen dari suatu
campuran. Step gradient elution merupakan perubahan komposisi fase gerak pada umumnya digunakan dalam analisis kromatografi cair untuk mempersingkat
durasi analisis. Perubahan ini memungkinkan untuk beralih langsung dari fase gerak pertama menjadi fase gerak kedua dengan perbedaan kekuatan elusi atau
polaritas secara bertahap Wu, Liang, dan Berthod, 2013.
G. Antioksidan dan Uji Aktivitas Penangkap Radikal Bebas