prestasi tinggi dalam bentuk nilai mata kuliah Media Pembelajaran yang baik.
Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab mata kuliah Media Pembelajaran tidak berhubungan dengan bakat keguruan
mahasiswa FKIP. Faktor tersebut meliputi 1 silabus mata kuliah Media Pembelajaran tidak bertujuan untuk menumbuhkan bakat keguruan, 2
kurangnya waktu untuk berlatih, dan 3 mahasiswa tidak serius dalam mengisi kuesioner.
Faktor pertama adalah silabus mata kuliah Media Pembelajaran. Silabus-silabus yang ada pada mata kuliah keguruan di FKIP khususnya
pada mata kuliah Media Pembelajaran tidak mencantumkan pernyataan tentang pengembangan bakat keguruan mahasiswa. Pembelajaran di
mata kuliah
Media Pembelajaran
tidak diarahkan
untuk mengembangkan bakat keguruan, sehingga hasil proses pembelajaran di
mata kuliah tersebut juga tidak akan mencerminkan bakat keguruan mahasiswa. Dengan demikian, mata kuliah Media Pembelajaran tidak
berhubungan dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP. Faktor kedua yang diduga menyebabkan mata kuliah Media
Pembelajaran tidak berhubungan dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP adalah kurangnya waktu untuk berlatih.
Seperti pernyataan yang dimuat dalam situs http:www.hipwee.commotivasibakat-vs-kerja-
keras-mana-yang-lebih-penting-untuk-kesuksesan, Gladwell
menyatakan penting mendedikasikan waktu minimal 10.000 jam untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berlatih jika seseorang ingin menjadi ahli dalam bidang tertentu. Berlatih bukanlah melakukan sesuatu satu kali, lalu merasa bagus dan
berhenti. Dalam silabus mata kuliah Media Pembelajaran hanya mengalokasikan 2 jam pertemuan setiap minggunya selama satu
semester sehingga jelas terlihat kurangnya mahasiswa yang menjadi ahli di mata kuliah tersebut. Dengan demikian, waktu untuk berlatih sangat
diperlukan dalam mengembangkan bakat. Dalam praktiknya, waktu yang disediakan dalam bentuk Sistem Kredit Semester SKS pada mata
kuliah Media Pembelajaran dinilai tidak cukup untuk berlatih sehingga, banyak mahasiswa yang kurang ahli di mata kuliah tersebut.
Faktor ketiga adalah mahasiswa tidak serius dalam mengisi kuesioner. Ketidakseriusan ini dibuktikan dari total 250 responden
hanya 160 responden atau sebesar 64 yang tidak mengisi penuh kuesioner pada bagian kreativitas pedagogi. Banyaknya responden yang
tidak mengisi penuh kuesioner akan membuat skor bakat keguruan mahasiswa menjadi rendah. Di sisi lain, hal ini juga menyebabkan
peneliti tidak dapat mengukur bakat keguruan mahasiswa secara maksimal.
74
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab V mengenai “Hubungan Mata Kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks dan Mata
Kuliah Media Pembelajaran dengan Bakat Keguruan Mahasiswa FKIP”, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Mata kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks berhubungan dengan
bakat keguruan mahasiswa FKIP. Hal ini dibuktikan dengan nilai Sig. 2-tailed sebesar 0,012
α yaitu 0,05 sehingga H0
1
ditolak. Adapun nilai Correlation Coefficient
Spearman’s rho sebesar +0,168. menunjukkan hubungan positif yang sangat tak berarti dalam hubungan
mata kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP.
2. Mata kuliah Media Pembelajaran tidak berhubungan dengan bakat
keguruan mahasiswa FKIP. Hal ini dibuktikan dengan nilai Sig. 2- tailed sebesar 0,553
α yaitu 0,05 sehingga H0
1
diterima. Adapun nilai Correlation Coefficient
Spearman’s rho sebesar -0,038 menunjukkan hubungan negatif tak berarti dalam hubungan mata kuliah
Media Pembelajaran dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP. Namun, hubungan tersebut tidak signifikan.
B. Saran
Saran yang disampaikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah:
1. Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, calon mahasiswa yang akan masuk di FKIP hendaknya mempunyai potensi dalam bidang
keguruan. Potensi tersebut akan membuat mahasiswa menjadi lebih mudah dalam mengembangkan bakat keguruannya melalui berbagai
mata kuliah yang ditawarkan oleh FKIP. Di sisi lain, proses pelaksanaan pembelajaran untuk mata kuliah keguruan baik bila diselenggarakan
oleh FKIP agar ada kualitas pembelajaran yang sama untuk seluruh program studi. Pada mata kuliah pembelajaran tersebut ada muatan-
muatan yang seragam bagi seluruh program studi di FKIP, sementara untuk muatan khusus diselenggarakan oleh masing-masing program
studi tersebut. 2.
Kepada Dosen Sebaiknya dosen serius dalam menyikapi bakat keguruan
mahasiswa, dengan cara dosen membuat tujuan pembelajaran untuk mengembangkan bakat keguruan mahasiswa pada silabus di berbagai
mata kuliah yang ditawarkan FKIP. Di sisi lain, dosen memberikan waktu lebih pada mahasiswa untuk berlatih membuat media
pembelajaran, menyusun kurikulum dan buku teks. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kepada Mahasiswa
Demi tercapainya keberhasilan mahasiswa di bidang akademik, mahasiswa diharapkan lebih serius dalam kegiatan perkuliahaan. Hal
tersebut dapat ditunjukkan dengan kehadiran pada perkuliahan, kemauan untuk membaca materi, kemauan mengerjakan tugas yang
diberikan dosen, dan kemauan mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Keseriusan mahasiswa akan memberikan dampak berupa
kesempatan untuk mengembangkan diri secara maksimal agar potensi keguruan dapat tumbuh dan terasah dengan baik.
C. Keterbatasan
1. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Peneliti
kesulitan untuk mengambil kembali kuesioner yang dibawa pulang oleh responden. Hal ini disebabkan kurangnya komunikasi yang terjalin
antara pihak peneliti dengan responden. Di sisi lain, kemungkinan responden tidak bersungguh-sungguh dalam mengisi kuesioner. Jika hal
ini terjadi maka akurasi data dan hasil temuan kurang optimal.
2. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari mata
kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks dan mata kuliah Media Pembelajaran. Peneliti tidak menguji variabel bebas lain yang
kemungkinan memiliki hubungan dengan bakat keguruan mahasiswa
FKIP.
3. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalami
suatu kasus pada satu unsur tertentu, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan di luar kasus tersebut. Oleh sebab itu, hasil
penelitian ini hanya berlaku untuk mahasiswa FKIP angkatan 2013 di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
78
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., Asrori, M. 2005. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. _________. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Ekonomi. 2012. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Danim, S., Khairil, H. 2011. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Depdiknas. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Djamarah, S. B. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, S. B., Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djohar, H. 2006. Guru Pendidikan Pembinaannya. Yogyakarta: CV. Grafika Indah.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama John, D. L. 1988. Media Pembelajaran: Dalam Proses Belajar Mengajar Masa
Kini. Jakarta: Depdikbud. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232 Tahun 2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Jakarta: Depdiknas.
Kustandi, C., Sutjipto, B. 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kusumah, W., Dwitagama, D. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Mardapi, D. 2012. Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Litera.
Martono, N. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.